Ciri Khas Christopher Nolan: Garis Cerita Tak Linier
Garis cerita tak linier memang jadi salah satu ciri khas Christopher Nolan. Narasi dan waktu bisa berlompatan dan kisah yang terjadi terpisah bisa diceritakan bersamaan seolah terjadi dalam kurun waktu yang sama.
Kisah Oppenheimer dimulai dengan lugas. Mengisahkan seorang Robert muda yang mengalami depresi belajar di Cambridge, dipermalukan di ruang kelas dan laboratorium, nyaris meracuni profesornya. Lalu beralih menjadi seorang ilmuwan yang tertarik pada komunisme, menjadi direktur Proyek Manhattan dengan beban tugas mengonversi teori-teori menjadi senjata praktis yang bisa dipakai buat mengakhiri Perang Dunia II.
Aktor Cillian Murphy dan sutradara Christopher Nolan saat syuting film Oppenheimer. Dok. Universal Pictures
Adegan di ruang sidang yang berisi lontaran tanya jawab yang sulit-sulit itu–khususnya bagi orang awam–membingkai rangkaian peristiwa apa saja yang telah terjadi. Bagaimana proyek pembuatan bom nuklir disiapkan di di Los Alamos diikuti proses perekrutan ilmuwan-ilmuwan terbaik serta berbagai intrik yang hadir di dalamnya.
Nolan menyajikan sejumlah adegan seperti persidangan dalam nuansa hitam putih. Seolah menunjukkan apa adanya sesuai peristiwa yang terjadi sebenarnya. Dalam film ini, Nolan juga berupaya menyajikan bagaimana perbincangan soal alam semesta, energi kuantum divisualisasikan dalam pertunjukan visualisasi partikel-partikel, cahaya, dan ledakan yang begitu cepat.
Ini merupakan salah satu upaya Nolan untuk masuk ke dalam kepala Robert dan menyaksikan bagaimana benda-benda ini hadir di dalam benak sang fisikawan. Nolan bereksperimen untuk menyajikan rangkaian visual eksperimental yang bisa menunjukkan energi yang gemerlap tapi juga bisa mencerminkan kondisi gugupnya. “Tetapi juga menunjukkan kepada Anda fisika kuantum yang pada akhirnya memanifestasikan dirinya dalam kekuatan destruktif dari bom tersebut," kata Nolan.
Pilihan Bunyi dan Musik Kuatkan Adegan
Tak hanya memvisualisasi sejumlah momen abstrak, pemilihan bunyi dan musik untuk menguatkan suasana di tiap adegan. Oppenheimer memang tak menyajikan bagaimana ngerinya peperangan. Tapi, kengerian itu diwakili dentuman suara besar yang tiba-tiba menghentak beralih dari suasana sunyi yang hanya menampilkan ledakan cahaya menyilaukan. Atau dari derap gemuruh suara kaki di dalam stadion saat menyambut Robert yang bersamaan itu benaknya dipenuhi bayangan kematian, korban ledakan bom yang ia ciptakan.
Menonton Oppenheimer adalah juga coba memahami bagaimana isi kepala Robert Oppenheimer yang kompleks. Bagaimana kesehariannya dipenuhi pertemuan dan obrolan berat dan semuanya adalah soal kompleksitas dan dilema yang dialami dan dirasakan Robert sebagai pencipta senjata pemusnah masal.
Pertanyaan-pertanyaan dan kesaksian yang dihadirkan kepada Robert selama persidangan juga membuka lapisan soal kesetiakawanan, kepercayaan, dan pengkhianatan. Kita tak akan bisa mengetahui pasti bagaimana perasaan Robert lewat sorot mata birunya yang tak mudah ditebak itu. Ia terlihat menerima hasil sidang keamanan dengan sangat tenang. Namun, Nolan mewakilkan ketakadilan yang diterima Robert lewat adegan interogasi saat Kitty hadir menjadi saksi. Kalimat-kalimatnya juga tatapan tanpa kata mewakili kebencian terhadap pengkhianatan yang diterima suaminya.
Diawali dengan Kutipan Prometheus
Nolan mengawali film ini dengan kutipan tentang Prometheus yang mencuri dari para dewa, kemudian dihukum untuk selamanya. Kutipan kisah yang mencerminkan bagaimana kisah Oppenheimer ini disajikan. Film diakhiri Robert yang kehilangan izin keamanan dan juga pekerjaannya.
Sekitar enam bulan sebelum film ini ditayangkan, pada Desember tahun lalu, Departemen Energi Amerika Serikat membatalkan keputusan tahun 1954 untuk mencabut izin keamanan Oppenheimer.
Oppenheimer (2023)
Sutradara: Christopher Nolan
Skenario: Christopher Nolan berdasarkan American Prometheus (Kai Bird dan Martin J. Sherwin)
Produser: Emma Thomas, Charles Roven, Christopher Nolan
Pemain: Cillian Murphy, Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr, Florence Pugh, Josh Hartnett, Casey Affleck, Rami Malek, Kenneth Branagh
AISHA SHAIDRA
Piliihan Editor: 10 Film Garapan Christopher Nolan, Paling Baru Oppenheimer