TEMPO Interaktif, Jakarta: Malam terus beranjak. Dengan kemeja putih berbalut jas hitam, Levi Gunardi, 33 tahun, menghadap tuts piano. Anting bulat bergelayut di daun telinga kiri. Kadang ia tersenyum untuk mengendurkan ketegangan. Sesekali ia menarik napas dalam-dalam saat irama berhenti sejenak, lalu berpacu lagi dengan pergulatan nada yang kian rumit.
Sabtu malam lalu di Komunitas Salihara, Jakarta, Levi membuka pertunjukan pianonya dengan Andante Spianato & Grand Polonaise, Op 22, karya Frederick Chopin (1810-1849). Karya ini terdiri atas dua bagian dengan pembukaan diiringi "spianato" (berputar-putar), lalu bertepi pada kumandang heroik.
Selanjutnya, dua karya Franz Liszt (1811-1886), yaitu Les Jeux Deaux A La Villa Deste dan Hungarian Rhapsody No. 2. Hungarian Rhapsody No. 2 berkisah tentang kehidupan kaum gipsi di Hungaria. Karya ini tak asing lagi karena sering mengiringi film kartun Tom and Jerry dan Bugs Bunny.
Prelude in c minor, po 3 No. 2 karya Sergei Rachmaninov (1 April 1873-28 Maret 1943) menjadi nomor terakhir di babak pertama. Rachmaninov seorang komposer sekaligus pianis dan konduktor Rusia.
Kobaran jiwa muda dan nasionalisme Levi diperlihatkan pada babak kedua. Babak ini terasa lebih Indonesia. "Irama klasik tak harus dimainkan dari karya-karya asing, bahkan sebenarnya banyak budaya kita yang berpotensi dinikmati secara klasik," kata Levi.
Nomor Variations Based on Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki, yang versi piano dan orkestranya dibuat Joko Lemahz alias Joko Suprayitno asal Yogyakarta, "dipermak" jadi resital piano tunggal ala Levi.
Selanjutnya, melodi beranjak pada nomor milik Mochtar Embut (1934-1974), berjudul Kamadjaja. Komposisi asli Embut membawa suasana Jawa lewat lakon pasutri Barata Kamajaya dan istrinya, Dewi Kamaratih. Sebuah lambang kerukunan rumah tangga.
Menjelang pengujung pertunjukan, nada-nada The Dancer mengalun. Nomor itu seolah mengumandangkan kerinduan seorang penari tradisional tentang eksistensi diri. Dramatis dan penuh semangat. Pengorbanan sang penari lalu bermuara pada anugerah yang megah.
Nomor ini memang bercerita tentang penari Bali yang menjadi pemeran utama sebuah pertunjukan. The Dancer adalah karya Levi yang terus mengalami penyempurnaan selama 12 tahun (1992 hingga 2004). Notasinya terus berubah-ubah.
Die Fledermaus karya Johann Strauss benar-benar menjadi kunci pertunjukan. Lengkap sudah delapan nomor yang dimainkan Levi. Malam makin larut.
AGUSLIA HIDAYAH