TEMPO.CO, Jakarta -Pekan ini, film Dilan 1990 masih mendominasi jaringan bioskop. Dilan 1990 menguasai separuh jumlah layar bioskop Indonesia. Karya Fajar Bustomi itu diputar di 700-an layar. Banyak yang memprediksi, Dilan 1990 akan mengubah tren film horor yang mewabah sepanjang tahun lalu. Apa komentar sutradara Dilan 1990, Fajar Bustomi?
Baca: Dilan 1990 Laris Manis, Iqbaal Ramadhan Kenang Adegan Tersulit
"Saya tidak berambisi membuat film dengan genre tertentu (dan menciptakan tren tertentu). Kalau beberapa sutradara berupaya mengikuti tren silakan, itu tidak bisa disalahkan. Kuncinya, menggarap film dengan tulus. Jangan termakan ambisi pribadi. Ketulusan itu akan dirasakan penonton juga," kata Fajar Bustomi di Jakarta, pekan ini.Susana lokasi syuting film Dilan 1990. (Foto: Arsip Pribadi Fajar Bustomi/Tabloidbintang.com)
Seperti diketahui tahun lalu, film Danur: I Can See Ghost secara mengejutkan mengumpulkan 2,7 juta penonton. Sukses itu diikuti Jailangkung (2,5 juta), The Doll 2 (1,2 juta), dan Mata Batin (1,2 juta). Yang paling mengejutkan tahun lalu, Pengabdi Setan memuncaki daftar film Indonesia terlaris dengan meraih 4,2 juta penonton. Diakui Fajar Bustomi, Pengabdi Setan menciptakan gelombang horor yang dahsyat.
"Namun jangan lupa juga di pengujung 2017, drama dan komedi masih memperlihatkan daya tarik yang kuat. Itu terbukti dengan Ayat-ayat Cinta 2 dan Susah Sinyal yang mengumpulkan 2 juta penonton lebih. Artinya, peluang genre di luar horor untuk merangkul berjuta penonton sebenarnya tetap tinggi," kata Fajar Bustomi yang ingin menyepi usai menggarap film Dilan 1990.