TEMPO Interaktif, Magelang - Sekitar 30 anak korban banjir lahar Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Teater Anak Kali Magelang, akan menampilkan pertunjukkan teater "Merapi Masih Tersenyum" besok malam, Sabtu, 16 Juli 2011, di Rumah Budaya Tembi, Bantul, Yogyakarta.
Sutradara Ismanto mengatakan, pertunjukkan ini menjadi salah satu jalan kebudayaan untuk pemulihan korban bencana khususnya anak-anak. "Anak-anak harus selalu mndapat perhatian dan berbahagia, dalam keadaan apa pun. Tapi, biasanya penanganan bencana alam belum memperhatikan kebutuhan anak untuk bergembira," kata dia pada Jumat, 15 Juli 2011.
"Merapi Masih Tersenyum" bercerita tentang keseharian anak-anak lereng Merapi yang bergembira, bermain, bersekolah, dan berkesenian. Ketabahan mereka dalam menghadapi terpaan bencana Merapi, baik erupsi maupun banjir lahar, juga diceritakan dalam karya ini. "Adanya pertolongan yang tulus dari berbagai pihak membuat mereka bangkit dan optimistis menata cita-citanya," kata Ismanto.
Pementasan di Tembi ini merupakan pementasan kedua karta teater ini. Sebelumnya pentas perdana karya ini dilakukan di Taman Meditasi Metamorfosa Studio Mendut, Magelang, pertengahan Juni 2011. Proses produksi karya itu digarap oleh para pemimpin Komunitas Lima Gunung Magelang dan dibantu sutradara kondang Arswendo Atmowiloto.
Pentas di Tembi ini akan disajikan lebih "wah". Peertunjukannya akan didukung perlengkapan untuk menggambarkan situasi bermain anak-anak, pengungsian, gunung Merapi, dan jembatan serta iringan musik dari gender, terbang, kentongan, dan kencreng. Pada babak akhir pementasan itu mereka secara bergantian membacakan litani "Jadikan Aku".
Sekretaris Manajer Produksi, Endah Pertiwi, mengatakan, pertunjukan ini termasuk dalam rangkaian pementasan dan lokakarya program Apresiasi Tari Tembi yang digelar Tembi Dance Company (Indonesia) dan Ryuzanji Company (Jepang), selama 15-17 Juli 2011. Anak-anak yang terlibat dalam pementasan berasal dari sejumlah desa di dekat alur Kali Putih dan Pabelan, yang beberapa waktu lalu menjadi alur banjir lahar Merapi.
PRIBADI WICAKSONO