TEMPO.CO, Jakarta - Film Ali Topan menggelar rilis perdana di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) pada 30 November dan 1 Desember 2023. Dalam versi terbarunya ini, Jefri Nichol sebagai pemeran utama.
Sutradara film Ali Topan, Sidharta Tata, menekankan bahwa filmnya memiliki perbedaan signifikan dari versi sebelumnya. Diturunkan dari novel terlaris karya Teguh Esha berjudul Ali Topan, film ini menjanjikan cerita yang menghibur dan relevan dengan kehidupan anak muda saat ini, yang gemar dengan musik dan aktivitas bersosial.
"Ali Topan, karakter dalam novel karya Teguh Esha, dianggap sebagai penanda zaman dalam era tersebut. Ali Topan digambarkan sebagai seorang crossboy dan anak jalanan, sehingga kita mencoba memahami bahwa dia memiliki keterkaitan erat dengan musik, seni rupa, tempat nongkrong, dan juga sangat terkait dengan dunia motor," ujar Tata.
Profil Teguh Esha, Penulis Novel Ali Topan
Teguh Esha yang bernama lahir Teguh Slamet Hidayat bin Achmad Adrai ini lahir di Banyuwangi, 08 Mei 1947. Seorang yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial, Departemen Ilmu Politik, Universitas Indonesia, dan memiliki pengalaman sebagai Ketua IMADA (Ikatan Mahasiswa Jakarta) pada periode 1973-1975, serta menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jendral SOMAL (Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Mahasiswa Lokal di Indonesia) dari tahun 1975 hingga 1976, dikenal sebagai sosok yang paling terkenal dan produktif dalam menulis novel pada dekade 1970-an dan 1980-an bersama Kadjat.
Ia dikenal sebagai pendiri dan Pemimpin Redaksi majalah Sonata serta Pendiri dan Pemimpin Redaksi majalah Le Laki. Bersama Djoko dan Kadjat, Teguh Esha terlibat dalam penerbitan majalah Sonata, di mana ia menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi dari 1971 hingga 1973. Kemudian, Teguh melanjutkan eksplorasinya dengan mendirikan majalah Le Laki, yang ia pimpin dari 1974 hingga 1977.
Saat memimpin majalah tersebut, Teguh mengangkat Yudhistira A.N.M. Massardi sebagai Wakil Pemimpin Redaksi, Noorca M. Massardi sebagai Redaktur Pelaksana, dan Adhie M. Massardi sebagai reporter. Di dalam majalah Le Laki, Teguh juga menulis cerita bersambung berjudul Dewi Besser.
Dalam karya fiksinya, Teguh Esha mencerminkan realitas pada masanya, termasuk dalam cerita Ali Topan. Penerbitan novel Ali Topan Anak Jalanan pada 1977 mencapai popularitas yang luar biasa, naik cetak empat kali dalam enam bulan. Keberhasilan ini semakin diperkuat oleh kemunculan film Ali Topan Anak Jalanan (1977) dengan bintang utama Junaedi Salat dan Yati Octavia.
Setahun berikutnya, Teguh Esha menulis lagu yang dinyanyikan oleh Franky dan Jane Sahilatua dalam album Balada Ali Topan. Sampul album ini menggunakan sketsa Ali Topan yang diciptakan oleh komikus Jan Mintaraga. Pada tahun yang sama, Teguh Esha menerbitkan Ali Topan Detektif Partikelir, dan pada tahun 1979, film Ali Topan Detektif Partikelir Turun ke Jalan diproduksi dengan Widi Santoso sebagai bintang utamanya.
Kiprah Teguh Esha dalam dunia tulis-menulis dan penerbitan tidak hanya mencakup karya fiksi yang sukses, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk landskap sastra dan budaya Indonesia pada zamannya. Dengan kreativitasnya yang tiada henti, Teguh Esha terus menginspirasi generasi penulis dan pembaca di Indonesia. Ia meninggal pada Senin pagi, 17 Mei 2021.
ANGELINA TIARA PUSPITALOVA I IWANK I MARVELA
Pilihan Editor: 5 Aktor Pemeran Ali Topan dari Junaedi Salat, Ari Sihasale sampai Jeffri Nichol