Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Bahasa Daerah di Maluku Punah

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Ternate - Satu bahasa daerah di Maluku Utara dinyatakan punah dan satu bahasa lagi terancam punah pula. Kepunahan ini terjadi karena bahasa tersebut tidak dipergunakan lagi oleh masyarakat.

Sanggo A. Siruah, Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara, mengatakan, setidaknya ada 30 jenis bahasa yang dikelompokan dalam 17 kelompok bahasa daerah yang kerap digunakan sebagai sarana komunikasi masyarakat di provinsi itu.

Namun, kata dia, di antara seluruh bahasa itu, salah satunya, bahasa Ibu, sudah tidak dipergunakan lagi dan, "Satu bahasa daerah lagi, seperti bahasa Kao, kedudukannya mulai di ambang kepunahan,” kata Sanggo hari ini.

Menurut Sanggo, kepunahan bahasa daerah itu pada umumnya karena pengaruh pengunaan bahasa modern, faktor geografis dan psikologis. Masyarakat cenderung senang mengunakan bahasa modern ketimbang bahasa lokal. “Bagaimanapun, kondisi ini jelas sangat mengkhawatirkan kelangsungan hidup bahasa-bahasa daerah, terutama yang memiliki penutur kurang dari 500 orang,” ujarnya.

Pendapat yang sama diungkapkan Soleiaman, penelitih bahasa dari Universitas Negeri Khairun Ternate. Menurut Soelaiman, minimnya peran pemerintah daerah dalam menlestarikan bahasa daerah menjadi faktor pendukung punahnya bahasa lokal. Menurutnya, seharusnya pelestarian bahasa daerah dituangkan dalam sebuah mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah.

"Ini penting, mengingat penutur bahasa daerah selama 50 tahun terakhir ini mengalami penurunan yang cukup segnifikan. Pelajaran bahasa lokal menjadi pembelajaran dini bahasa daerah,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Profesor Kisyani Laksono, peneliti bahasa daerah Indonesia, mencatat setidaknya ada 746 bahasa daerah di Indonesia yang penuturnya mengalami penurunan sangat signifikan selama 30 tahun terakhir. Diperkirakan dalam 100 tahun ke depan bahasa daerah yang akan bertahan hanya akan mencapai 50 persennya.

Bahasa Ibu di Desa Gamlamo dan Desa Gamici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Pulau Halmahera, Maluku Utara, saat ini penuturnya tinggal delapan orang. Bahkan penuturnya Semuanya sudah lanjut usia. Di Desa Gamlamo penuturnya tinggal lima orang dan berusia 46, 60, 75, 80, dan 96 tahun dan tiga orang yang berusia di atas 70 tahun di Desa Gamici. "Bahasa Ibu termasuk bahasa yang sangat kritis. Anak cucu para penutur bahasa ini menggunakan bahasa Ternate. Ini berarti upaya pembinaan untuk mempertahankan bahasa daerah itu tidak berhasil," tulis Kisyani.



Budhy Nurgianto

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

42 hari lalu

Siswa SDN 295 Pinrang, Sulawesi Selatan, sedang belajar bahasa daerah aksara Lontara Bugis, Sabtu 13 Februari 2021. TEMPO | Didit Hariyadi
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.


5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

Front Page Cantik. Duduk Silang Kaki. shutterstock.com
5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.


Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pendopo Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.


Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Suasana pemandangan Danau Toba yang dilihat dari desa Tongging, Karo, Sumut, Sabtu (25/01). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.


Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Ini yang Perlu Dilakukan Agar Efektif Belajar Bahasa Inggris
Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta


Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Ilustrasi bahasa daerah. TEMPO/Imam Sukamto
Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.


3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

sxc.hu
3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?


Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

sxc.hu
Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?


Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Ilustrasi pria bermain dengan anak-anak. baby.ru
Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?


Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

sxc.hu
Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.