"Kalau bisa sih dua-duanya. Saya berharap ada kesempatan buat main di film mereka," kata Chindy di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/6).
Chindy menilai film-film mereka selalu digarap dengan memperhatikan detail cerita
dan dengan gambar yang menarik. Sebut saja Laskar Pelangi-nya Mira-Riri atau King-nya
Ari-Nia. "Mereka selalu menonjolkan realitas-realitas Indonesia," terang gadis yang
Juli nanti menyandang gelar Sarjana di Universitas YAI Salemba itu.
Saat ini, gadis kelahiran Jakarta, 11 Juni 1986, ini baru saja menyelesaikan film
ketiganya berjudul Not For Sale setelah tampil di Heartbreak.com dan Bahwa Cinta itu Ada. Dua film lagi tengah menunggu giliran, yaitu Hantu Facebook dan Fight. "Saya belajar acting otodidak. Saya membatasi peran dengan tidak mau buka-bukaan," tutur Chindy.
Chindy percaya, enam judul film yang telah dan akan diperankan itu cukup menjadi
referensi Mira-Riri atau Ari-Nia menilai kapasitas seni perannya. "Saya ingin mereka
lihat film-film saya dulu," tandas Chindy.
MUSTHOLIH