Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teater Satu Lampung Tampil di JILF 2022, Penonton Pikirkan Nasib Pelaku Tradisi Saat Ini

image-gnews
Penampilan Teater Satu Lampung di Jakarta International Literary Festival pada Ahad 23 Oktober 2022. Tempo/Ima Dini Shafira
Penampilan Teater Satu Lampung di Jakarta International Literary Festival pada Ahad 23 Oktober 2022. Tempo/Ima Dini Shafira
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teater Satu Lampung memberikan kejutan dalam gelaran Jakarta International Literary Festival atau JILF 2022 . Menampilkan pertunjukan realisme ala Stanislavsky, mereka membawa penonton untuk berpikir akan sastra, tradisi, hingga filsafat.

Kelompok teater yang didirikan pada 1996 ini tampil membawakan lakon berjudul Warahan Selip: Malam Ini Aku Tak Ingin Sendiri. Pertunjukan mereka diadakan di Wahyu Sihombing Teater Taman Ismail Marzuki pada Ahad, 23 Oktober 2022.

Penonton sudah dibawa terpaku saat kelima pemain mulai naik ke atas panggung. Mereka yang tampil seperti orang grogi membuat penonton berpikir pertunjukan seperti apa yang mereka mainkan. Bahkan penonton seperti dibuat bingung pertunjukan ini sudah mulai atau belum. Para pemain mengenakan pakaian formil seperti Aparatur Sipil Negara. Hal ini makin membuat penonton kebingungan. Dengan dialek khas Lampung mereka menampilkan pertunjukan yang satir akan kondisi kesenian tradisi yang terjadi pada saat ini.

Mereka pun duduk di atas tikar pada panggung yang di sana sudah tergelar gambus, gitar, jimbe, rebana, kacang rebus, kopi, dan rokok. Mereka pun lalu memainkan musik dan tradisi sastra tutur Lampung saat pertunjukan. Lalu diselingi perdebatan filsafat antar pemain dengan dialog yang kocak hingga membuat terpingkal-pingkal.

Sang sutradara Iswadi Pratama mengungkapkan bahwa pertunjukan kali ini memang ditampilkan khusus untuk gelaran JILF 2022. Mereka menampilkan narasi ini sebagai bentuk kritik dan respon akan pergolakan festival sastra yang ada di Indonesia saat ini.

Dalam pertunjukan ini Iswadi mengungkapkan harapannya akan pemberian ruang terhadap pelaku kesenian daerah pada acara-acara sastra. Meski begitu, ia juga mengkritisi pelaku tradisi untuk tidak kaku pada modernisasi yamg terjadi.

"Problemnya itu kan ada juga, gesekan itu emang sudah ada. Jadi kita bukan berpihak pada sastra modernnya atau tradisinya. Kita cuma mau menyampaikan kalau problem ini ada loh. Di lingkungan seni tradisi ini ada. Kan asyik juga kalau dijadikan agenda diskusi. Kita berbicara tentang sastra hari ini, tentang isu yang cukup luas, tapi ada isu-isu yang ada di dekat kita harus ada juga yang dibicarakan," kata Is saat ditemui setelah pertunjukan .

Ia menilai saat ini banyak pelaku sastra yang berbicara mengenai isu luas, namun abai terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka. Hingga para pemain tradisi pun terkesan tidak diberi ruang pada festival-festival besar.

Masalah ini diungkapkan Iswadi tidak hanya terjadi di sastra tutur Lampung. Para pelaku wayang dan ludruk di Jawa pun terkesan mendapat stigma seperti itu. Masalah inilah yang menjadi pemantik pertunjukan yang ditampilkan Teater Satu pada Ahad malam.

"Harapannya kita ingin festival-festival sastra kayak JILF ini memberi ruang juga bagi sastra -satra tutur, tradisi. Karena itu juga bagian yang hidup di tengah masyarakat kita, dan ikut membangun kultur bangsa ini. Jadi saya kira kita nggak bisa mengesampingkan itu," ujarnya.

Iswadi mengungkapkan bahwa saat ini, ada banyak pelaku seni tradisi atau sastra tutur yang nasibnya sudah makin nggak jelas. Hal itu dikarenakan kurangnya ruang kepada para pegiat tradisi ini. "Kalau memang mendapat ruang ya pasti event-event formal gitu ya, seperti agenda pemerintah," ucapnya.

 Baca juga: Jakarta International Literary Festival 2022 Digelar di Taman Ismail Marzuki, Dimeriahkan Efek Rumah Kaca

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

 

 

 

 

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Asri Welas Dukung Pertunjukan Musikal Keluarga Cemara yang Akan Tayang Juni 2024

1 hari lalu

Teater Musikal Keluarga Cemara. Foto: Visinema.
Asri Welas Dukung Pertunjukan Musikal Keluarga Cemara yang Akan Tayang Juni 2024

Asri Welas merupakan salah-satu aktor yang bermain di film Keluarga Cemara pada 2018 dan sekuelnya di 2022.


Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

13 hari lalu

Perayaan adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman pada 1-3 Mei 2024. Dok. istimewa
Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.


Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

15 hari lalu

Pengunjung bersantai di salah satu pantai di Nusa Dua, Bali, pada libur Lebaran 2024 (Dok. ITDC)
Jadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi

Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.


Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

16 hari lalu

Teater Musikal Keluarga Cemara. Foto: Visinema.
Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.


Cerita Keluarga Cemara akan Dikemas Panggung Musikal, Ada 30 Show dalam Sebulan

16 hari lalu

Visinema, Indonesia Kaya, dan Teater Musikal Nusantara (TEMAN) akan mengemas Cerita Keluarga Cemara menjadi Teater Musikal yang akan digelar Juni-Juli 2024 mendatang. Para jajaran produser, sutradara dan kru menggelar Konferensi Pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat pada Selasa, 30 April 2024. Tempo/Yuni Rahmawati
Cerita Keluarga Cemara akan Dikemas Panggung Musikal, Ada 30 Show dalam Sebulan

Teater musikal dengan tajuk 'Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara' ini akan digelar selama hampir satu bulan.


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

27 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Kim Sae Ron Mundur dari Teater Dongchimi Sehari Setelah Diumumkan

30 hari lalu

Kim Sae Ron. Instagram/@ron_sae.
Kim Sae Ron Mundur dari Teater Dongchimi Sehari Setelah Diumumkan

Kim Sae Ron batal comeback dengan tampil sebagai pemeran di pertunjukan teater Dongchimi mendatang. Diduga karena kondisi mentalnya memburuk.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

30 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Kim Sae Ron akan Main Teater Dongchimi, Comeback Setelah Kasus DUI

30 hari lalu

Aktris Korea Selatan, Kim Sae Ron. Instagram/@ron_sae.
Kim Sae Ron akan Main Teater Dongchimi, Comeback Setelah Kasus DUI

Kim Sae Ron akan membintangi pertunjukan teater bulan depan setelah vakum dari dunia akting selama 2 tahun karena kasus DUI.


Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

30 hari lalu

Penari Seblang mengenakan omprok (hiasan kepala) dari janur, daun pisang muda, dan hiasan bunga segar untuk menutup kepala dan wajah. Tradisi ini digelar 15-21 April 2024 (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.