Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Cannes Film Festival, Diselenggarakan Karena Tak Ingin Tunduk pada Nazi

image-gnews
Model Bella Hadid berpose saat menghadiri pemutaran film
Model Bella Hadid berpose saat menghadiri pemutaran film "Tre piani" (Tiga Lantai) dalam acara Festival Film Cannes ke-74 di Cannes, Prancis, 11 Juli 2021. Bella Hadid menutupi dadanya dengan kalung celup emas dalam bentuk saluran bronkus paru-paru, dihiasi dengan rhinestones. REUTERS/Reinhard Krause
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Festival de Cannes atau Festival Film Cannes kini telah menjadi salah satu ajang film paling bergengsi di dunia. Ajang itu diakui sebagai tempat utama bagi negara-negara penghasil film untuk memamerkan karya terbaik mereka. Meskipun Cannes Film Festival ini secara resmi dimulai pada tahun 1946, ide dasar untuk menciptakan festival yang bebas dari tekanan politik sebenarnya sudah dimulai delapan tahun sebelumnya, pada tahun 1938.

Pada Juli 1938, dunia perfilman berkumpul di kompetisi internasional pertama, Venice Mostra. Namun, kontroversi meletus ketika di bawah tekanan Nazi, film propaganda "Olympia" oleh Leni Riefenstahl dan film Italia "Luciano Serra, Pilot" memenangkan penghargaan tertinggi, Piala Mussolini, alih-alih film Amerika yang lebih populer di mata juri. Hal ini memicu kemarahan negara-negara demokratis seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris, yang kemudian memutuskan untuk meninggalkan Mostra.

Seperti yang dilansir dari laman resmi Festival Cannes, dalam perjalanan pulang, diplomat Prancis Philippe Erlanger mencetuskan ide untuk membuat sebuah festival film baru yang tidak tunduk pada tekanan politik. Setelah kembali ke Prancis, ia segera menghubungi pihak berwenang dan mulai merencanakan festival film yang baru.

Pada awalnya, kota Biarritz dipilih sebagai lokasi festival, tetapi berkat upaya keras para pendukung Cannes, kota tersebut akhirnya memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah festival baru ini. Cannes, yang dikenal sebagai "Mutiara Riviera," menawarkan lokasi yang tak kalah glamor dibandingkan Venesia dan mulai mempersiapkan penyelenggaraan festival pada tahun 1939.

Masih dilansir dari festival-cannes.com, festival tersebut pertama direncanakan untuk dimulai pada 1 September 1939, bersamaan dengan Mostra. Namun, situasi politik global mempengaruhi kelangsungan acara ini. Pada 1 September, Jerman menginvasi Polandia, dan dua hari kemudian, Perang Dunia II resmi dimulai. Festival Cannes pertama pun dibatalkan tanpa sempat berlangsung.

Setelah perang berakhir, Festival de Cannes akhirnya dilaksanakan pada tahun 1946. Meskipun perang telah mengubah dunia, Cannes tetap berdiri sebagai festival film yang berusaha mempromosikan seni sinematografi tanpa campur tangan politik. Di bawah naungan Presiden Georges Huisman, festival ini sukses menarik perhatian dunia perfilman internasional. Para selebriti dunia mulai menghadiri acara ini, menambahkan kilauan pada red carpet Cannes yang terkenal.

Pada dekade 1950-an, Festival de Cannes semakin populer dengan kehadiran selebriti Hollywood seperti Kirk Douglas, Sophia Loren, dan Grace Kelly. Namun, festival ini juga menghadapi ketegangan akibat Perang Dingin, dengan Blok Timur dan Barat menggunakan film sebagai alat propaganda. Pada tahun 1956, enam film disensor karena ketegangan diplomatik, hingga akhirnya pasal yang mengizinkan sensor film dihapus pada tahun berikutnya.

Pada tahun 1950-an, Festival International du Film de Cannes telah mencapai status sebagai festival film paling bergengsi di dunia, menjadi ajang pertemuan penting bagi para sineas, bintang film, dan pencinta film. Meskipun saat ini festival tersebut terkadang dikritik sebagai terlalu komersial, daya tarik dan reputasinya tetap kuat. Setiap bulan Mei, lebih dari 30.000 orang berkumpul di Cannes untuk menghadiri festival ini, jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan edisi perdana pada tahun 1946 yang hanya menarik beberapa ratus penggemar film.

Pada akhir 1960-an dan 1970-an, Festival de Cannes mengalami perubahan signifikan, sejalan dengan perubahan sosial dan politik global. Setelah protes tahun 1968, penyelenggara festival film mulai memahami pentingnya modernisasi dan kebebasan kreatif dalam film. Tahun 1969, film-film bertema revolusi menjadi sorotan, termasuk If karya Lindsay Anderson, Easy Rider karya Dennis Hopper, dan Z karya Costa-Gavras.

MYESHA FATINA RACHMAN | FESTIVAL-CANNES.COM 

Pilihan Editor: Empat Film Dokumenter dan Eksperimental Pilihan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Festival Film Terbesar yang Populer di Dunia

6 jam lalu

Sutradara Sean Baker, pemenang penghargaan Palme d'Or untuk film
5 Festival Film Terbesar yang Populer di Dunia

Festival film ini memberikan kesempatan bagi sineas dari berbagai belahan dunia untuk memperkenalkan karya-karya mereka.


Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

1 hari lalu

ilustrasi makanan cepat saji (pixabay.com)
Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

Gaya hidup yang kurang aktif yang akan semakin memperparah situasi. Fenomena ini semakin diperburuk dengan maraknya konsumsi makanan cepat saji.


Imigrasi Soekarno-Hatta: 998 WNA Overstay, Top 3 China, Arab dan Prancis

2 hari lalu

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mendeportasi 4 WNA ke negaranya pada 4 dan 7 September 2024. FOTO: dokumen Imigrasi Soekarno-Hatta
Imigrasi Soekarno-Hatta: 998 WNA Overstay, Top 3 China, Arab dan Prancis

Imigrasi Soekarno-Hatta menyatakan warga negara asing yang overstay dikenakan denda Rp1 juta per hari.


Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

6 hari lalu

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk mengecam penolakan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam menunjuk perdana menteri dari koalisi sayap kiri New Popular Front di Marseille, Prancis, 7 September 2024. (REUTERS/Manon Cruz)
Perempuan Prancis Demo, Dukung Nenek 72 Tahun yang Diperkosa Ratusan Kali

Ratusan perempuan di Prancis memprotes pemerkosaan yang dilakukan terhadap Gisele Picolot, perempuan 72 tahun.


Dari Politik, Gubernur Olly Dondokambey Membangun Sulawesi Utara

7 hari lalu

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey saat memberi sambutan di acara Pameran Discover North Sulawesi di Hotel Borobudur,  Jumat, 6 September 2024. Dok. Pemrov Sulawesi Utara
Dari Politik, Gubernur Olly Dondokambey Membangun Sulawesi Utara

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan, berbicara politik pasti selalu dianggap bahwa politik itu kotor.


Serba-serbi Busan International Film Festival, Sejarah Hingga Karya yang Jadi Sorotan

10 hari lalu

Pemain serial Gadis Kretek Busan International Film Festival ke-28 di Korea Selatan pada Oktober 2023. Dok. Netflix
Serba-serbi Busan International Film Festival, Sejarah Hingga Karya yang Jadi Sorotan

Busan International Film Festival akan hadir pada 2-11 Oktober 2024. Acara ini merupakan festival film paling bergengsi di Asia.


Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

11 hari lalu

Ilustrasi Telegram. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Imbas Pavel Durov Ditangkap, Telegram Ubah Kebijakan Private Chat?

Setelah ditangkapnya Pavel Durov, Telegram berusaha memberbaiki private chat untuk mengontimalkam usaha mereka.


CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

12 hari lalu

Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. REUTERS/Albert Gea
CEO Telegram Pavel Durov Diciduk di Prancis, Bagaimana Update Kasusnya?

Pavel Durov, bos Telegram, mengeluarkan pernyataannya soal penanggkapan yang dialaminya saat berada di Prancis.


Mengenal Perbedaan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam saat Pilkada

12 hari lalu

Simpatisan Gerakan Pemuda Islam Indonesia menggelar aksi deklarasi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 25 Maret 2018. Aksi yang diisi dengan penggalanan tanda tangan dari masyarakat tersebut bertujuan untuk mendukung Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang damai dengan menolak segala kampanye hitam, ujaran kebencian, informasi
Mengenal Perbedaan Kampanye Negatif dan Kampanye Hitam saat Pilkada

Jelang pilkada, potensi munculnya kampanye negatif bahkan kampanye hitam menguat.


Karier Paul Pogba: Manchester United, Juventus, Timnas Prancis

13 hari lalu

Pemain Juventus, Paul Pogba. REUTERS/Massimo Pinca
Karier Paul Pogba: Manchester United, Juventus, Timnas Prancis

Paul Pogba kembali mengikuti Juventus di media sosial Instagram. Sebelumnya, pemain Prancis itu dilarang bermain sepak bola setelah kena skors