Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deretan Buku Pemikiran Sukarno Termasuk Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

image-gnews
Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sukarno atau Bung Karno merupakan tokoh berpengaruh sepanjang Indonesia merdeka. Sukarno menjadi Presiden Republik Indonesia pertama dan berbagai gelar yang disandangnya.

Selain itu, Sukarno juga merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927 dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. 

Dilansir dari laman ANRI, pembelaannya tersebut membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Sukarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, Bung Karno kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Sebelumnya, Sukarno juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan, Sukarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok. Simak deretan buku tentang Sukarno berikut.

1. Nasionalisme, Islamisme, Marxisme

Buku ini berisi pemikiran-pemikiran orisinil Sukarno tentang berbagai hal, terutama menyangkut ideologi nasionalisme dan kemerdekaan. Buku ini merupakan terbitan IRCiSoD pada tahun 2021. Hasil pemikiran Soekarno dalam buku ini, yakni dulunya berlangsung dari 1928-1940 dan dimuat di berbagai surat kabar terutama Suluh Indonesia Muda dan Pikiran Rakyat. 

Dilansir dari iPusnas, boleh dikatakan bahwa pikiran-pikiran dalam buku inilah yang menjadi salah satu haluan jejak perjuangan Sukarno dalam menentukan masa depan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan persatuan.

2. Islam Sontoloyo: Pikiran-pikiran tentang Pembaharuan Pemikiran Islam

Buku ini diterbitkan Seratpena pada Bandung 2010 kemudian  Basabasi pada 2017 lalu dan isinya merupakan buah pikiran dari Sukarno. Selain dikenal sebagai Sang Proklamator, Presiden Pertama RI dan berbagai gelar yang disandangnya kemudian, Sukarno juga merupakan seorang pemikir dan intelektual Islam. Pikiran-pikirannya tentang pembaruan pemikitan Islam sangat berharga bagi khazanah pemikiran Islam di Indonesia.

Dilansir dari Perpusnas, Islam Sontoloyo dan beberapa tulisan lain yang ada dalam buku ini, merupakan pikiran-pikirannya yang paling ekstrem dalam menggugat cara berpikir umat Islam Indonesia. Tulisan tersebut tidak saja menggemparkan dunia Islam Indonesia ketika itu, tetapi telah menimbulkan polemik dengan tokoh-tokoh Islam, terutama dengan Mohammad Natsir yang berlangsung sepanjang tahun 1930 - 1935. Polemik dengan M. Natsir tersebut diakui sebagai polemik yang nyaris belum ada tandingan bobotnya dalam sejarah polemik di Indonesia.

3. Soekarno, Komunis, dan Fasis Orba

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Buku ini merupakan tulisan dari Wilson Obrigados, dan diterbitkan oleh Intrans Publishing dengan bekerja sama pula dengan Social Movement Institute. Buku ini merupakan kumpulan tulisan Wilson di tahun 1991 hingga 2013. Tulisan tertua dalam rentang 22 tahun tersebut, merupakan tulisan bersama Wilson dan Hilmar Farid dalam Seminar Mahasiswa Sejarah Nasional di Padang, Mei 1991. Sementara tulisan termuda nya, berisi sebuah tulisan tentang Soekarno yang diterbitkan di majalah Prisma edisi khusus pada bulan Juni 2013.

Dilansir dari laman Open Library Telkom University, buku Soekarno, Komunis, dan Fasis Orba, terdiri dari 10 tulisan Wilson yang mengangkat beragam topik berlatar kesejarahan. Dari keseluruhan topik yang ada, dapat di tarik 4 buah arus besar tulisan Wilson dalam buku tersebut, yaitu; Pergerakan Kemerdekaan, Soekarno, Komunis, dan Fasis Orba. 

4. Pokok-Pokok Ajaran Marhaenisme Menurut Bung Karno

Buku ini diterbitkan oleh Media Pressindo, Yogyakarta pada 2014. Buku ini menguraikan mengenai pokok-pokok ajaran Marhaenisme yang merupakan buah pemikiran dari Presiden Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno. 

Dikutip dari laman Perpustakaan Universitas Andalas, dalam buku terdiri dari enam bagian yang masing-masing membahas mengenai maklumat dari bung Krno kepada kaum marhaen di Indonesia, marhaen dan proletar, demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, marhaen dan marhaeni, asa, asas perjuangan, dan taktik. 

5. Sukarno, Tiongkok, dan Pembentukan Indonesia (1949-1965)

Buku ini diterbitkan oleh Komunitas Bambu dan ditulis oleh Hong Liu. Dikutip dari laman Komunitas Bambu, buku ini membahas hubungan politik antara Indonesia dengan Tiongkok, dan Sukarno dengan Mao Tse Tung beserta sebab musababnya hingga implikasinya terhadap pembentukan negara Indonesia. Buku ini lebih memfokuskan pada citra Tiongkok yang kompleks dan berubah-ubah selama era Sukarno.

Dilansir dari laman Balai Buku Progresif, buku Hong Liu bukan hanya buku sejarah biasa dan bukan pula buku populer yang mudah dibaca. Akan tetapi, hal-hal yang dipaparkannya sangat penting bagi intelektual Indonesia, karena melalui kajiannya tersebut, kita bisa melihat kembali cita-cita kebangsaan kita, kesalahan-kesalahan masa lalu yang kita buat, serta kemungkinan-kemungkinan masa depan yang bisa kita rangkai kembali sebagai sebuah visi nasional. 

Selain itu, buku ini juga sesuai dan membantu dalam memungkinkan pemahaman tidak hanya perkembangan hubungan antara Tiongkok dan Indonesia, tetapi juga bagaimana orang Indonesia melihat perkembangan negara mereka sendiri baik di masa lalu maupun masa kini.

Pilihan Editor: 67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

6 jam lalu

Ilustrasi ibu membaca bersama anak. Pixabay.com
Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

Kemandirian merupakan kemampuan yang dapat dilatih sejak dini. KemenPPPA mengajak orang tua menumbuhkan kemandirian anak lewat membacakan buku cerita.


Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

1 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX. Dok. Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

Sultan Hamengkubuwono IX menyumbang 6,5 juta gulden untuk Indonesia melalui Sukarno. Dana itu dijadikan kas negara di awal kemerdekaan RI.


Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

1 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.


Profil Sri Rahayu, Caleg Terpilih PDIP yang Mundur agar Cucu Sukarno Dapat Kursi DPR

2 hari lalu

Caleg terpilih Dapil Jatim VI, Sri Rahayu, yang diminta mundur oleh DPP PDIP. Foto: Instagram @dra_srirahayu217_pdiperjuangan
Profil Sri Rahayu, Caleg Terpilih PDIP yang Mundur agar Cucu Sukarno Dapat Kursi DPR

Caleg terpilih dari fraksi PDIP Sri Rahayu mengundurkan diri agar Romy Soekarno bisa melenggang ke senayan. Siapa itu Sri Rahayu?


Gagasan Angkatan Kelima PKI yang Ditentang TNI AD, Pemicu Peristiwa G30S?

2 hari lalu

DN Aidit saat memberikan sambutan pada ulang tahun ke-5 Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands) di Berlin (1958). wikipedia. org
Gagasan Angkatan Kelima PKI yang Ditentang TNI AD, Pemicu Peristiwa G30S?

Penyebab G30S masih samar hingga hari ini, tapi sebelum meletusnya peristiwa tersebut muncul gagasan Angkatan Kelima dari PKI yang ditentang TNI AD.


Romy Soekarno Melenggang ke DPR Usai Arteria Dahlan dan Sri Rahayu Mundur, Simak Profilnya

3 hari lalu

Romy Soekarno. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
Romy Soekarno Melenggang ke DPR Usai Arteria Dahlan dan Sri Rahayu Mundur, Simak Profilnya

Cucu Mantan Presiden Sukarno, Romy Soekarno melenggang ke DPR usai Sri Rahayu dan Arteria Dahlan mundur. Ini profil anak Rachmawati Soekarnoputri.


Arteria Dahlan Bersedia Mundur dari Caleg DPR demi Keluarga Besar Bung Karno

4 hari lalu

Politikus PDIP Arteria Dahlan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 30 September 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Arteria Dahlan Bersedia Mundur dari Caleg DPR demi Keluarga Besar Bung Karno

Pengunduran diri Arteria Dahlan memberi karpet merah kepada cucu mantan Presiden Sukarno, Hendra Rahtomo alias Romi.


3 Pemeran Utama dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

4 hari lalu

Film Pengkhianatan G 30 S-PKI
3 Pemeran Utama dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

Sebagai peringatan peristiwa G30S 1965, beberapa stasiun televisi Indonesia menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI .Siapa pemeran utamanya?


Serba-Serbi Film Pengkhianatan G30S/PKI, Sutradara Arifin C. Noer: Benar-benar Gila. Edan!

4 hari lalu

Sejumlah warga menonton film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI di markas Kodim 1304 Gorontalo, Gorontalo (20/9). Pemutaran film itu bertujuan untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat agar mengenal sejarah bangsa. ANTARA FOTO
Serba-Serbi Film Pengkhianatan G30S/PKI, Sutradara Arifin C. Noer: Benar-benar Gila. Edan!

Film Pengkhianatan G30S/PKI merupakan salah satu film fenomenal yang pernah di buat di negeri ini. Berikut serba-serbi pembuatan film ini.


Kata Sumarsih soal Rencana Penyematan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto

5 hari lalu

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) Sumarsih, Ibu Korban Penembakan Tragedi Semanggi I saat mengikuti aksi Kamisan ke-823 memperingati Hari Keadilan Internasional (World Day for International Justice) di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024. TEMPO/Subekti.
Kata Sumarsih soal Rencana Penyematan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto

Sumarsih merespons soal rencana penyematan gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.