TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian yang dilakukan Ustad Hariri di salah satu acara ceramah pernikahan dinilai beberapa psikolog akibat pekerjaan yang melebihi kapasitas. Salah satu dampak yang timbul adalah stres, dan termanifestasi dalam tindakan yang tidak dapat terkontrol.
"Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama dia stres karena jumlah pengikut yang tidak bertambah, kedua karena kualitas umat yang tetap sebegitu saja," ujar psikolog forensik yang juga dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Reza Indragiri Amriel, melalui pesan pendek, Kamis, 13 Februari 2014. (Atasi stres, Baca :Manfaat Minum Jahe di Musim Hujan
Namun tindakan yang dilakukan Ustad Hariri ini, menurut Reza, dapat memberi dampak psikologis yang tidak baik bagi peserta yang hadir dalam acara ceramah tersebut. Sebab, di antara para peserta acara, yang hadir adalah anak-anak kecil di bawah umur. "Ini sama saja seperti melakukan kekerasan di hadapan anak-anak," ujar Reza.
Otomatis, menurut Reza, Ustad Hariri akan terbebani secara mental setelah melakukan tindakan yang tergolong kekerasan ini. "Ini memberatkan, karena dia seorang guru agama," kata Reza. (Baca : Injak Kepala Orang, Ustad Hariri Menyesal )
Dalam sebuah tayangan di YouTube, ustad yang memiliki nama asli Hariri Abdul Aziz Azmatkhan ini terlihat menekan kepala seorang pria dengan lutut saat sedang mengisi sebuah acara pengajian. Video itu direkam seseorang yang turut dalam pengajian yang dilakukan di daerah Cangkuang, Kabupaten Bandung, 17 Januari lalu.
CHETA NILAWATY
Terpopuler Gaya :
Virus Lokal Bakal Serang Indonesia Fashion Week
Suntikan Vitamin C Bunuh Kanker Ovarium
Tak Masalah, Melanggar Diet di Akhir Pekan