Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Sabtu, 30 Maret 2024 10:30 WIB

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud

TEMPO.CO, Jakarta - Membahas sejarah film nasional tidak terlepas dari peran Usmar Ismail. Pada 2021 lalu, Presiden Joko Widodo telah memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Usmar Ismail. Dia diberi gelar pahlawan karena perannya sebagai wartawan dan sutradara yang telah memberikan makna penting terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Profil Usmar Ismail

Usmar Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 20 Maret 1921. Dia merupakan anak dari Datuk Tumenggung Usmar Ismail dan Siti Fatimah. Usmar Ismail adalah adik dari Abu Hanifah yang juga dikenal dengan nama pena El Hakim.

Pendidikan Usmar Ismail berjalan lancar, dimulai dari HIS di Batusangkar, MULO di Simpang Haru, Padang, dan kemudian melanjutkan ke AMS di Yogyakarta. Setelah lulus dari AMS, Usmar melanjutkan pendidikannya ke University of California di Los Angeles, Amerika Serikat.

Bakat sastra Usmar Ismail sudah terlihat sejak SMP. Bersama teman-temannya, termasuk Rosihan Anwar, Usmar mencoba tampil dalam acara perayaan ulang tahun Putri Mahkota di Pelabuhan Muara, Padang. Meskipun gagal, peristiwa itu menunjukkan bakatnya dalam menyajikan tontonan yang unik dan mengesankan.

Advertising
Advertising

Setelah merantau ke Yogyakarta untuk SMA, Usmar semakin terlibat dalam dunia sastra dan aktif dalam kegiatan drama di sekolah. Dia juga mulai mengirimkan karangan-karangannya ke berbagai majalah.

Pada 1943, Usmar bersama abangnya dan rekan-rekannya mendirikan kelompok sandiwara Maya yang dikenal dengan pementasan sandiwara berdasarkan teknik teater Barat, yang dianggap sebagai awal teater modern di Indonesia.

Minat Usmar pada perfilman semakin serius. Dia sering berkumpul dengan teman-temannya di Yogyakarta untuk berdiskusi tentang film. Dia juga mulai terlibat dalam produksi film, seperti menjadi asisten sutradara dalam film "Gadis Desa" dan kemudian menyutradarai film-film seperti "Harta Karun", "Citra", "Darah dan Doa" (1950), "Enam jam di Yogya" (1951), "Dosa Tak Berampun" (1951), "Krisis" (1953), "Kafedo" (1953), "Lewat Jam malam" (1954), "Tiga Dara" (1955), dan "Pejuang" (1960).

Salah satu filmnya yang berjudul “Lewat Djam Malam” bahkan masih menerima berbagai penghargaan hingga hari ini. Pada Festival Film Asia Pasifik 1954, film tersebut memperoleh penghargaan sebagai Film Terbaik.

Film Darah dan Doa juga disepakati jadi tonggak perfilman nasional. Pengambilan gambar film itu ditetapkan jadi hari film nasional.

Tidak hanya itu, A.N. Alcaff dan Dhalia, dua pemeran dalam film tersebut, masing-masing memenangkan penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik. Bahkan, sutradara termasyhur Hollywood, Martin Scorsese memilih “Lewat Djam Malam” sebagai salah satu film yang akan direstorasi dalam proyek Criterion Collection 2020.

Usmar Ismail meninggal pada 2 Januari 1971 karena stroke. Namanya diabadikan sebagai pelopor perfilman Indonesia dengan diresmikannya Pusat Perfilman Usmar Ismail di Jakarta.

ANANDA BINTANG | BANGKIT ADHI WIGUNA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Pilihan Editor: Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Berita terkait

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

1 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

11 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

12 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

12 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

14 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

23 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

31 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

41 hari lalu

Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

Sandiaga mengatakan, kemajuan film Indonesia bisa dilihat dari angka penonton yang setiap tahun melampaui target.

Baca Selengkapnya

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

43 hari lalu

Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film

Baca Selengkapnya

Hari Film Nasional, Reza Rahadian Ingin FFI Jaga Marwah dan Netralitas

44 hari lalu

Hari Film Nasional, Reza Rahadian Ingin FFI Jaga Marwah dan Netralitas

Di momen Hari Film Nasional, Reza Rahadian berharap siapa pun yang akan menggantikannya bisa membawa kebaikan bagi film Tanah Air.

Baca Selengkapnya