TEMPO.CO, Jakarta - Film-film yang diproduksi dalam dunia perfilman tidak selalu benar-benar murni bagian dari proses alur cerita yang khusus. Namun, adakalanya sebagai hasil adaptasi sebuah novel best seller yang sudah memiliki pasar pembeli yang cukup ramai dan setia.
Menjadikan novel sebagai adaptasi alur cerita film disebut dengan ekranisasi. Di mana sebuah visualisasi juga tidak kalah ampuhnya membawa penonton di alam cerita yang dikemas. Di Indonesia sendiri, setiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari perfilman nasional. Bahkan, menobatkan Usmar Ismail sebagai pelopor perfilman Indonesia. Berikut rekomendasi film adaptasi dari novel best seller mulai dari kisah cinta hingga perjuangan gender.
1. Balada Si Roy
Balada Si Roy disutradarai oleh Fajar Nugros dan diadaptasi dari novel Balada Si Roy karya Gol A Gong tanpa ubahan nama. Film ini ditayangkan terlebih dahulu di Jakarta Film Week 2022 hingga Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2022 sebelum penayangan serempak secara nasional. Alur yang dibawa dalam film adaptasi novel ini fokus pada kehidupan Roy yang diperankan oleh Bio One. Ia adalah seorang pemuda yang tengah mencari arti jati dirinya. Roy juga akrab dengan Joe, anjing kesayangan hingga ia dipertemukan dengan geng Borsalino.
2. 5 Centimeter (5 cm)
Film 5 cm tayang tahun 2012 berhasil membawa kisah haru bagi setiap penonton yang menikmatinya. Novel 5 centimeter sebagai sumber karya film ini juga sangat populer dan membawa impak bagi pendakian Indonesia. Novel karya Donny Dhirgantoro berlatar belakang Gunung Semeru dengan menguji kesetian tali persahabatan lima pemuda. Dengan karakteristiknya masing-masing, Gunung Semeru-lah yang menjadi saksi betapa kuat dan setianya persahabatan mereka.
3. Yuni
Kali ini adalah film produksi murni bukan hasil adaptasi. Sebaliknya, justru film Yuni inilah yang menginspirasi Ade Ubaidil untuk menulis kisah Yuni versi novelnya. Keberanian dalam mengangkat hal-hal stigma sosial masyarakat tentang perempuan membuat film ini diakui internasional melalui penghargaan. Jadi, Anda pun patut menikmati cerita Yuni versi film maupun novel.
Singkat cerita, film Yuni menyoroti budaya patriarki yang memaksa perempuan melakukan pernikahan dini. Yuni adalah gadis SMA yang ingin melanjutkan belajar hingga perguruan tinggi. Namun, masyarakat di sekitarnya mulai mencibir. Hal tersebut pun semakin parah ketika Yuni menolak 2 lamaran dari pria. Untunglah Yuni memiliki sahabat-sahabat yang saling mendukung dengan baik untuk memulihkan gejolak hati akibat stigma ini.
4. Thank You Salma
Film trilogi Dear Nathan ini adalah sebuah penutupan dari kisah cinta Nathan dan Salma. Keseruan semakin datang dengan bahasan kekerasan seksual yang diselidiki kasusnya oleh Nathan. Sebagai aktivis kampus, membuat Nathan diam-diam menjadi semakin kritis dan berbeda pandangan dengan Salma. Pada akhirnya, kisah cinta sejoli sejak SMA ini berakhir karena hadirnya Afkar yang dikagumi oleh Salma.
5. Imperfect
Rekomendasi film Indonesia yang diadaptasi dari novel terkenal juga termasuk film Imperfect. Film tentang membangun kepercayaan diri ini sudah rilis sejak 2019 dan dibintangi oleh Jessica Mila sekaligus Reza Rahadian. Jessica sebagai Rara anak dari Debby seorang model. Namun, tubuh Rara tidak semenarik ibunya sehingga ia sering dilecehkan. Hal tersebutlah yang mengubah Rara melakoni perubahan demi diakui. Akhirnya, ia hanya menerima kesulitan dan tidak punya pilihan lain selain bersyukur.
6. Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya sutradara Edwin telah meraup Golden Leopard. Penghargaan tersebut adalah penghargaan jempolan dalam Festival Film Locarno Swiss tahun 2021. Prestasi film ini juga tidak lepas dari peran Eka Kurniawan, penulis novel. Ajo Kawir yang dibintangi oleh Marthino Lio digambarkan sebagai sosok jagoan yang impoten, tetapi hobi bertarung. Dalam film adaptasi Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, Anda akan melihat betapa beraninya film ini mengangkat isu-isu sosial secara vulgar.
7. Laut Bercerita
Film pendek Laut Bercerita karya sutradara Pritagita Arianegara ini diadaptasi dari novel yang berjudul sama karya Leila S. Chudori. Salah satu yang diangkat dalam Laut Bercerita adalah sejarah tragedi 98. Film sejarah rasanya tidak sedap ditonton tanpa kehadiran Reza Rahadian. Di sini, Anda juga akan menemui sosok Biru Laut yang dilakoni oleh Reza sebagai aktivis 98 zaman Orba. Saat bersuara lantang bersama tiga temannya, mereka ditangkap dan dikurung dalam sebuah sel terpisah. Berkat tragedi pelanggaran HAM yang tidak ada kepastian hukum ini menginisiasi para aktivis untuk melakukan aksi Kamisan hingga sekarang.
ALFI MUNA SYARIFAH