Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ki Seno Nugroho Wafat, Kerabat Keraton: Wajah Dunia Dalang Yogyakarta

image-gnews
Ki Seno Nugroho. Instagram
Ki Seno Nugroho. Instagram
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemakaman Ki Seno Nugroho turut dihadiri kerabat Keraton Yogyakarta Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat. Dalang kondang Yogyakarta itu dimakamkan di komplek pemakaman Semaki Gede Kota Yogyakarta Rabu 4 November 2020.

“Almarhum Ki Seno itu seperti wajahnya dunia pedalangan Yogyakarta di kancah nasional,” ujar Gusti Yudhaningrat. Adik tiri Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X itu menuturkan, di sela kepadatannya tampil di berbagai tempat, Seno tak pernah lupa akarnya di Yogyakarta. 

Ki Seno masih kerap meluangkan waktunya demi terlibat dalam berbagai tradisi yang digelar pihak keraton Yogyakarta. Seperti perayaan suran (peringatan 1 suro) termasuk acara-acar pribadi keluarga kalangan keraton. Seperti di Ndalem Yudhonegara, kediaman pribadi Gusti Yudhoningrat.

Dalang gaul itu meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, pada Selasa  malam, 3 November 2020, sekitar pukul 22.15 WIB. Dia meninggalkan satu istri Agnes Widiasmoro dan tiga orang anak.

Dalang dari Yogyakarta, Ki Seno Nugroho menggelar pertunjukan wayang secara online bersama pelukis Nasirun untuk mengumpulkan donasi bagi masyarakat terdampak Covid-19. Foto: Youtube Ki Seno Nugroho

Kepada Yudhoningrat, saat Suran itu, Ki Seno sering meminta dibuatkan lakon (cerita wayang) untuk ditampilkan. Seperti lakon Semar Rati, Kalimosodo Kajarwo, Petruk Jenderal, Sarojo Kusumo Senopati, dan beberapa lakon lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Di Yudhonegaran, sudah lebih 12 kali (sekali setiap tahun) Ki Seno mengisi acara saat Suran. Tapi baru tahun lalu diganti dalangnya karena Ki Seno pas ada kesibukan lain,” ujar Gusti Yudhoningrat. Pada 2018, Ki Seno sempat berjanji kepadanya, untuk lebih mengatur waktu mendalang agar tidak terlalu padat seperti saat ini.

“Jadi beliau maunya saat itu tidak tiap hari (tampil) karena sudah merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya,” ujarnya. Yudhoningrat menilai, meski memiliki seabreg jadwal tampil di berbagai tempat hampir setiap hari, Ki Seno adalah pribadi yang sangat disiplin dan bisa mengatur jadwal tampilnya dengan baik dan tertata.

Yudhaningrat tak ingin, kepergian Ki Seno mematikan spirit pedalangan di Yogyakarta, baik bagi dalang muda maupun yang sudah sepuh. Khususnya dalam upaya membawa dunia pedalangan menghadapi tantangan zaman milenial ini. “Boleh ngeli (ikut hanyut) tapi jangan keli (terhanyut) dengan perubahan jaman. Nilai-nilai pedalangan harus tetap kita lestarikan,” ujarnya.  

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

13 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

14 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

23 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

42 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

44 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

45 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam


Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Wisatawan berkunjung di kawasan Taman Sari, Yogyakarta, Minggu 25 Desember 2022. Kawasan Taman Sari yang dulunya sebagai tempat peristirahatan bagi Raja Keraton Yogyakarta tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2022. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.