TEMPO.CO, Jakarta - Nama Slank menjadi perbincangan di twitter setelah mereka secara resmi merilis lagu Polisi yang Baik Hati pada 14 Juli 2023 lalu.
"Single terbaru Slank berjudul 'Polisi Yang Baik Hati' yang dipersembahkan untuk Kepolisian Republik Indonesia dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-77," tulis akun Instagram @slankdotcom, dikutip Senin, 17 Juli 2023.
Dikutip dari akun YouTube-nya, lagu tersebut pertama kali dibawakan pada HUT Bhayangkara ke-77 tahun di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Lagu Polisi yang Baik Hati menjadi persembahan Slank untuk Kepolisian Republik Indonesia.
Namun, lagu tersebut banyak dikritik oleh beberapa orang di media sosial karena banyak yang menganggap tidak seperti Slank dulu yang kritis kepada pemerintah dan menyuarakan kaum pinggiran.
Salah satu fans dengan akun @valdino_axt menuliskan,“Ini Slank kenapa jadi kacau banget ya? Setelah album ‘Slankisme’ ekspektasi gua ke mereka udah rendah banget loh. Tapi, ini udah bener-bener di bawah ekspektasi gua banget. Gua dan bokap gua sebagai fans mereka dari dulu malu banget mereka bisa bikin lagu kayak gini.”
Awal mula terbentuknya band Slank?
Dilansir dari situs resmi Slank, band Slank berdiri pada 1983 di Jakarta yang pada mulanya memiliki 5 anggota. Formasi pertamanya adalah Bimbim (drum), Denny BDN (Bass), Bongky (gitar), Kiki (gitar), dan Erwan (vocal). Penampilan pertama dengan nama Slank dilakukan di Universitas Nasional Jakarta.
Dari tahun 1983 sampai 1989, Slank bergonta-ganti formasi yang kemudian menemukan Kaka sebagai vokalis, yang merupakan sepupu dari Bimbim.
Slank kemudian merilis album pertama pada 1990 dengan judul Suit – Suit… He-He… (Gadis Sexy). Album tersebut laris di pasaran dan membuat Slank berhasil meraih penghargaan album dengan penjualan terbaik tahun 1990-1991 dalam BASF Awards.
Di album kedua, Slank memberikan dua lagu hits yang kemudian menjadi ikon band Slank, yakni Terlalu Manis dan Mawar Merah. Lagi-lagi album ini menerima penghargaan sebagai album dengan penjualan terbaik tahun 1991-1992.
Mulai mengenal narkoba
Banyaknya tawaran manggung di berbagai belahan Indonesia, membuat nama Slank populer. Slank juga kerap mendapatkan panggilan tampil di Bali, sekaligus membuat Slank mengenal narkoba di pulau Dewata tersebut. Hal ini membuat album ketiga Slank agak lama dirilis, meskipun berhasil rilis pada 1993 berjudul Piss!.
Setelah lepas dari label, Slank diselimuti narkoba. Meskipun begitu, band yang bermarkas di Gang Potlot ini masih bisa merilis album ke-4 dan ke-5. Namun, lama kelamaan pengaruh narkoba memperburuk kondisi internal band Slank. Band ini pun sempat hanya berisikan Kaka dan Bimbim, akibat personel lain dipecat.
Dari keterpurukan tersebut, pada 1998 Slank kembali merilis album ke-7 dengan judul Tujuh. Album ini sekaligus memperkenalkan formasi baru Slank yakni Abdee Negara dan Ridho yang memutuskan bergabung. Album tersebut sukses dan berhasil terjual sebanyak satu juta copy hanya dalam hitungan minggu.
Slank kemudian merilis album Mata Hati Reformasi yang membuat band ini mulai berani mengkritik sistem pemerintahan saat itu. Salah satu lagu yang paling fenomenal dan tajam adalah lagu berjudul aktor intelektual yang menceritakan tentang rakyat Indonesia yang diinjak oleh pejabat yang korup.
Berhenti Narkoba mengenal Politik
Album Mata Hati Reformasi bisa dibilang menjadi tonggak Slank dalam menciptakan lagu-lagu yang kiritis terhadap kebijakan pemerintah. Namun, kiprah aktivisme Slank tidak hanya berhenti di situ. Setelah merilis album Virus pada 2002 sekaligus menjelaskan bahwa mereka telah bersih dari narkoba, Slank semakin berani berkiprah di dunia politik.
Puncaknya, pada 12 Juni 2014, Slank memutuskan untuk mendukung Joko Widodo sebagai Calon Presiden. Slank secara sukarela juga menciptakan sebuah lagu berjudul “Salam 2 Jari” yang sekaligus menjadi nomor urut Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat itu.
Abdee Negara yang kala itu menjadi bassist Slank, juga menjadi inisiator Konser Salam 2 Jari untuk mendukung Presiden Joko Widodo. Selepas Jokowi menjadi presiden, Abdee Negara kemudian mendapatkan jabatan Komisaris Independen PT Telekomunikasi Indonesia yang juga sempat ramai diperbincangkan saat itu.
Pilihan Editor: Dulu Slank Dipuja, Kini Dihujat dan Muncul Tagar Miris