TEMPO.CO, Jakarta - Sophia Latjuba mengungkapkan alasannya bersedia menjadi juru bicara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017. Menurut Sophia, dia sekarang menjadi bagian dari Partai NasDem. Karena itu, ketika mendapat tugas dari partai, dia tidak bisa menolak.
"Saya ditunjuk sama NasDem (jadi jubir). Saya menjadi anggota tim sukses untuk gubernur yang sangat memajukan Jakarta. Jadi ini tugas yang cukup luar biasa untuk saya," ucap Sophia di Rumah Susun Marunda pada Selasa, 18 Oktober 2016.
Sophia mengatakan belum berpengalaman dalam dunia politik praktis. Selama ini, dia hanya menyelami dunia politik sebatas teori. Apalagi dia masih menjalani perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia.
Partai NasDem menjadi pilihan Sophia bukan tanpa alasan. Sophia mengaku telah memikirkannya matang-matang. Sebelumnya, ia mengaku pernah bertemu dengan politikus partai besutan Surya Paloh itu. Setelah berdiskusi, Sophia akhirnya memutuskan bergabung dengan NasDem.
"Kalau pilihan NasDem itu, saya percaya jodoh, jadi semua jalan menuju Roma itu seperti kebetulan tapi tidak kebetulan. Kami berbincang-bincang, bertukar pikiran, sejalan dengan sekolah politik saya di UKI. Ideologi NasDem dan saya samalah. Sebelumnya memang window shopping, tapi kayaknya NasDem yang paling kena," tutur Sophia.
Menurut Sophia, setiap orang bisa terjun ke dunia politik meski tidak pernah menjajaki dunia politik sebelumnya. Sophia berujar, hal penting yang harus dimiliki politikus adalah sikap kritis. Pola pikir kritis, kata dia, diperlukan untuk mengetahui perubahan arus yang terjadi di suatu negara.
"Diperlukan mereka yang concern sama citizens dan Jakarta seperti apa serta Indonesia secara keseluruhan. Tapi saya rasa dunia politik tidak hanya untuk lulusan sekolah hukum, politik, atau ekonomi," tutur Sophia.
LARISSA HUDA