Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal Toleransi di Pentas Wayang Bocor

Pementasan Wayang Bocor di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 17 Juli 2017. TEMPO/Dian Yuliastuti
Pementasan Wayang Bocor di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 17 Juli 2017. TEMPO/Dian Yuliastuti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah manggung di New York, North Carolina dan Los Angeles Amerika Serikat, Wayang Bocor kembali ke tanah air untuk mementaskan lakon Semelah (God Bliss). Seni pertunjukan yang diinisiasi seniman Eko Nugroho sebelumnya mementaskan lakon ini di Yogyakarta, Riau dan Jakarta pada Jumat, Ahad dan Senin (14, 16,17 Juli 2017) di @America dan Teater Kecil Taman Ismail Marzuki.

Ritual kenduri yang dipimpin Pak Kaum (Gunawan Maryanto)  menjadi pembuka pentas, membuka ritual dengan tembang Ilir-ilir. Dengan dialog rakyat yang mengundang tawa, mereka menyentil persoalan yang ada.  Hingga kemudian layar menampilkan bayangan rumah-rumah pedesaan disiram cahaya bulan. Beberapa orang yang mengikuti kenduri melihat kelebatan bayangan orang berpakaian seperti ninja, melompat-lompat di atas wuwungan rumah.

Itulah si Maling Aguno yang mengangkut banyak barang dan membagikan kepada fakir miskin. Penduduk kegirangan mendapatkan rezeki nomplok. Beberapa orang berkejaran dengan si maling bergantian dengan tampilan layar yang dipenuhi kreasi bayangan wayang ala Eko Nugroho. Iringan musik yang asyik menghidupkan pentas yang menyajikan ragam jenis seni dalam panggung.

Si maling aguno bertemu seorang ulama dan menantangnya. Namun si Maling tak berdaya, bertobat dan berguru kepada si ulama yang menyuruhnya menebarkan Islam dalam kebaikan dan kasih sayang. Jika kita ingat, itulah kisah Sunan Kalijaga yang memeluk Islam dan menyebarkan Islam di tanah Jawa bersama delapan wali  lain dalam kurun waktu yang berbeda.

Wayang tetap menjadi unsur utama meskipun tidak persis seperti pakem wayang kulit—ada suluk dan  gunungan sebagai pembuka adegan. Namun kemudian ada pula unsur pertunjukan teater dengan berbagai properti dan tampilan. Musik yang disajikan pun tak melulu iringan gending Jawa seperti biasa iringan wayang, ada pula hadroh, rebana, koplo, Banyuwangen bahkan juga sentuhan rock, musik elektronik untuk menghidupkan adegan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cerita berjudul Semelah (God Bliss) ini seperti mengambil dari ucapan punakawan Gareng yang ‘tak fasih’ mengucapkan Bismillah untuk memulai perjalanan Raden Sahid, si Maling Aguno. Cerita yang menarik tentang Islam dan Tanah Jawa, ketika Islam disebarkan dengan akulturasi oleh Wali Sanga. Digambarkan pula ketika Islam juga disebarkan dengan kekerasan yang menyindir situasi kekinian. Menyindir soal intoleransi yang sedang berkembang.

“Kami memang mendapat pesan untuk mengangkat soal ini, tentang Islam di Tanah Jawa,” ujar Eko kepada wartawan usai pementasan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Cerita ini, kata Eko, di pentaskan dengan format yang sama di beberapa tempat tersebut di atas. Seperti di Amerika Serikat, tentu mereka mengemas guyon dan sindiran dengan situasi setempat. “Waktu itu pentasnya pas pelantikan Donald Trump sebagai Presiden, ya itu yang kami angkat,” ujar seniman asal Yogyakarta ini.

Sementara Gunawan yang menyutradari pertunjukan ini, menjelaskan perpaduan adegan Sunan Kalijaga dan tokoh wayang Bima ketika mencari air suci bertemu Dewa Ruci di lautan. Menurut Gunawan, unsur-unsur filosofinya ini sesuai dan Sunan Kalijaga juga menciptakan beberapa tembang dan beragam simbol falsafah ketika menyebarkan Islam dengan wayang.

Eko dan Gunawan berharap, lakon ini bisa dipentaskan berkeliling ke berbagai kota lain dan mendapatkan apresiasi dalam melakonkan soal toleransi ini. DIAN YULIASTUTI

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.


Mau Nonton Panembahan Reso? Ini Daftar Harga Tiketnya

14 Januari 2020

Aktor Whani Darmawan dan Sha Ine Febrianti berlatih untuk pementasan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu-Minggu, 25-26 Januari 2020. TEMPO | Dian Yuliastuti
Mau Nonton Panembahan Reso? Ini Daftar Harga Tiketnya

Pertunjukan teater Panembahan Reso akan menyapa penikmat seni pertunjukan pada 25 - 26 Januari 2020 mendatang di Ciputra Artpreuneur Jakarta.


Panembahan Reso Karya Rendra Dipentaskan Lagi, Kali Ini Tiga Jam

14 Januari 2020

Poster pertunjukan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu - Minggu, 25 - 26 Januari 2020.
Panembahan Reso Karya Rendra Dipentaskan Lagi, Kali Ini Tiga Jam

Naskah Panembahan Reso karya almarhum W. S Rendra ini pernah dipentaskan dalam pertunjukan teater selama enam jam pada 1986 silam.


Teater Pandora #MempermainkanRuang: Ide, Karya, dan Gerakan

2 Desember 2019

Kiki Narendra dan Putri Ayudya dalam #Memainkanruang
Teater Pandora #MempermainkanRuang: Ide, Karya, dan Gerakan

Teater Pandora melakukan gerilya dan eksplorasi ruang-ruang asing; tempat-tempat yang masih tidak umum untuk pementasan teater di Jakarta seperti bar, kedai kopi, dan akan mengambil alih kamar-kamar hotel!