TEMPO.CO, Jakarta - Musikus senior Indonesia, Rhoma Irama mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam Pemilu 2024. Pengumuman itu dibacakan Rhoma Irama atas nama Romais di depan Anies dan Muhaimin serta ribuan penggemar grup musik Soneta dalam kegiatan Desak & Slepet AMIN di JIEXpo Kemayoran, Senin, 29 Januari 2024.
Dalam deklarasinya, ada empat butir poin yang disampaikan penyanyi berjuluk ‘si Raja Dangdut’ itu. Pertama, sebagai rakyat biasa dia ingin melihat Indonesia adil dan makmur untuk semua. Kedua, dia mendukung penuh AMIN memenangkan Pemilu Presiden 2024
Ketiga, kepada para penggemar Rhoma Irama dan Soneta di seluruh pelosok tanah air serta di bawah organisasi-organisasi yang ia pimpin, Rhoma mengajak untuk bergabung bersatu padu di dalam wadah Romais untuk memperjuangkan perubahan.
Keempat, Rhoma mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mencoblos di TPS (tempat pemungutan suara) dan ikut mengawasi perhitungan suara. “Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa, meridoi perjuangan kita semua,” kata Rhoma dipantau Tempo dalam siaran YouTube.
Lantas, bagaimana profil Rhoma Irama si Raja Dangdut yang dukung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024?
Profil Rhoma Irama
Raden Haji Oma Irama atau akrab disapa Rhoma Irama adalah penyanyi dangdut sekaligus aktor asal Indonesia yang lahir pada 11 Desember 1946 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dia memiliki latar belakang pendidikan di Sekolah Rakyat Kibono Manggarai Jakarta, SMP Pondok 1 Jakarta, dan SMA Saint Joseph Solo. Setelah menempuh pendidikan sekolah menengah, dia melanjutkan kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Sayangnya, dia tidak menuntaskan studi pendidikan tingginya itu..
Rhoma memulai kariernya dalam dunia hiburan melalui film anak-anak berjudul Djendral Kantjil. Dia memerankan peran tersebut pada tahun 1958-an, ketika usianya masih anak-anak sekitar usia 11 tahun.
Setelah menjadi bintang film, dia mulai merambah ke dunia musik. Sepanjang kariernya di industri musik Tanah Air, dia sudah pernah menjadi penyanyi, gitaris, dan musisi sekaligus. Bahkan, dia juga pernah mendirikan sejumlah band.
Band pertama yang dia bentuk adalah band Tornadi, yang didirikan bersama Benny Muharam dan tiga orang lainnya pada 1959. Kemudian, pada 11 Desember 1970, di ulang tahunnya yang ke-24 Rhoma mendirikan Soneta Group, sebuah grup musik bergenre dangdut.
Soneta menjadi titik balik dimana Rhoma Irama berhasil mendapatkan banyak kesuksesan di belantika musik Tanah Air. Bersama Soneta, dia sukses meraih 11 Golden Record dari penjualan kaset-kasetnya yang mencetak rekor sejarah musik Indonesia. Bahkan berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton pada film yang dibintangi oleh Rhoma, tercatat ada sekitar 15 juta atau hampir 10 persen penduduk Indonesia kala itu.
Berbagai lagu yang diciptakan dan dinyanyikan Rhoma pun populer, tidak hanya di kalangan pecinta dangdut tetapi hampir seluruh penikmat musik secara umum. Beberapa lagu Rhoma Irama yang menjadi hit adalah 'Begadang', 'Syahdu', 'Pertemuan', 'Malam Terakhir', 'Derita', 'Keramat', dan masih banyak lagi.
Nama Rhoma Irama ini tidak hanya besar di Indonesia, tetapi sampai juga hingga ke Negeri Jiran, Malaysia. Walaupun sebagian orang mengenal bahwa musik yang dibawakannya bergenre dangdut, namun dia lebih senang menyebutnya sebagai pembawa musik irama Melayu.
Dari dunia musik, dia kemudian menjajal untuk terjun ke dunia politik. Pada masa Orde Baru, Rhoma bergabung dan menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pemilik gelar Raja Dangdut ini juga pernah menjadi musuh pemerintahan Orde Baru karena menolak bergabung dengan Golkar. Setelah itu, dia sempat tidak aktif dalam dunia politik untuk beberapa waktu. Kemudian pada 1993, dia terpilih menjadi anggota DPR mewakili golongan seniman dan artis. Di Pemilu 2004, dia memberi gebrakan baru dengan tampil di panggung kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Seiring berjalannya waktu, Rhoma Irama terus melebarkan sayapnya di berbagai lini kehidupan. Setelah berkecimpung di dunia politik dan hiburan, Rhoma kemudian memilih untuk masuk ke dunia pendidikan. Dia pernah mendirikan lembaga pendidikan menengah, Perguruan Islam Rhoma Irama, di Karawang, Jawa Barat. Perguruan tersebut diresmikan pada Ahad, 23 Januari 2022.
Sementara itu, sepanjang kariernya di dunia hiburan, Rhoma Irama telah berhasil melahirkan kurang lebih 1.000 lagu dan beradu akting dalam lebih dari 20 film. Saat ini, si Raja Dangdut aktif di akun YouTube miliknya, yaitu Bisikan Rhoma. Akun ini mengunggah perbincangan Rhoma dengan berbagai tokoh, mulai dari ulama, penyanyi, sampai pelawak.
RADEN PUTRI| TEMPO
Pilihan Editor: Hari yang Sama Anies Baswedan Temui Rhoma Irama, Ganjar Deklarasi Bersama Slank