Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah dari Kampus ke Kampus, Film Penculikan Aktivis 98 'Yang (Tak Pernah) Hilang' Diputar di 3 Bioskop

Reporter

image-gnews
Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus ( memakai topi) saat mengunjungi kos-kosan aktivis SMID di Jalan Jojoran Surabaya pertengahan 1997.  Foto: dok Ikohi
Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus ( memakai topi) saat mengunjungi kos-kosan aktivis SMID di Jalan Jojoran Surabaya pertengahan 1997. Foto: dok Ikohi
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Dandik Katjasungkana selaku produser film dokumenter penculikan aktivis reformasi 98 berjudul Yang (Tak Pernah Hilang) mengatakan, atas upaya Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) Jakarta, karya seni yang mula-mula hanya diputar dari kampus ke kampus di Jawa Timur itu saat ini bisa dinikmati di gedung bioskop.

Namun, kata Dandik, film tersebut hanya diputar di bioskop tiga kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Pangkalpinang. Itu pun, kata dia, hanya diputar satu kali di satu studio.

Di Jakarta, film diputar di Epicentrum XXI Kuningan pada Sabtu malam, 22 Juni 2024. Di kota Yogyakarta, pemutaran film dilaksanakan di bioskop Empire XXI pada Jumat, 28 Juni 2024. Adapun di Pangkalpinang, film berdurasi dua jam itu ditayangkan di Transmart XXI pada 30 Juni 2024.

“Karena ini sifatnya non-komersial, jadi kami harus booking studio serta membayar untuk penayangan film tersebut,” kata Dandik saat dihubungi, Rabu, 26 Juni 2024.

Dandik mengaku tidak tahu persis berapa biaya yang mesti dibayar untuk mem-booking satu kali penayangan itu. Selaku produser, ia menyerahkan masalah teknis pembicaraan dengan pengelola gedung bioskop kepada rekan-rekannya IKOHI Jakarta.

Menurut Dandik, pada pemutaran pertama di Jakarta, animo penontonnya luar biasa. Sebab dari kapasitas 300 tempat duduk, semua terisi. Namun karena tidak dimaksudkan sebagai tayangan komersial, semua penonton tak dipungut biaya alias gratis.

“Kami mengundang penonton secara online lewat IG. Di Jakarta kemarin yang mengisi aplikasi lebih dari 300 orang, sehingga sisanya terpaksa kami tolak karena sudah melebihi kuota,” tutur Dandik yang juga koordinator IKOHI Jawa Timur ini.

Dandik menuturkan penayangan Yang (Tak Pernah) Hilang di tiga gedung bioskop besar itu makin membantu menyebarluaskan pesan yang dibawa kepada khalayak umum, sehingga tak terbatas hanya pada kalangan kampus saja. Terbukti saat diputar di Epicentrum XXI penontonnya terdiri dari lintas usia.

“Dari yang muda hingga yang berusia sekitar 60 tahun ada. Mereka heterogen, dari berbagai latar belakang,” kata Dandik.

Salah seorang penonton, Ruth Indiah Rahayu, Doktor Filsafat STF Driyakara Jakarta mengatakan, Yang (Tak Pernah) Hilang merupakan teks naratif yang tersusun berdasarkan cerita orang tua, saudara, teman semasa kecil, teman seperjuangan, serta teman yang mengenal setelah korban penculikan Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah dikampanyekan tanpa lelah.

“Sebagai penonton film, saya sangat menikmati naratif ini sepanjang 2 jam tanpa ingin membuka WhatsApp dan medsos lainnya. Tentu saja karena saya seperti digigit dan merasakan sakit, pedih, dan hanya satu kata yang mewakili: Dancuk!” tutur Ruth dalam pesan tertulis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak diluncurkan di Ruang Adi Sukadana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Fisip Unair) Surabaya pada 7 Februari 2024 lalu, Yang (Tak Pernah) hilang memang hanya diputar terbatas untuk kalangan mahasiswa. Selain di Unair film itu juga pernah diputar di Universitas 17 Agustus (Untag) Sukolilo, Surabaya dan Universitas Widya Mandala, Dinoyo, Surabaya.

Selanjutnya film diputar di Universitas Katolik Widyakarya Malang, serta Universitas Widyagama Malang. Di luar kampus, film yang proses produksinya dimulai pada 2019 itu diputar di sekretariat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Jalan Kartini, Surabaya.

Yang (Tak Pernah) Hilang menceritakan perjalanan hidup dua mahasiswa Fisip Unair  Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugerah, sejak masa anak-anak hingga akhirnya hilang diculik aparat keamanan di Jakarta pada 1998.

Tim pembuat film turun langsung ke Pangkalpinang, Bangka Belitung, menemui keluarga dan rekan-rekan Herman Hendrawan. Tim juga mendatangi keluarga Petrus Bima Anugerah alias Bimo Petrus di Malang, Jawa Timur. Masa kecil Herman dan Bimo Petrus terekam dengan baik dalam film tersebut.

Film juga menampilkan testimoni para aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) dan Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) dalam aktivismenya bersama Herman Hendrawan dan Bimo Petrus sejak dari Surabaya hingga pindah ke Jakarta. Mereka juga menceritakan detik-detik terakhir berkomunikasi dengan Herman dan Bimo Petrus sebelum penculikan terjadi.

Yang (Tak Pernah) Hilang tak lupa menyorot rumah kontrakan mahasiswa Unair yang tergabung dalam SMID di Jalan Kedungtarukan II Nomor 22 Surabaya. Di rumah itulah embrio gerakan SMID dan PRD dimulai pada 1994-1995 hingga akhirnya menjalar dengan cepat ke berbagai kampus.

Dosen Fisip Unair Airlangga Pribadi Kusman menilai film Yang (Tak Pernah) Hilang sangat bagus karena membongkar stigma dan hegemoni yang dipertontonkan elite politik maupun penguasa sejak era Soeharto hingga sekarang bahwa kalangan mahasiswa prodemokrasi yang berani menggugat kekuasaan sering dicitrakan sebagai kriminal.

"Ternyata kita bisa melihat di sini bahwa mereka yang berjuang ternyata adalah orang-orang yang mencintai negaranya, mereka memiliki wawasan serta visi mendalam tentang demokrasi. Mereka mengorbankan semuanya untuk perubahan keadilan di Republik ini,” kata Airlangga.

Pilihan Editor: Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Film Percintaan yang Dibintangi Deva Mahenra, Terbaru Ipar adalah Maut

5 jam lalu

Aktor Deva Mahenra yang sekaligus pemilik kedai kopi Foresthree ditemui saat menghadiri konferensi pers Kopi untuk Asmat di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019. Kopi untuk Asmat merupakan gagasan Wahana Visi Indonesia bersama sejumlah perusahan kopi untuk membangun fasilitas air bersih bagi anak-anak di Asmat, Papua. TEMPO/Nurdiansah
5 Film Percintaan yang Dibintangi Deva Mahenra, Terbaru Ipar adalah Maut

Deva Mahenra belakangan melejit namanya membintangi film Ipar Adalah Maut


Film Sean Penn dan Dakota Johnson, Daddio Tayang di Bioskop Indonesia 10 Juli 2024

8 jam lalu

Poster film
Film Sean Penn dan Dakota Johnson, Daddio Tayang di Bioskop Indonesia 10 Juli 2024

Sean Penn berperan sebagai sopir taksi yang bertemu dengan Dakota Johnson dalam film Daddio.


Film The Settlers, Kisah Warga Pribumi Chile yang Ditindas dengan Kejam

10 jam lalu

The Settlers. Foto: Klik Film.
Film The Settlers, Kisah Warga Pribumi Chile yang Ditindas dengan Kejam

Mirip dengan The Zone of Interest, film The Settlers ingin menyakinkan manusia agar tak lagi mengulang tragedi genosida.


Film Street Fighter akan Dirilis Sony pada 2026

14 jam lalu

Street Fighter 6. playstation.com
Film Street Fighter akan Dirilis Sony pada 2026

Sony berencana merilis Street Fighter, film dari Legendary yang dikembangkan dan diproduksi bersama distributor game Jepang Capcom


Tim Mahasiswa ITB dan Purdue University Rancang Pesawat Listrik, Bisa Tempuh Rute Jakarta-Singapura

1 hari lalu

Gambar desain pesawat udara komersial bertenaga listrik yang merupakan kolaborasi dari tim mahasiswa ITB dan Purdue University. (Dok. ITB)
Tim Mahasiswa ITB dan Purdue University Rancang Pesawat Listrik, Bisa Tempuh Rute Jakarta-Singapura

Tim mahasiswa ITB dan Purdue University merancang pesawat udara komersial bertenaga listrik yang mampu mengangkut hingga 40 penumpang.


Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

1 hari lalu

Tokoh Move Forward Party dari Thailand saat mengunjungi Kantor TEMPO Media Grup di Jalan Pal Merah, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024. TEMPO/Subekti.
Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

Juru bicara Partai Gerakan Maju (MFP) berkomentar tentang kondisi demokrasi di Thailand. Ia berpendapat masih ada sisa-sisa rezim militer di negara tersebut.


Indonesia Jadi Tuan Rumah ASEAN University Games 2024

2 hari lalu

392 Atlet mahasiswa Indonesia yang berasal dari 140 perguruan tinggi di seluruh Indonesia berpartisipasi dalam AUG 2024.
Indonesia Jadi Tuan Rumah ASEAN University Games 2024

Sebanyak 392 atlet mahasiswa Indonesia yang berasal dari 140 perguruan tinggi berpartisipasi dalam AUG 2024.


KJMU 2024 Tahap I: Pencairan hingga Posko Pelayanan

2 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
KJMU 2024 Tahap I: Pencairan hingga Posko Pelayanan

Penerima KJMU 2024 tercatat sebanyak 15.649 mahasiswa yang telah melewati proses verifikasi kelayakan


Biaya Kuliah Kedokteran Unair 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

3 hari lalu

Kampus Universitas Airlangga Surabaya. ANTARA/HO-Humas Unair.
Biaya Kuliah Kedokteran Unair 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian UKT dan IPI S1 Kedokteran Unair 2024 jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri.


Pemerintah Quad Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa dari ASEAN

3 hari lalu

Bagi Anda yang sedang mencari beasiswa di luar negeri, maka harus tahu negara dengan pendidikan gratis. Berikut ini ulasannya. Foto: Canva
Pemerintah Quad Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa dari ASEAN

Quad menawarkan beasiswa bagi mahasiswa dari negara-negara Quad dan ASEAN untuk menempuh gelar magister dan doktor di bidang sains di Amerika Serikat