TEMPO.CO, Jakarta - Kritikus musik Denny Sakrie, 51 tahun, meninggal karena serangan jantung pada Sabtu siang, 3 Januari 2015. Sebelum wafat, Denny dilibatkan dalam diskusi pemilihan Album Terbaik 2014 yang hasilnya akan terbit di majalah Tempo edisi 5 Januari 2015.
Menjelang tahun baru, Denny menulis sebuah catatan kecil di blognya. “Apakah kelompok musik (Indonesia) yang fenomenal di jelang akhir tahun 2014? Maka dengan lantang saya akan bersuara: Semak Belukar,” tulis Denny dalam dennysakrie63.wordpress.com, 31 Desember 2014. (Baca juga: Pengamat Musik Denny Sakrie Tutup Usia)
Dalam akun Facebook-nya, Denny juga menulis soal Semak Belukar. Denny memberikan selamat kepada Semak Belukar karena album Terlahir dan Terasingkan: Antologi Semak Belukar 2009-2013 terpilih sebagai Album Terbaik 2014 versi majalah Tempo yang terbit 5 Januari 2015. (Baca juga: Sumbangsih Terakhir Denny Sakrie)
Semak Belukar beranggotakan David Hersya (mandolin, vokal), Ricky Zulman (akordeon), Mahesa Agung (gong mini), Angger Nugroho (jimbana), serta Ariansyah Long (gendang). Band ini membubarkan diri pada Desember 2013. Adapun album Terlahir dan Terasingkan dirilis label Elevation Records pada Maret 2014. (Baca juga: Semakbelukar Mengusung Musik dan Lirik Melayu)
Pendiri Elevation Records, M. Taufiqurrahman. mengatakan Denny merupakan salah satu pendukung berat Semak Belukar. Menurut Taufiq, Denny kerap bicara soal betapa bagusnya Semak Belukar. “Kami anggap itu (Album Terbaik 2014) sumbangan terakhir Denny Sakrie buat kami,” ujar Taufiq, Ahad, 4 Januari 2015.
Denny lahir di Ambon, Maluku, pada 14 Juli 1963. Denny memiliki nama asli Hamdhan Syukrie. Sarjana ekonomi jebolan Universitas Hasanuddin itu aktif menulis tentang musik Indonesia sejak duduk di bangku SMP. Sejak 2011 hingga tahun lalu, Denny selalu dilibatkan Tempo dalam diskusi pemilihan album terbaik tahunan.
KODRAT
Berita lain:
Persib Lirik Top Skor Liga Malaysia
Penjelasan Jonan Soal Damprat Air Asia
Air Asia Ditemukan, Pesawat Rusia Dikirim