Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beksan yang Cair

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jogjakarta - Temaram lampu tampak di pendopo Ndalem Pujokusuman Yogyakarta, Jumat malam pekan lalu. Seiring gerimis rintik-rintik di luar, seorang bocah bertelanjang dada masuk ke pendopo. Namanya Caesar Jamal Tistama, berusia 10 tahun dengan berat 44 kilogram.

Diiringi bunyi kendang bertalu-talu, dia terus menari-nari. Telunjuk menunjuk-nunjuk, kepala manggut-manggut. Sedangkan badannya terus meloncat. Tak ayal, perut gembul bocah kelas V SD itu ikut bergoyang naik-turun hingga memancing gelak tawa puluhan pasang mata yang menyaksikan.

Beksan Paka-Cucu--demikian nama tarian yang dimainkan Jamal, putra pertama Sudarmo Sumekto--itu merupakan pembuka refleksi tari klasik gaya Yogyakarta untuk mengenang 1.000 hari wafatnya KRT Pangarsobroto, kakek Jamal.

Tarian dengan gerakan mirip cara berjalan Semar--tokoh punakawan--itu sengaja dibuat Sudarmo Sumekto untuk menghormati ayahandanya, KRT Pangarsobroto. "Agar generasi muda mau melestarikan budaya Jawa," kata Jamal seusai pementasan.

Selain Beksan Paka-Cucu, ada dua tarian lain yang dipentaskan di pendopo Ndalem, yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta, yakni tari Klana Topeng, yang dibawakan Sudarmo Sumekto, dan Beksan Paba, yang dimainkan oleh sembilan penari laki-laki.

Berbeda dengan Beksan Paka-Cucu, yang berlangsung sekitar 5 menit, tari Klana Topeng berlangsung lebih lama, sekitar 15 menit. Tari ini bercerita tentang Pangeran Kelana (Kelono) yang tengah tergila-gila kepada Dewi Sekartaji. Dulu, semasa almarhum Pangarsobroto--yang dikenal juga sebagai sosok penari Jawa tradisional--masih hidup, Sudarmo kerap diminta memainkan tarian itu di Yogyakarta hingga ke luar negeri.

Dibanding Beksan Paka-Cucu, yang diciptakan Sudarmo, gerakan Klana Topeng lebih gemulai. "Bapak senang sekali dengan tari ini," kata Sudarmo, yang dikenal juga dengan nama Icuk Ismunandar.

Sebagai puncak acara 1.000 hari bertema "Untukmu Penghiasku" itu, Sudarmo mementaskan tari Beksan Paba. Dimainkan sembilan orang. Tari ini dibuat Sudarmo tiga bulan lalu.

Ide gerakannya berasal dari tari Bedhaya gaya Yogyakarta. Tapi, kata dia, gerakannya sudah dirombak. Semisal, saat penari memasuki ruang pementasan. Dengan iringan drum dan suling, yang merupakan instrumen pasukan musik Keraton mengiringi penari berjalan berkacak pinggang. Petantang-petenteng. "Belum banyak Bedhaya yang gagah," kata dia menjelaskan.

Selain itu, dalam tari Bedhaya Yogyakarta, semua gerakannya penuh makna simbolisasi. Sedangkan dalam Beksan Paba, Sudarmo justru membuat kebalikan dari gerakan itu. Dia lebih banyak menampilkan gerakan yang realistis. Dari gerakan yang diciptakan itulah justru tampak tarian yang lebih berani dan jujur.

Di tengah adegan tari, misalnya sembilan penari telah kecapekan. Maklum, waktu satu jam cukup menguras habis tenaga mereka. "Ngombe (minum)!" teriak penari bersamaan. Senampan air dalam botol minuman mineral segera terhidang. Adegan tari terhenti dan mereka duduk bersama untuk menikmati minuman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beksan Paba memang tak kaku, baik dalam gerak maupun cerita. Selain adegan minum bersama para penari yang memancing gelak tawa penonton, terdapat adegan dua penari memainkan jamuran. Bedanya, syair yang dinyanyikan dalam dolanan anak yang biasa didialogkan dua anak itu telah dimodifikasi. Isinya lebih pada cerita kondisi masa kini:

Jamuran yo

Jamur opo

Jamur gajih mbejijih

Jamur opo

Jamur ulat bulu

ANANG ZAKARIA

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.