Grebeg Aksara mengandung makna perjalanan aksara. "Intinya adalah prosesi nedunang (menurunkan dan mengirab) pustaka-pustaka suci penanda kejayaan masa lampau agar spirit dan fibrasinya memancar ke seluruh semesta," kata Cok Savitri, koordinator Gerebeg Aksara.
Ada sepuluh kegiatan grebeg aksara tahun ini yakni puja pangastawa (doa) Ida Pedanda Adistana sekaligus pembukaan oleh Bupati Tabanan; Aubade ”Mahawinduprasapta” Grebeg Aksara Prasada mengirab Mustika Raja Pustaka Nusantara ”Bhinneka Tunggal Ika” Sutasoma (Budakeling) dan Nagarakertagama (Semarapura), Topeng Gajah Mada (Blahbatuh); Yoga Musik: Api Musik Bali, Api Perbawa Dunia, Musik Perbawa Dunia; Tarian ”Nyatur Lawa” Topeng Gajah Mada Puri Blahbatuh, Tabuh Pisan PaBali; Anugerah ”Cakrawisnugranti” Garba Datu Swayambhu Lingga Kundalini untuk Cakrawarti Gubernur; Amanat Gubernur Bali; Gelar seni Imen-Imen Pulina Bali; Parum Param Nasional (dialog pembangkitan roh murni bangsa); Samadhi Bhawana (meditasi membangun pikiran murni); dan puja pangastawa (doa) dipimpin oleh Ida Pendanda Adistana lalu ditutup oleh Bupati Karangasem.
Acara dipusatkan di Pasraman Widya Santhi Dharna, Bedugul, tepatnya 250 meter di utara Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan. Dan, puncak prosesinya akan dilaksanakan di Situs Candi Mas, 500 meter di utara Pura Ulun Danu Beratan. Dari situ akan dilakukan prosesi menuju ke Pura Ulun Danu Beratan, Bedugul untuk menggelar Ritus Yuganadakalpa.
Prosesi Grebeg Aksara dipelopori Ida Bagus Granoka, filsuf Bali asal Grya Budha Keling, Karangasem. Kegiatan pertama digelar pada tahun 2000 di Kawasan Pura Luhur Uluwatu. Grebeg berikutnya di gelar pada 2005 di kawasan Catus Pata (perempatan) Kota Denpasar. Tahun 2009 prosesi ini digelar di tiga lokasi yakni Grya Budha Keling (Karangasem, Bali), Desa Tenganan (Karangasem, Bali) dan Desa Trowulan (Jawa Timur).
ROFIQI HASAN