TEMPO.CO, Jakarta - Andien Aisyah menggelar bazaar untuk penggalangan dana bagi korban asap di kawasan Riau. Ia mengemas acara donasi lewat konsep penjualan barang bekas layak pakai (preloved) bernama Setali yang digelar dari 20-22 September 2019 di Taman Kerinci, Kebayoran, Jakarta Selatan.
“Motivasi awalnya, aku berpikir bagaimana kita bisa mendukung gerakan sustainable fashion. Industri fesyen merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia,” tutur Andien di Taman Kerinci, Jumat 20 September 2019. “Salah satu caranya memberi barang preloved." Hal ini menurutnya turut memperpanjang usia suatu barang.
Selain untuk mengumpulkan donasi, kegiatan ini sebetulnya menjadi bagian langkah kepedulian Andien terhadap lingkungan dan industri fesyen. "Harapannya Setali ini bisa memberikan sumbangsih yang besar buat bumi ini, nyata untuk Indonesia, sebab aku ingin mengatasi permasalahan limbah fashion ini," ujar Andien di Jakarta, Jumat, 20 September 2019.
Lewat banyak referensi, Andien mengumpulkan sejumlah fakta soal berkembangnya industri fesyen yang sangat cepat rupanya turut berdampak buruk pada lingkungan selain tentu saja meningkatkan budaya konsumerisme. Orang memberi banyak baju yang biasanya hanya dipakai beberapa kali, lalu menunpuk di lemari pakaian. "Penumpukan yang terjadi bisa membuat baju cepat rusak, namun tidak cepat terurai. Akhirnya menjadi sampah dan berdampak negatif ke lingkungan," tutur Andien.
Akhir pekan ini, penyanyi Andien menggelar garage sale Setali sembari mengumpulkan donasi untuk korban asap. Acara berlangsung di Taman Kerinci, 20-22 September 2019
Misi itu tersebut sejalan dengan konsep decluttering yang kini sedang ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yakni memilah-milih barang sesuai dengan kebutuhan bukan sekadar keinginan semata.
Andien turut mengeluarkan sejumlah pakaiannya yang menurutnya sudah tak pernah ia kenakan namun masih sangat layak pakai. Ia juga mengajak sejumlah kawan dekat dan para pesohor untuk menyumbangkan pakaian bekas mereka. Hasil dari penjualan barang-barang tersebut seluruhnya akan disumbangkan lewat yayasan Hara untuk Indonesia.
Penggalangan dan penyaluran donasi bernama Setali ini sudah berganti nama ketiga kalinya. Mulanya berawal dari platform penggalangan dana Kitabisa.com, inisiasi ini bernama Sumbang.in hadir atas dasar kepedulian memenuhi keinginan para donatur yang ingin mendonasikan barang, bukan uang.
Tujuan besar inisiatif tersebut menjadi perpanjangan usia barang untuk ekosistem keberlanjutan. Yakni mengelola barang dari donatur lalu dijual kembali ke berbagai komersial platform dan acara cuci gudang. Hasil dari keuntungan dipergunakan untuk donasi kepada yayasan pendidikan.
Seiring waktu, Sumbang.in berganti nama menjadi Salur yang bermakna sebagai wujud perpanjangan tangan para donatur. Tak henti di situ, perombakan total pada sistem penerimaan donasi, pengolahan barang ,dan misi yang ingin dicapai membuat nama berubah menjadi Setali. “Kami mereformasi diri menjadi Setali, menyadur idiom lama Setali Tiga Uang, kami ingin menyelaraskan langkah untuk satu tujuan, untuk bumi.”