Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Puisi dan Karya Monumental Amir Hamzah

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Buku karya Amir Hamzah. Foto : Goodreads
Buku karya Amir Hamzah. Foto : Goodreads
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera atau biasa dikenal dengan nama Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia yang termasuk ke dalam angkatan Poedjangga Baroe.

Menurut H.B Jassin dalam Amir Hamzah : Radja Penjair Pudjangga Baru, secara keseluruhan Amir sudah menulis 50 puisis, 18 potongan puisi prosa, 12 artikel, 4 cerita pendek, 3 koleksi puisi, dan 1 buku. Di samping itu, Amir juga menerejemahkan 44 puisi, 1 bagian puisi prosa, dan 1 buku.

Tulisan-tulisan Amir sebagian besar diterbitkan dalam Poedjangga Baru dan sebagian lainnya diterbitkan dalam Timboel dan Pandji Poestaka. Dalam setiap karya-karyanya yang ditulis, Amir selalu mempertahankan identitas Melayunya.

Buku karya Amir Hamzah. Foto : Goodreads

Berbeda dengan rekan-rekannya, seperti Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane, Amir tidak memasukan simbol-simbol modernitas Eropa dalam karya-karyanya.

Karya-karya sastra yang ditulis oleh Amir banyak berkaitan dengan cinta dan menceritakan suatu konflik batin yang mendalam. Bahkan, dalam suatu cerpen ia pernah melakukan kritik terhadap pandangan tradisional bangsawan.

Salah satu karya Amir yang monumental adalah Njanji Soenji. Njanji Soenji adalah koleksi puisi pertama Amir yang diterbitkan dalam Poedjangga Baroe edisi November 1937. Njanji Soenji terdiri atas 24 puisi dan sajak empat baris tanpa judul. Dalam Njanji Soenji juga terdapat puisi Amir yang paling terkenal, yaitu “Padamu Jua”.

Selain Njanji Soenji, koleksi puisi Amir yang berjudul Boeah Rindoe juga termasuk ke dalam karya monumental. Koleksi puisi ini diterbitkan dalam Poedjangga Baroe edisi Juni 1941. Koleksi ini terdiri dari 25 puisi dan sajak empat barius tanpa judul. Boeah Rindoe adalah kumpulan puisi yang bertanggal 1928 hingga 1935 dan ditulis ketika Amir sedang berada di Jawa untuk menyelesaikan studinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Puisi-puisi ini mengungkapkan kerinduan Amir Hamzah terhadap kampung halamannya dan ia rangkai kerinduan tersebut dalam kata-kata yang indah dan puitis.

Baca juga : Titimangsa Pentaskan Kisah Amir Hamzah, Nyanyi Sunyi Revolusi

EIBEN HEIZIER

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

18 hari lalu

Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.


18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

18 hari lalu

Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

Sosok Pramoedya Ananta Toer telah berpulang 18 tahun lalu. Ini kisahnya dari penjara ke penjara.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

20 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

21 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo saat menghadiri acara Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.


Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

21 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.


Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

21 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.


Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

21 hari lalu

Joko Pinurbo/Foto: CANTIKA/Brigitta Innes
Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

Joko Pinurbo memiliki jiwa sosial yang tinggi termasuk terhadap perempuan dan kelompok marginal, termasuk saat masa pandemi.


Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

22 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo membaca puisi di makam Udin di Trirenggo, Bantul. Joko Pinurbo membaca puisi dalam acara ziarah ke makam Udin, bagian dari peringatan 19 tahun meninggalnya Udin yang digagas Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. TEMPO/ Shinta Maharani
Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca


Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

22 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo


Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

22 hari lalu

Suasana persemayaman penyair Joko Pinurbo di PUKJ Yogyakarta Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.