Menurut dia, tujuh dari sepuluh manajer museum telah diperiksa dalam kasus itu. Mereka terdiri dari enam komisaris dan satu direktur. Adapun tiga komisaris yang hingga kini belum diperiksa polisi, karena domisili mereka berada di luar Magelang. “Mereka tinggal di Jakarta,” kata dia.
Manajer museum itu merupakan ahli waris Widayat. Sejak Widayat meninggal tahun 2002, mereka tak diberi kewenangan menjual lukisan karya orang tua mereka. Ketentuan itu diatur dalam ketentuan museum dan dicatatkan pada notaris. Pertengahan Juni lalu, Juli Raharjo, seorang komisaris museum melapor dugaan pencurian sejumlah lukisan pada polisi Mungkid.
Menurut Mujiono, dalam olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan masih lukisan koleksi museum yang tersimpan di gudang museum. “Masih banyak disana,” kata dia, “Bahkan yang berukuran besar-besar.”
Dugaan dari polisi maupun pelapor, lukisan itu tak hilang. Melainkan dijual oleh sejumlah komisaris museum. Meski demikian, polisi maupun manajemen museum belum melakukan pengecekan ulang jumlah lukisan yang tersisa di Museum. Sehingga belum diketahui secara pasti jumlah dan judul lukisan yang hilang.
Juni lalu, Juli Raharjo menyebutkan ada tiga lukisan yang dilaporkan hilang pada polisi. Masing-masing berjudul Sakura, Bis Kota dan Andong. Lukisan itu terbuat oil on canvas.
Kepala Saturan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Magelang Ajun Komisaris Slamet Riyadi mengatakan memang belum ada pemeriksaan terhadap ketiga komisaris museum yang tinggal di Jakarta itu. Rencananya, polisi akan segera melayangkan panggilan pada mereka.
Menurut dia, jika ketiganya tak dapat memenuhi panggilan, polisi akan mengirimkan personelnya ke Jakarta. “Tetap akan diperiksa,” kata dia.
Terkait dengan masih banyaknya lukisan koleksi museum yang tersimpan di gudang, Nurodin (29), seorang karyawan museum, mengatakan memang tak semua lukisan koleksi dipajang di museum. Beberapa diantaranya tersimpan di gudang. “Total (lukisan) koleksi museum ada 1001,” kata dia.
Pada kurun waktu tertentu, lukisan yang terpajang akan diganti dengan lukisan yang disimpan di gudang. “Biar tidak bosan juga pengunjungnya,” kata dia.
ANANG ZAKARIA