Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasang Surut Reog Ponorogo, Pernah Kena Imbas Politik dan Diakui Malaysia

Reporter

image-gnews
Seniman menampilkan tari Reog Ponorogo saat warga berebut ketupat dalam Festival 1.001 Ketupat di Desa Kalimalang, Ponorogo, Jawa Timur, Senin, 10 Juni 2019. ANTARA/Fikri Yusuf
Seniman menampilkan tari Reog Ponorogo saat warga berebut ketupat dalam Festival 1.001 Ketupat di Desa Kalimalang, Ponorogo, Jawa Timur, Senin, 10 Juni 2019. ANTARA/Fikri Yusuf
Iklan

TEMPO.CO, JakartaReog Ponorogo merupakan salah satu kesenian Indonesia yang masih lestari. Namun siapa sangka, dalam perkembangannya, reog Ponorogo sempat mengalami pasang surut akibat imbas politik.

Melansir jurnal Verleden yang ditulis Sururil Mukarromah dan Shinta Devi I.S.R, Reog Ponorogo sempat berkembang dengan tidak baik pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Hal ini lantaran reog dianggap sebagai kesenian yang akan membawa pengaruh merugikan bagi penjajah.

Kebijakan yang dibuat pemerintah kolonial membuat perkumpulan reog di desa-desa menjadi tidak terorganisir. Akibatnya, terjadi persaingan antar kelompok yang menimbulkan korban.

Pada masa penjajahan Jepang, Reog Ponorogo bahkan hilang. Seniman-senimannya tidak menampakkan diri karena pementasan reog dilarang dan ditakutkan berfungsi untuk memobilisasi massa.

Perkumpulan reog baru bisa tumbuh lagi setelah Indonesia merdeka. Pementasannya mulai dilakukan kembali pada 1950. Sayangnya, kala itu reog banyak dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

Pada masa kejayaan partai politik pada 1950 hingga 1959, banyak partai yang memanfaatkan kesenian ini untuk menarik massa pendukung. Meskipun terdapat kesenian lain di Ponorogo seperti odrot dan samroh, reog adalah kesenian yang paling banyak menarik perhatian.

Partai yang menggunakan reog dalam kampanye politik antara lain PKI, NU, dan PNI. Setelah dilakukan pemilu, partai-partai tersebut akhirnya memperoleh suara terbanyak.

Pasca meletusnya peristiwa G-30 S, PKI dinyatakan sebagai partai terlarang. Peristiwa tersebut menyebabkan terbunuhnya banyak anggota perkumpulan Barisan Reog Ponorogo (BRP) milik PKI.

Pembantaian besar-besaran terhadap perkumpulan reog terjadi di Desa Somoroto. Selama tiga tahun berikutnya, warga enggan memainkan reog karena takut dikira simpatisan PKI.

Reog baru berani menampakan diri pada 1969, ditandai dengan pertunjukan kesenian ini dalam acara penutupan PON VII di Surabaya. Pada 1977, terjadi pembentukan organisasi INTI (Insan Taqwa Illahi) untuk mempersatukan unit-unit reog yang ada di semua wilayah Ponorogo.

INTI tidak masuk dalam partai politik dan tidak memihak siapapun. Setelah berbagai upaya pembinaan, reog berhasil mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Reog Ponorogo pun sempat ramai diberitakan diakui sebagai kesenian Malaysia pada kisaran 2007. 

Mengingat dampak organisasi politik terhadap reog, pemerintah Ponorogo mengeluarkan peraturan yang melarang kepemilikan organisasi reog oleh partai politik. Kini, reog Ponorogo telah menjadi kesenian nasional yang sering dipakai sebagai sarana mempromosikan pariwisata Indonesia.

SITI NUR RAHMAWATI 

Baca: Banyak Versi Reog Ponorogo Salah Satunya Sindiran Raja yang Dikendalikan Istri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kata Arifin C. Noer Soal Pembuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI: Benar-benar Gila. Edan!

8 jam lalu

Sutradara Arifin C. Noer. Dok. TEMPO/ Rini PWI
Kata Arifin C. Noer Soal Pembuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI: Benar-benar Gila. Edan!

Film Pengkhianatan G30S/PKI dibuat 2 tahun, melibatkan 120 tokoh utama dan 10 ribu figuran. "Benar-benar Gila. Edan!," kata sutradara Arifin C. Noer.


Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

10 jam lalu

Bakal Calon Presiden Anies Baswedan usai mengisi acara Idea Fest 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Sabtu, 30 September 2023. TEMPO/Bagus Pribadi
Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal


Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

16 jam lalu

DN Aidit saat memberikan sambutan pada ulang tahun ke-5 Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands) di Berlin (1958). wikipedia. org
Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

Angkatan Kelima salah pencetus terjadinya Peristiwa G30S 1965? Ternyata ada angkatan kelima versi DN Aidit dan Sukarno.


Malaysia Larang Komik yang Sebut ART Indonesia sebagai Monyet

17 jam lalu

Kuala Lumpur, Malaysia. REUTERS
Malaysia Larang Komik yang Sebut ART Indonesia sebagai Monyet

Kemenlu RI menghargai keputusan Malaysia untuk melarang peredaran komik "When I was a Kid 3" yang di dalamnya terdapat hinaan terhadap ART Indonesia.


Pengangkatan Kaesang sebagai Ketum PSI Tambah Daftar Catatan Politik Dinasti

19 jam lalu

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep hadir bersama istrinya Erina Sofia Gudono, dan jajaran pengurus DPP PSI, dalam pertemuan bersama, pengurus organisasi Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). Kantor Bara JP, Kayu Putih, Jakarta Timur, kamis, 27 September 2023. FATURAHMAN SOPHIAN/TEMPO.CO
Pengangkatan Kaesang sebagai Ketum PSI Tambah Daftar Catatan Politik Dinasti

Kaesang, putra presiden yang diangkat sebagai ketua umum PSI lewat jalur 'tol' mengkonfirmasi argumentasi realitas politik saat ini.


Upaya Rekonsiliasi Korban G30S 1965, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

20 jam lalu

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah
Upaya Rekonsiliasi Korban G30S 1965, Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk upaya rekonsiliasi korban pasca peristiwa G30S 1965?


Indonesia dan Malaysia Akan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

1 hari lalu

Ecobat, perusahaan global dalam hal daur ulang baterai, perbaikan, penggunaan ulang, dan daur ulang baterai lithium-ionnya. (Foto: Ecobat)
Indonesia dan Malaysia Akan Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

Perusahaan Indonesia akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pendirian pabrik baterai mobil listrik dengan Malaysia.


Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

1 hari lalu

Koes Plus. Instagram
Perjalanan Koes Plus, Saat Bernama Koes Bersaudara Dijebloskan Rezim Orde Lama ke Penjara Glodok

Sebelum terkenal dengan nama Koes Plus, band legendaris ini bernama Koes Bersaudara. Begini alasan terjadi perubahan nama grup band legendaris ini.


RI, Malaysia dan India Kerja Sama Lawan Kampanye Hitam Minyak Sawit oleh Negara Barat

1 hari lalu

(Dari kiri) Sekretaris Jenderal CPOPC Dr. Rizal Affandi Lukman (pertama dari kiri), Sekretaris Jenderal Kementerian Perkebunan dan Komoditas Dato` Haji Mad Zaidi Mohd Karli (ketiga dari kiri), Wakil Menteri Perdagangan Dr. Jerry Sambuaga (Keempat dari kiri) di pembukaan acara 2nd Sustainable Vegetable Oils Conference atau Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan ke-2 di ITC Maratha Hotel, Mumbai, India (2nd SVOC). (Foto: TEMPO.CO / Petir Garda Bhwana)
RI, Malaysia dan India Kerja Sama Lawan Kampanye Hitam Minyak Sawit oleh Negara Barat

Malaysia dan Indonesia bekerja sama dengan India untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai kampanye hitam yang menargetkan komoditas minyak sawit.


Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

1 hari lalu

Pemberitaan mengenai Dokumen Gilchrist dan hubungannya dengan Subandrio di Canberra Times edisi 3 Oktober 1966. Foto: trove.nla.gov.au
Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?