TEMPO.CO, Switzerland - Sikap rasisme pelayan toko di butik Swiss memicu kegemparan internasional. Pasalnya, terdapat seorang karyawan yang menolak permintaan Oprah Winfrey, selebritas kondang asal Amerika yang juga merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh di dunia.
Seperti yang dilansir Ny Daily News, saat bulan Juli 2013, Oprah sedang berkunjung ke Swiss untuk datang ke pernikahan Tina Turner. Namun ia menyempatkan diri untuk menikmati keindahan negara tersebut. Saat Oprah mengunjungi sebuah butik yang bernama Trois Pommes, ia meminta salah satu karyawan toko untuk mengambilkannya tas Tom Ford seharga US$ 38.000 atau sekitar Rp 390 juta, yang berada di balik kotak kaca.
Namun terkejutlah Oprah saat sang pelayan toko berucap, “Itu terlalu mahal untuk Anda. Aku tidak ingin menyakiti perasaan Anda, Anda pasti tidak mampu membelinya,” ungkapnya pada Oprah. Namun saat itu Oprah tidak mau memperpanjang masalah. Ia pun berujar pada pelayan tersebut, “Oke, terima kasih banyak, Anda mungkin benar saya tidak mampu membelinya,” ujar Oprah seraya meninggalkan butik tersebut.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sikap rasisme yang masih dipegang kuat oleh masyarakat Swiss. Atas kejadian itu, Oprah sangat kecewa. Ia pun menceritakan hal ini kepada Entertainment Tonight pada hari Rabu 8 Agustus 2013.
Hal tersebut pun langsung memicu kegemparan internasional. Dewan Pariwisata Swiss serta pemilik toko pun langsung mengeluarkan permintaan maaf kepada Oprah dan publik atas kesalahpahaman kasus ini.
Oprah, 59 tahun, diperkirakan oleh Forbes memiliki pendapatan sebesar US$ 77.000.000 antara Juni 2012 dan Juni 2013, berujar saat mempublikasikan film barunya, "Lee Daniels 'Butler”, “Aku bisa langsung memprotes keras hal tersebut, namun aku tidak mau melakukannya." Jelas Winfrey yang membuat Pejabat Swiss terguncang atas publisitas buruk tersebut.
"Kami marah, orang ini bertindak sangat salah. Kami menyesal ini terjadi @ oprah!” cuit seorang penggemar Oprah untuk kantor Pariwisata Swiss kamis kemarin. Tetapi pemilik toko mengatakan kepada Reuters, “itu semua kesalahpahaman besar yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan karyawan tersebut dalam berbahasa Inggris. Ini adalah kesalahpahaman klasik mutlak," kata pemilik toko, Trudie Goetz. Namun, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Swiss Blick, Goetz juga meminta maaf kepada Winfrey dan publik atas ketidaknyamanan di tokonya.
NYDAILYNEWS | ANINDYA LEGIA PUTRI