TEMPO Interaktif, Jakarta: Dakota Moss (Lindsay Lohan) tak sekedar mimpi buruk. Kengerian itupun serasa loncat dari ruang mimpi begitu ia berbangun. Betapa tidak, sekujur tubuhnya basah darah segar. Sebelah tangan dan kakinya terpotong tanpa sebab.
Moss pun berlari bak orang gila. Hendak mencari pertolongan sekaligus merangkai tanda tanya yang berharap jadi jelas. Tak kuat menahan derasnya darah yang mengocor, Moss pun terkapar di pinggir jalan dalam malam pekat.
Dalam film I Know Who Killed Me tersebut, Moss seharusnya mati. Ya, itulah yang biasa terjadi pada korban pembunuhan yang serupa cirinya dengan Moss. Beberapa gadis ditemukan bugil tak bernyawa dengan sebelah tangan dan kaki yang putus. Namun Moss ternyata masih hidup. Kepolisian menganggap ia adalah saksi kunci guna terkuaknya misteri berdarah tersebut.
Penuh kebimbangan, Moss dikelilingi sepasang suami isteri yang tak lain orang tuanya. Ia juga mendapat berondongan pertanyaan yang tambah bikin ia menyerngit. ?Aubrey Fleming, siapa yang hendak membunuhmu,? ujar seorang penyelidik kepolisian. Usaha Moss untuk meyakinkan orang tua Aubrey dan polisi bahwa dirinya adalah Dakota Moss harus berbuntut panjang.
Nyatanya memang benar. Meski Moss dan Fleming berwajah serupa, toh nasib mereka pun bak bumi dan langit. Moss dibesarkan dilingkungan kumuh pecandu narkoba. Ibunya tewas over dosis dan hanya meninggalkannya warisan USD 11. Kemiskinan itu membuatnya menjadi penari erotis di sebuah klub malam. Sedangkan Fleming, hidupnya begitu sempurna. Berkecukupan, cerdas, dan berprestasi.
Di tengah pergelutan mencari jawaban teka-teki yang terkesan dibuat rumit ini, penonton pun diarahkan antara percaya bahwa Moss adalah pembual atau memang dua gadis ini kembar. Sikap itu diperkuat dengan ketidakseriusan Moss menjawab pertanyaan polisi. Namun dibalik itu, Moss pun menyatukan puzzle masa lalu keping demi keping.
Di film berdurasi 105 menit ini, mitos tentang anak kembar identik tengah dibuat jadi kenyataan. Diceritakan bahwa, sepasang anak kembar dapat merasakan apa saja yang dirasakan pasangannya. Contoh kasus diberikan sang sutradara ketika Moss membuka internet. Tentang kasus misteri dua kembar ditemukan tewas bersama ditempat berbeda dengan luka yang serupa. ?Mungkinkah...?.
Mungkinkah, apa yang dialami Moss sebenarnya adalah imbas apa yang tengah terjadi dengan Fleming. Berbekal keyakinan itu, Moss pun mencari jawaban lewat orang tua Aubrey. Ditambah petunjuk-petunjuk gaib yang kadang dikemas sangat tidak masuk akal. Seperti ketika Moss melihat cermin yang memberi gambar tempat Fleming disekap.
Nampaknya, apapun bisa terjadi dalam film besutan sutradara Chris Sivertson. Dengan plot model film misteri tahun 1990an, I Know Who Killed Me memang tak sebagus film misteri X-Files atau I Know What You Did Last Summer. Karakter sipembunuh sadis tak dijelaskan gamblang dalam film Sivertson ini, hingga aura film terasa kurang tegang. Tapi, acungan jempol patut diberikan karena film ini pakai teknologi tingkat tinggi.
Kondisi sebelah kaki dan tangan Moss yang buntung diumbar ditiap adegan. Bahkan ketika ia bercinta dengan kekasih Fleming. Dan, wow, penonton pun bisa bergidik jika memang benar tangan dan kaki si cantik Lindsay Lohan ini benar-benar buntung. sungguh tipuan yang cadas.
Namun, buruk memang tak dapat ditutupi. Delapan penghargaan berkategori "Terburuk" pun mampir di film yang sudah duluan tayang di Amerika setahun lalu. Dalam ajang penghargaan Razzie Award 2008 film ini meraih penghargaan diantaranya pemenang aktris terburuk (untuk Lohan), sutradara terburuk, dan gambar terburuk.
Aguslia Hidayah
Judul : I Know Who Killed Me
Genre : Drama misteri
Durasi : 105 menit
Sutradara : Chris Sivertson
Pemain : Lindsay Lohan, Neal McDonough, Theo Kypri, Julia Ormond