TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa desainer Indonesia mulai memanfaatkan model atau artis ternama untuk menjadi muse -atau wajah dari label mereka. Sebut saja Davina Veronica, Rio Dewanto, dan Arifin Putra. Davina menjadi wajah bagi label milik desaner Rinda Salmun. Sementara Rio dan Arifin Putra pernah bekerja untuk desainer Patrick Owen.
"Rinda tertarik pada saya lantaran saya dipandang sebagai wanita yang memperjuangkan hak dan kesejahteraan satwa," kata Davina saat ditemui di Jakarta, Rabu siang pekan lalu. Davina-aktivis satwa dan duta organisasi nirlaba World Wildlife Fund-dipandang senapas dengan karya-karya Rinda yang eksentrik.
Merasa cocok dengan sosok Davina, sejak awal tahun ini Rinda menggandeng pemain film Rumah Maida itu menjadi muse. Sebagai muse, Davina punya tanggung jawab khusus. Davina tak sekadar berlenggak-lenggok di panggung mengenakan busana Rinda, tapi juga mempromosikannya.
Sementara Rio Dewanto dilamar Patrick awal tahun ini. "Secara personal, kami enggak dekat. Tapi waktu itu Patrick menelepon saya, meminta tolong saya menjadi muse," ujar Rio, Senin sore pekan lalu.
Rio menerima tawaran tersebut. Alasannya, Rio menyukai karya Patrick yang punya latar belakang ilmu desain grafis. Baju-baju bikinan Patrick yang sudah dipamerkan di panggung fashion pun disebut Rio unik dan glamor. Cocok dengan gaya berpakaian Rio selama ini, yang kasual tapi tetap elegan.
Meski begitu, Rio hanya sebentar menjadi muse Patrick, yakni saat membawakan pakaian bikinan Patrick dalam pergelaran fashion di Senayan City dan Kelapa Gading, awal tahun ini. Acara kelar, kerja sama berakhir. "Saya jadi muse di beberapa acara saja," kata Rio.
Kritikus mode asal Inggris, Collin McDowell mengatakan menggunakan selebritas sebagai muse merupakan salah satu strategi yang baik. Collin mencontohkan hubungan antara Madonna dan Jean Paul Gaultier. Madonna sempat beberapa waktu menjadi muse untuk sang desainer. “Tapi, para selebritas ini juga punya modal yang besar jika mereka mau menjadi desainer,” kata McDowell.
Misalnya Victoria Beckham, yang memulai kariernya sebagai desainer puluhan tahun lalu. “Awalnya desain dia sangat buruk,” kata Colin. Tapi belakangan, Victoria justru bisa menjadi salah satu desainer yang karyanya laku keras.
KARTIKA CANDRA | SUBKHAN