TEMPO.CO, Jakarta - Evawani Alissa Chairi Anwar, putri semata wayang penyair Chairil Anwar, membacakan puisi Cintaku Jauh di Pulau di acara Konser Puisi Seratus Tahun Chairil Anwar di Gramedia Matraman, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022. Menurut dia, puisi yang diciptakan ayahnya tersebut mengambil banyak inspirasi dari sosok Dien Tamaaela, salah satu perempuan yang pernah dekat dengan ayahnya.
Dia menduga namanya barang kali datang dari kekaguman ayahnya terhadap sosok perempuan asal Indonesia timur tersebut. Nama Evawani, kata dia, sangat bercita rasa ketimuran. "Ibu saya menyarankan saya untuk mengubahnya," ujarnya.
Dalam kata pengantar buku Aku Ini Binatang Jalang, nama Evawani mengandung pengharapan sang ayah saat ia masih berada di kandungan. Harapan itu sebagaimana arti namanya, yakni seorang perempuan pemberani bernama Eva. "Suatu saat saya akan cerdas seperti Chairil dan ulet sepeti ibu saya," tulisnya.
Evawani mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan para seniman yang sudah turut berpartisipasi mendukung dan mengingat Chairil Anwar sampai sekarang. Ia pun berharap karya-karya ayahnya dapat menginspirasi anak muda Indonesia hingga masa yang tak terbatas.
Senada dengan itu, Mirna Yulistiani, editor senior Gramedia Pustaka Utama, meyakini penyair muda saat ini memiliki semangat dan api yang sama dengan Chairil. Karena itu, penting baginya untuk terus mengkaji sajak-sajaknya dan melihat ulang strategi kebahasaan yang dilakukan Chairil sehingga mampu mendobrak zaman.
Dalam acara puncak yang mengakhiri rangkaian Konser Puisi Seratus Tahun Chairil Anwar, harapan Evawani terwujud dalam pembacaan puisi dari para penulis Indonesia serta penampilan band indie Efek Rumah Kaca. Ratusan penonton yang didominasi kalangan muda pun turut antusias menyaksikan.
PRAMODANA
Baca juga: Rayakan 100 Tahun Penyair Chairil Anwar, 5 Penulis Modern Indonesia Bacakan Puisi