TEMPO.CO, Jakarta -Pada malam 8 Desember 1980, musisi legendaris Inggris John Lennon, mantan vokalis The Beatles mengembuskan napas terakhir setelah ditembak oleh fans fanatiknya di Gerbang The Dakota, kediaman John di New York City. Pembunuh John adalah Mark David Chapman, fans fanatik ini marah dengan gaya hidup mewah dan pernyataan Lennon pada 1966 yang mengatakan The Beatles "lebih populer dari pada Yesus."
Mengutip artikel History pada situs history.com, malam berdarah itu terjadi ketika Lennon memasuki gedung apartemen mewahnya di Manhattan, kemudian Mark Chapman menembaknya empat kali dari jarak dekat menggunakan senjata pistol revolver kaliber 38. Lennon seketika bersimbah darah dan dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal dalam perjalanan.
Usai menembak Lennon, Mark Chapman secara sukarela tetap berada di lokasi penambakan sampai polisi menangkapnya.
Padahal hanya dua bulan sebelum kematiannya, yakni pada 9 Oktober 1980, Lennon baru merayakan ulang tahun yang ke-40 bersama istrinya, Yoko Ono, dan putranya yang berusia lima tahun, Sean (yang kebetulan memiliki hari ulang tahun yang sama).
Hari itu, Ono memberi kejutan dengan menuliskan pesan di atas gedung apartmen mereka di Manhattan, pesan itu berbunyi "Selamat Ulang Tahun John & Sean - Love Yoko." Sementara pada November saat itu, John Lennon dan Yoko Ono telah merilis proyek kolaborasi Double Fantasy, dan hanya beberapa minggu sebelum kematiannya yang tragis.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Lagu Imagine John Lennon, Pesan Politik dengan Sedikit Madu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.