Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UHO Bikin Film Tentang Pendidikan di Indonesia Timur  

image-gnews
Seorang pria menonton film Bollywood
Seorang pria menonton film Bollywood "Dilwale Dulhania Le Jayenge" yang dibintangi aktor Shah Rukh Khan, di teater Maratha Mandir, Mumbai, 11 Desember 2014. Film ini yang dirilis pada 1995 telah memecahkan rekor berada di bioskop selama 1.000 minggu yang belum ditandingi oleh film bollywood lainnya. REUTERS/Danish Siddiqui
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Kisah ini diangkatUniversitas Halu Oleo membuat film tentang potret pendidikan di Indonesia Timur. Film berjudul Doa Anak Seorang Pemukul Bel itu berkisah tentang Sumano, anak yang lahir di pinggiran hutan jati Moraa, Kafofo, sebelah timur Desa Kontu Dui, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. dari kisah nyata Sumano yang kelak dikenal dengan Usman Rianse, rektor yang menjabat Universitas Halu Oleo saat ini.

Film ini didanai sepenuhnya oleh Universitas Halu Oleo. Proses produksinya sendiri dikerjakan oleh Asosiasi Tradisi Lisan dan Studio Audio Visual Puskat. Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Tety Pudentia mengatakan pihaknya sangat bersemangat ketika diajak untuk membuat film ini. “Kisah hidup Usman Rianse ini sangat inspiratif dan menggugah. Besar harapan, banyak anak-anak Indonesia yang hidup dalam keterbatasan untuk bisa bangkit dan mengikuti semangat dan usahanya yang pantang menyerah,” kata Tety, usai pemutaran perdana Doa Anak Seorang Pemukul Bel, di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Februari 2016.

“Film ini dibuat karena kami baru membuka Fakultas Ilmu Budaya. Dalam waktu dekat kami ingin membuka jurusan film,” kata Rianse. Film ini, kata dia, diharapkan menjadi salah satu metoda pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya. Menurut Rianse, film ini dikerjakan dengan sangat hati-hati. “Jangan sampai film ini menjadi celah untuk menjadi riya (berbuat sesuatu agar dipuji orang lain).“

Film ini mengisahkan kisah hidup Usman Rianse kecil yang hidup dalam kemiskinan, namun tetap bersemangat mencari ilmu. Dalam film ini digambarkan bagaimana Usman kecil tinggal di rumah panggung yang sederhana. Lantai dan dinding kayu rumah panggung yang tak rapat itu mirip dengan kisi-kisi. Dari kisi-kisi itulah Usman melihat dunia. Film itu juga menggambarkan air sebagai sumber daya alam yang amat berharga.

Kelangkaan air, membuat Usman hanya perlu berjalan di kebun singkong untuk mendi. Gesekan daun-daun singkong yang dipenuhi embun dan menyentuh kulitnya telah memenuhi persyaratan mandi pagi. Persoalan guru yang mendidik dengan kekerasan fisik, nepotisme di sekolah hingga perjuangan untuk bisa kuliah di Kendari juga disampaikan lewat film ini.

Sumariella, pengamat film dari Universitas Indonesia menyebut bahwa film ini sesungguhnya berkisah tentang potret pendidikan di kawasan Indonesia Timur. “Film ini banyak berkisah tentang kisah-kisah yang tidak diketahui banyak orang,” katanya. Hanya saja, kata dia, ada beberapa kelemahan yang mengganggu film ini. “Film ini tidak menampilkan interaksi dengan teman-teman Usman Rianse,” katanya.

Slamet Rahardjo, aktor dan sutradara kawakan Indonesia membenarkan. Dalam diskusi usai pemutaran film, dia menyampaikan beberapa kritik membangun. “Tema ini bagus, tetapi menjadi tunggal. Karena tidak ada dimensi orang, seolah-olah mengkultuskan pribadi. Saya yakin sekali Usman Rianse tidak ada maksud seperti itu ketika kisahnya akan difilmkan,” kata Slamet.

Film bergenre dokudrama, gabungan dari dokumenter dan drama itu memang lemah di beberapa bagian. Selain beberapa aspek yang dijelaskan para pakar dalam diskusi itu. Beberapa bagian tampak tanggung. Semisal alasan mengapa Usman menggondorongkan rambutnya saat kuliah tidak dibahas, atau bagaimana seorang guru yang amat keras di sekolah bisa menjadi sahabat Usman juga tidak dibahas, hanya disebut sekilas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Romansa dan kisah cinta juga cukup mengejutkan. Di antara adegan serius, tetiba para penonton menyaksikan adegan percintaan khas 80-an, di mana seorang gadis dan seorang lelaki gondrong berlari di pantai dengan gerak lambat diiringi lagu Arti Kehidupan.

Meski demikian, film ini harus diapresiasi sebagai usaha untuk menyampaikan semangat dalam mencari ilmu, meraih kesuksesan, pentingnya pendidikan agama. Rianse sendiri menyambut baik kritik dari sang aktor. Dia juga menyebutkan bahwa salah satu alasan pembuatan film ini adalah ingin menyampaikan kritik terhadap pendidikan di kawasan Indonesia Timur yang jarang diperhatikan.  “Kami butuh perhatian, bukan hanya pemilu tiap lima tahun sekali,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa program Bidik Misi yang dicanangkan oleh Dijen Pendidikan Tinggi sebagai bantuan biaya pendidikan untuk calon mahasiswa tidak mampu jarang sekali diperoleh mahasiswa Universitas Halu Oleo.

Saat Usman mulai menjabat sebagai rektor, sebanyak 97 persen mahasiswanya berada di bawah garis kemiskinan. “Pendapatan mereka US$2 per kapita per hari,” kata Usman. Lalu angka itu turun menjadi 78,64 persen. Saat Fakultas kedokteran dibuka, kata dia, angka itu turun lagi menjadi 48,64 persen. Tapi, kata dia, Universitas Halu Oleo pernah menurunkan biaya pendidikan mahasiswa ketika terjadi bencana kebakaran beberapa waktu lalu.

“Kami turunkan 25 persen. Sampai sekarang belum kami naikkan kembali,” kata Risman. Dia lantas mempertanyakan perhatian pemerintah. “Jangan karena kami tidak pernah kena bencana alam, tidak ingin memisahkan diri, kami tidak diperhatikan. Apakah harus kami bangun gunung berapi supaya diperhatikan,” katanya.

Rianse juga menyatakan keinginan untuk mengangkat kisah tentang potret pendidikan di kawasan Timur Indonesia ini ke film layar lebar. Dia juga berharap Slamet Rahardjo mau terlibat dalam pembuatan film itu dan terlibat pula dalam membuka jurusan film di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo. Slamet mengaku terbuka dengan ide terlibat dalam pembentukan jurusan film. “Tetapi untuk pembuatan film, saya belum mengiyakan ya,” katanya.

AMANDRA M. MEGARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.