Tak patah arang HB Jassin menuntut ilmu, ia memperdalam pengetahuan dalam bidang Ilmu Perbandingan Kesusasteraan di Universitas Yale, Amerika Serikat tahun 1958 - 1959. Oleh karena jasanya pada bidang sastra di Indonesia, ia menerima Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia tahun 1975.
Bukan tanpa alasan, Dekan Fakultas Sastra UI kala itu, Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar mengatakan pengetahuan orang tentang sastra Indonesia didasarkan pada pengetahuan yang dikembangkan oleh HB Jassin.
Ada cerita HB Jassin dengan Chairil Anwar. Kala itu Chairil Anwar dituduh sebagai plagiat melalui bukunya Chairil Anwar Penyair Angkatan 45. Sebagai seorang kritikus, HB Jassin menjadi orang pertama yang membela Chairil Anwar di tahun 1956 itu. Tulisan esai dan kritik sastranya sangat berharga bagi perkembangan sastra di Indonesia.
HB Jassin juga pernah tercatat sebagai redaktur majalah Pudjangga Baroe (1940-1942), Pandji Poestaka tahun (1942-1945), Pantja Raja (1945-1947), Mimbar Indonesia (1947-1956), Zenith (1951-1954) dan beberapa lainnya.
Pada tahun 1969 H.B. Jassin menerima Satya Lencana Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia. Penghargaan terus datang ke Jassin. Tahun 1972 ia mendapat Cultural Visit Award dari pemerintah Australia.
Dia juga menerima hadiah Martinus Nijhoff dari Bernhard Fonds, Belanda tahun 1973, Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 1983, Hadiah Magsaysay dari Yayasan Magsaysay, Filipina pada tahun 1987. Dan Bintang Mahaputra Nararaya dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1994.
HB Jassin telah lama berpulang. 11 Maret 2000 ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di usia ke 83 tahun. Jasadnya bersemayam di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.
Karya HB Jassin tak terkubur bersama jasadnya. Banyak buku, terjemahan, dan jasa HB Jassin bagi sastra Indonesia. Ada satu kalimat yang diucapkannya dan tercatat di laman PDS HB Jassin. "Dan semuanya ada waktunya. Dan bagi manusia yang pandai mempergunakan waktunya, setiap saat waktunya itu dipergunakannya sebagai kemungkinan."
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga :Anies Baswedan Meresmikan Perpustakaan dan Dokumen Sastra HB Jassin di TIM