TEMPO.CO, Jakarta -Cerita tentang putra Kunti dan Dewa Surya, Karna- sudah sering dipertontonkan di depan khalayak. Karna, satria sakti yang setia membela Kurawa. Karna seperti ikut ternoda karena membela para Kurawa yang buruk perilaku. Cerita tentang Karna ini juga akan kembali mewarnai panggung tari di Jakarta. Padnecwara akan mementaskan lakon Arka Suta ini dalam sebuah opera tari Jawa.
Pementasan Arka Suta ini akan berlangsung pada 16-17 Maret 2017 di Graha Bhakti Budaya. Opera tari ini merupakan buah koreografi Rury Nostalgia. “Pentas ini merupakan pentas pertunjukan untuk perayaan ulang tahun 41 tahun Padnecwara,” ujar Retno Maruti, Pendiri Padnecwara pada konferensi pers di Bentara Budaya, Rabu, 8 Maret 2017.
Pada pementasan kali ini akan menghadirkan para penari dari Surakarta dan Jakarta yang akan memerankan tokoh-tokoh utamanya. Mereka adalah Wasi Bantolo, Retno Maruti, Ali Marsudi, Fajar Satriadi, Nungki Kusumastuti, Yuni Swandiati, Mahesani Tunjung Setia, Hany Herlina dan para penari Padnecwara.
Nanang Hape bertindak sebagai penulis naskah, sedangkan penata artistik ditangani Sentot S, penata gending atau tembang oleh Blacius Subono. Penata Cahaya dan penata suara dipercayakan kepada Sonny Sumarsono dan Bayu Wicaksono.
Arka Suta yang berarti anak matahari ini akan mengisahkan tentang sosok Adipati Karna. “Saya ingin menampilkan Karna sebagai satria, ada nilai-nilai positif dari seorang Karna meski pun membela Kurawa,” ujar Rury.
Selain sebagai perayaan ulang tahun Padnecwara yang ke-41, pentas ini juga merupakan perayaan ulang tahun Retno Maruti ke-70. Meramaikan perayaan ulang tahun ini, digelar pula pameran foto pementasan karya, kostum dan properti pementasan Padnecwara dari waktu ke waktu. Pameran foto berlangsung mulai 8-14 Maret 2017 di Bentara Budaya dan dilanjutkan di Graha Bhakti Budaya pada 16-17 Maret 2017.
Padnecwara ini didirikan oleh Retno Maruti pada 1976. Mulanya Padnecwara merupakan sanggar tari Jawa, kemudian berkembang menjadi organisasi yang mengelola pertunjukan seni Jawa, memberikan apresiasi seni tradisi dan melestarikan kebudayaan Jawa. Mereka berlatih di Taman Ismail Marzuki.
DIAN YULIASTUTI