TEMPO.CO, Jakarta - Teater Koma akan mementaskan lakon terbaru yang disadur dari naskah klasik Rusia berjudul Inspektur Jenderal. Meski menyadur kisah Rusia, unsur Indonesia dalam drama ini dimasukkan melalui konsep pewayangan.
Naskah asli Inspektur Jenderal ditulis oleh seniman Rusia Nikolai Gogol pada 1836 dengan judul Revizor. “Secara garis besar, ceritanya tidak akan jauh berbeda, hanya tokoh-tokohnya akan dibawakan menjadi wayang sehingga masih menggambarkan kondisi Indonesia,” kata Nano Riantiarno, sutradara pementasan, Kamis, 5 November 2015.
Inspektur Jenderal menceritakan kisah persiapan perang dua kerajaan, Astina dan Amarta. Ibu kota Astinapura mengirimkan seorang inspektur jenderal untuk menyelidiki kota kecil yang dipimpin Wali Kota Ananta Bura. Tak ada yang tahu apa saja yang akan diselidiki sang inspektur jenderal.
Kota itu digambarkan pemerintahannya dipenuhi para pejabat korup. Tak ada satu pejabat pun di kota itu yang tidak melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), termasuk polisinya.
Suatu hari, para pejabat kota berunding. Mereka membahas cara menghadapi seorang inspektur jenderal yang datang dari pusat kerajaan. Disepakati, sang inspektur jenderal harus disuap.
Naskah ini cocok dengan kondisi kekinian Indonesia yang digerogoti korupsi. Teater Koma juga menyelipkan K.P.K (Kalau Penguasa Kacau) sebagai subjudul pementasan, yang digelar 6-15 November 2015 di Gedung Kesenian Jakarta. Berlangsung setiap pukul 19.30 WIB untuk Selasa-Sabtu. Khusus Minggu, pentas dimulai pukul 13.30 WIB. Pementasan libur setiap hari Senin.
Pementasan Inspektur Jenderal menampilkan aktor kawakan, seperti Budi Ros, Ratna Riantiarno, Sari Madjid, Dorias Pribadi, Emmanuel Handoyo, Supartono JW, dan Asmin Timbil. Hadir juga aksi kocak para panakawan wanita, seperti Daisy Lantang, Ratna Ully, Angga Yasti, dan Tuti Hartati, dikepalai oleh Rita Matu Mona.
Para pemain akan tampil dibalut kostum warna-warni rancangan Rima Ananda Omar. Sementara itu, keserasian gerak serta tari ditata oleh Ratna Ully. Permainan musik yang menghiasi pergelaran ini dikomposisi dan diaransemen oleh Fero Aldiansya Stefanus.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA