Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komedi Kawin-Cerai

image-gnews
Adegan pementasan
Adegan pementasan "Dari Wak Menuju Tu" garapan Laskar Panggung pada acara "Pertemuan Teater Bandung" di GK. Sunan Ambu STSI Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/7)
Iklan
TEMPO InteraktifBandung - Rajabela berteriak-teriak memanggil Sulastri yang tengah mengaji di dalam rumah. Sepulang kalah berjudi, tukang minum itu minta agar istrinya membukakan pintu yang ternyata tak dikunci. Sambil mabuk dan marah, ia lalu mengajari istrinya cara membaca Al Quran yang benar. "Saya mualaf, Mas, baru belajar. Daripada Mas hanya teori saja," balas Sulastri datar dengan logat Jawa.

 

Tak tahan hidup bersama pengangguran, Sulastri akhirnya minta dicerai. Rajabela menyanggupi tanpa ratapan. Dari sini, perjalanan cinta nan panjang dimulai.

 

Rajabela yang insyaf kemudian mencari kerja dan menjadi petugas Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja. Ia pun menjalin hubungan baru dengan Dasilva. Namun perempuan aktivis kemanusiaan itu tak sudi dipinang karena petugas Satpol akrab dengan kekerasan.

 

Dasilva lebih memilih Kris Kelana, seorang guru. Tapi perkawinan mereka tak bertahan lama. Kris yang kerempeng kemudian menjadi petinju kacangan dan mengawini Juleha sang penari. Lagi-lagi rumah tangga mereka bubar karena Juleha diberitakan selingkuh. Perkawinan Juleha selanjutnya dengan Gani, seorang pelukis, pun bubar. Gani memilih perempuan lain.

 

Seperti pada sebagian kalangan selebriti, masalah cerai dan gonta-ganti pasangan itu terasa semudah membalik telapak tangan. Teater Laskar Panggung Bandung mengemas rantai cerita seputar kawin cerai itu sepanjang 140 menit.

 

Walau lumayan panjang, lakon berjudul Dari Wak Menuju Tu yang dipentaskan Gedung Kesenian Sunan Ambu Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung, Jawa Barat, itu jauh dari membosankan. Memadukan puisi, pantun, tari, nyanyian, dan lagu ciptaan sendiri, naskah garapan sutradara Yusef Muldiana itu tampil begitu segar dan menghibur. Balutan humor lewat bahasa tutur dan tubuh yang langsung menghentak sejak awal pertunjukan pukul 20.00 WIB, tak henti mengocok perut hingga menjelang drama usai.

 

Simak ketika tokoh Janggo berkenalan dengan seorang gadis bisu yang cantik. Saat ditanya tempat tinggalnya, si gadis memutar tangan kanannya seperti sedang mengaduk air di dalam gelas. Janggo menerkanya sebagai air yang dalam bahasa Sunda disebut cai atau ci. Belum tuntas sampai di situ, gadis bernama Mimin itu kemudian mengeluarkan kertas ampelas dari tasnya. "Oh, Cihampelas," kata Janggo tak kuat menahan tawa.

 

Selain bahasa Sunda, pementasan terakhir di acara Pertemuan Teater Bandung, pada Jumat malam kemarin itu menyelipkan dialek Betawi, Padang, Batak, Ambon, Madura, India, juga bahasa Inggris. Dialog tentang cinta juga diselingi kritik sosial seputar koruptor, nasib guru honorer, seniman, serta gosip seputar artis. "Buah semangka ada di Mina, buah pepaya ada di kutub. Nggak disangka nggak dinyana, Luna Maya ada di YouTube," kata seorang pemain berpantun.

 

Separuh dari seluruh aktor yang berperan lebih dari 2 tokoh adalah anak-anak dan remaja. Mereka bermain sama luwesnya dengan pemain dewasa, bahkan kerap bersaing kelucuan yang mengundang riuh dan tepuk tangan. Rasanya tak ada ruang dan sisi yang bolong dari alur yang sengaja dibuat lompat-lompat dari adegan ke-15, 4, 9, dan seterusnya itu.

 

Saat diumumkan di awal pertunjukan, memang terdengar bakal terasa rumit. Nyatanya alur sesederhana kostum para pemain yang akrab dipakai orang sehari-hari. Begitu pula tata panggung yang dibuat tiga tingkat, dari lantai hingga panggung tambahan di tengah panggung utama. Penyinaran lampu juga terlihat pas dan lancar, termasuk menyorot para penyanyi yang ditempatkan di tengah penonton dan mengantar aktor yang kerap muncul dari belakang kursi.

 

Kembali ke babak awal, sosok Sulastri dan Rajabela yang telah berubah 180 derajat akhirnya bertemu lagi di akhir cerita. Rajabela yang telah menjadi orang alim sebagai ustad, mendapati jasad Sulastri setelah menenggak minuman keras. Dari dunia lain, Sulastri memanggil mantan suaminya agar dibukakan pintu.

 

Laskar Panggung yang didirikan aktor teater Yusef Muldiana dan Dedy Koral pada 1995, telah mementaskan 432 pertunjukan. Kelompok paling produktif itu pernah mencatatkan rekor penonton terbanyak ketika pentas perdana dengan lakon Manusia dalam Botol pada 1996.

 

 

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.