Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bidadari dalam Kepompong

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif: Dua bidadari gundul terus mengepakkan sayap mereka. Mereka hendak mendarat ke bumi. Apa daya, harapan tak kunjung terwujud karena sebuah kepompong besar terus membelenggu, membuat mereka tak bisa keluar.

Sensasi ini dihadirkan perupa Heri Dono dalam pameran tunggal di Galeri Nasional, 6-16 Agustus 2008. Pameran bertajuk "Nobody's Land" ini menyajikan karya seni rupa dan instalasi Heri yang sebagian pernah dipajang di luar negeri.

Karya dua bidadari gundul tersebut diberi judul Flying in A Cocoon. Seni instalasi itu terbuat dari resin, kertas, besi, kain, bohlam, dan perangkat elektronik. Karya pesanan khusus Asia Society (2001) ini menyampaikan sebuah metafora tentang situasi kebebasan yang semu. Sebuah respons terhadap situasi euforia sosial-politik di Indonesia pada era pascareformasi.

Instalasi yang dihadirkan Heri Dono ini memang menggelitik sekaligus membikin pengunjung berdecak kagum. Setelah lekat memandangi bidadari-bidadari itu, pengunjung bakal tercengang melihat barong raksasa yang membelah sisi samping ruang pameran. Instalasi berjudul Kuda Barong yang dibuat pada 2001 ini berbahan bambu, karton, dan suara dari alat mekanik.

Karya ini pernah tampil pada 7th Sharjah Biennale (2005). Terinspirasi oleh mitologi umat Hindu di Bali, wujud barong merupakan singa yang menebarkan kebajikan dan kebenaran. Heri Dono tampak bermain dengan sinkretisme yang tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah, barong ini tampil dengan sayap-sayap lebar.

Dua karya ini dirasa menjadi mencerminkan tema yang diusung. "Karya Heri menampilkan berbagai narasi tentang perpindahan, migrasi, dan invasi manusia yang merupakan hasrat berkuasa yang paling purba," kata kurator pameran, Agung Hujatnikajennong.

Migrasi dan invasi ini tertera dalam guratan-guratan cat minyak di atas kanvas. Mari kita masuk lebih dalam ke ruang pameran untuk melihat lukisan besar berjudul The Last Sarimin. Tokoh utamanya adalah king kong dalam film King Kong yang diparodikan. Primata ini mengamuk di atas gedung bertingkat yang dikepung pesawat tempur karena kepunahan kawan-kawannya. Tangannya menggenggam pisang dan payung terbalik, sedangkan borgol kakinya telah lepas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

King kong ini menjadi perhatian Heri karena ia percaya tentang Pulau Tengkorak dalam film itu yang berlokasi di Samudra Hindia. Adapun kapal yang ditumpangi Ann Dwarrow, perempuan yang disukai si raja monyet, adalah kapal Indonesia yang konon menuju Surabaya.

Ada lagi yang disindir Heri ketika memandangi lukisan Penemu Bulan yang Pertama. Hadir sosok pewayang serupa gatotkaca berlagak astronot tengah meneropong bulan yang ditemani makhluk mirip kelinci. "Ini interupsi tentang klaim sains dan teknologi tentang penemuan," ujarnya dalam catatan di samping lukisan.

Menurut dia, imajinasi masyarakat dari kebudayaan lampau, seperti wayang dan legenda Nini Ateh, telah lebih dulu menemukan bulan dengan cara yang lebih arif. Selain itu, boleh juga menyimak lukisan berjudul Still Learning About the World, Tarzan Today, Going Away from Television.

Heri Dono adalah seniman kelahiran Jakarta pada 1960. Ia mengenyam pendidikan seni di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, pada 1980-1987. Karyanya kerap dipamerkan di luar negeri, seperti Asia-Pacific Triennial, Sao Paulo, Art Biennale, dan Biennale of Sydney. 

Aguslia Hidayah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.