Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cak Nun dan Kelompok Musik Religi Kiai Kanjeng, Populerkan Tombo Ati

image-gnews
Emha Ainun Nadjib membaca puisi dalam gladi resik pentas teater berjudul
Emha Ainun Nadjib membaca puisi dalam gladi resik pentas teater berjudul "Nabi Darurat Rasul Ad-Hoc" di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta, Kamis (8/3) malam. Nabi Darurat Rasul Ad-Hoc merupakan refleksi terbaru Emha Ainun Nadjib terhadap carut marut keadaan manusia di bumi dan akan dipentaskan 9 Maret 2012. TEMPO/Agung Pambudhy
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dikabarkan sakit akibat pendarahan otak, kini tengah dirawat di RSU Dr Sradjito, Yogyakarta.

Cak Nun adalah salah satu budayawan dan tokoh intelektual Indonesia. Ia lahir pada 27 Mei 1953, di Jombang, Jawa Timur. Cak nun tumbuh di Desa Menturo, Jombang. Ayahnya adalah seorang kyai yang dihormati di desa tersebut. Sementara ibunya adalah sosok yang menjadi panutan karena aktif dalam membantu warga sekitar desa. 

Sejak kecil, Cak Nun telah peka terhadap keadilan. Suatu waktu ketika ia mengenyam pendidikan SD, Cak Nun memprotes salah satu gurunya yang terlambat masuk kelas. Menurutnya, guru yang tidak mendapatkan hukuman ketika terlambat adalah tak adil. Sebab, ketika ia terlambat masuk kelas, ia langsung diberikan hukuman.

Ketidakadilan tersebut mengakibatkan Cak Nun keluar dari sekolah tersebut dan dikirim ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Setelah lulus, ia bersekolah di SMP Muhammadiyah 4 dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Mengutip p2k.stekom.ac.id, ketika memasuki perguruan tinggi, ia diterima di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. Namun, ia hanya bertahan dalam fakultas tersebut selama 4 bulan.

Ilustrasi Cak Nun dan Kyai Kanjeng. Foto: CakNun.com

Cak Nun dalam Kiai Kanjeng

Kiai Kanjeng sebenarnya adalah salah satu nada pada alat musik tradisional gamelan yang diolah oleh Novi Budianto. Biasanya dalam khasanah musik Jawa, gamelan selalu memiliki dua jenis nada, yaitu pelog dan slendro. Namun, Novi tidak memiliki kedua jenis nada tersebut dalam gamelannya. 

Kiai Kanjeng memiliki konsep nada solmisasi yang belum sempurna, yaitu sel, la, si, do, re, mi, fa, sol. Kiai kanjeng terus melakukan penyempurnaan melalui ninthing instrumental gamelan. Penyesuaian dan penyempurnaan nada tersebut dipilih oleh Novi Budianto berdasarkan pengalaman menata musik-puisi bersama Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. 

Penyempurnaan nada gamelan tersebut dinamakan dengan “ngeng”, bunyi yang terbentuk karena kepekaan terhadap nada. Ngeng menjadi partitur abstrak dan acuan dalam karya-karya musik ciptaan Kiai Ajeng. 

Melansir kebudayaan.kemendikbud.go.id, masyarakat mengenal Kiai Kanjeng sebagai grup musik religi yang beranggotakan Novi Budianto, Joko Kamto, dan Totok Raharjo. Nama Kiai Kanjeng dikenal oleh masyarakat luas sejak Cak Nun bersama grup musik tersebut mengeluarkan album bertajuk Kado Muhammad. Album tersebut memiliki satu lagu yang terkenal, yaitu Tombo Ati

Daftar Lagu Karya Kiai Kanjeng, antara lain:

-Kado Muhammad

-La Tahzanu

-Jalan Sunyi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

-Cakrawala

-Duh Gusti

-Bismillah

-An Nabi Shallu’ Alaih

-Marhabad

-Rabbi Ya Rabbi

-Shalawat Badar

-Tombo Ati

-Ya Allah Ya Mannan

-Walau Mentari

-Indal Qiyam

Pilihan Editor: Kisah Emha Ainun Nadjib Dirikan Jemaah Maiyah dan Kiai Kanjeng, Ini Konsep Cak Nun

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


100 Tahun Pondok Gontor Dihadiri 65 ribu Alumni, Berikan Pesan Damai dan Persatuan Indonesia

22 Oktober 2023

Sekitar 65.000 alumni Gontor memadati area Monas pada Minggu pagi, 22 Oktober 2023. Mereka melakukan kumpul bersama sekaligus jalan sehat untuk memperingati milad Gontor yang ke-100. TEMPO/Aisyah Amira Wakang
100 Tahun Pondok Gontor Dihadiri 65 ribu Alumni, Berikan Pesan Damai dan Persatuan Indonesia

Perayaan 100 tahun Pondok Modern Gontor di Jakarta dihadiri puluhan ribu alumni dari penjuru daerah di Indonesia.


Peringati Milad Satu Abad, Alumni Gontor Penuhi CFD di Monas hingga Bundaran HI

22 Oktober 2023

Arak-arakan santri alumni Pondok Modern Gontor saat ikuti Car Free Day dalam acara
Peringati Milad Satu Abad, Alumni Gontor Penuhi CFD di Monas hingga Bundaran HI

Panitia peringatan 100 tahun Gontor Luqman Hakim Arifin menyebut ada sekitar 65 ribu alumni yang datang dari berbagai daerah di CFD hari ini.


Seabad Pondok Modern Darussalam Gontor, Begini Profil dan Makna Panca Jiwa

22 Oktober 2023

Seorang anak digendong orang tuanya saat menyaksikan pertunjukkan yang ditampilkan dalam acara
Seabad Pondok Modern Darussalam Gontor, Begini Profil dan Makna Panca Jiwa

Pondok Modern Darussalam Gontor memperingati usianya ke-100 tahun pada Ahad, 22 Oktober 2023. Begini profil pondok pesantren di Ponorogo ini.


100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Gelar Jalan Sehat di Monas

22 Oktober 2023

 Konferensi pers jalan sehat 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor di Kemang, Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2023. Foto: Istimewa
100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Gelar Jalan Sehat di Monas

Pondok Modern Darussalam Gontor peringati 100 tahun dengan menggelar jalan sehat di Monas, Jakarta dan berbagai pertunjukan dari santri hingga alumni.


100 Tahun Pondok Pesantren Modern Gontor: Gelar Tajammuk dan Jalan Sehat di Monas Pekan Depan

17 Oktober 2023

Pondok Modern Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur: Foto: Istimewa
100 Tahun Pondok Pesantren Modern Gontor: Gelar Tajammuk dan Jalan Sehat di Monas Pekan Depan

Pondok Pesantren Modern Gontor telah genap 100 tahun. Memperingatinya dengan gelar tajammuk, apakah itu? Pekan depan adakan jalan sehat di Monas.


Cak Nun Boleh Pulang Usai Dirawat 42 Hari, RSUP Sardjito: Sudah Bisa Berkomunikasi dengan Keluarga

17 Agustus 2023

Cak Nun. ANTARA
Cak Nun Boleh Pulang Usai Dirawat 42 Hari, RSUP Sardjito: Sudah Bisa Berkomunikasi dengan Keluarga

RSUP Sardjito menyatakan, Cak Nun sudah bisa berkumpul bersama keluarga di rumahnya di Yogya untuk proses penyembuhan lebih lanjut.


Besuk Cak Nun Di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Ketua Umum PBNU: Sudah Bisa Berkomunikasi dengan Lancar

5 Agustus 2023

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf saat bertemu dengan keluarga Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun di RSUP dr. Sardjito, pada Jumat malam, 4 Agustus 2023. Sumber: PBNU
Besuk Cak Nun Di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Ketua Umum PBNU: Sudah Bisa Berkomunikasi dengan Lancar

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menjenguk Cak Nun di RSUP dr. Sardjito.


Kondisi Terbaru Cak Nun Setelah Nyaris Sebulan Dirawat, Pindah Ruang Reguler

4 Agustus 2023

Cak Nun. ANTARA
Kondisi Terbaru Cak Nun Setelah Nyaris Sebulan Dirawat, Pindah Ruang Reguler

Cak Nun hanya diketahui para kolega sempat mengidap stroke ringan dan ini kali ketiga terserang penyakit itu.


Setelah Jokowi, Giliran Prabowo Subianto Jenguk Cak Nun di Yogyakarta

15 Juli 2023

Cak Nun. ANTARA
Setelah Jokowi, Giliran Prabowo Subianto Jenguk Cak Nun di Yogyakarta

Prabowo Subianto menjenguk budayawan Emha Ainun Nadjib yang dirawat di RSUP dr Sardjito Yogyakarta karena pendarahan otak.


Presiden Jokowi Jenguk Cak Nun di RSUP Dr Sardjito

9 Juli 2023

Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun saat ditemui dikediamanannya di Yogyakarta, 23 Maret 2018. TEMPO/PRIBADI WICAKSONO
Presiden Jokowi Jenguk Cak Nun di RSUP Dr Sardjito

Presiden Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno hari ini menjenguk budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun yang tengah dirawat di RSUP Dr Sardjito.