Tempointeraktif, Jakarta: Meski tuntutan cerai terhadap suaminya, pentolan kelompok musik Dewa, Ahmad Dhani dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, namun Maia Estianty tidak menanggapi berlebihan. Apalagi sampai menggelar syukuran.
"Tidak ada syukuran, wong ini bukan soal kalah menang kok. Yang ada Maia bersyukur kepada Tuhan karena keinginannya untuk mendapatkan jalan terbaik dikabulkan," tutur kuasa hukum Maia, Elza Syarif saat dihubungi Tempo.
Dan yang paling melegakan Maia adalah, dikabulkannya keinginan untuk mendapatkan hak asuh atas ketiga anaknya, Al, El, dan Dul. Hak itulah, kata Elza, yang selama ini selalu dipikirkan Maia. Pelantun tembang 'Teman Tapi Mesra' merasa gundah bila memikirkan bagaimana nasib pendidikan anak-anaknya.
Kini semua beban pikiran itu terasa lepas. Selain mendapatkan hak asuh atas anak, ibu kelahiran Surabaya 27 Januari 1977 itu, juga diizinkan untuk keluar rumah bersama anak-anaknya demi keselamatan mereka.
Sejatinya, Maia yakin keinginannya bakal terkabul. Pasalnya, dasar hukum hak asuh anak ada pada ibu itu, sangat kuat terutama menurut hukum agama yang dianut pasangan Maia - Ahmad Dhani, yaitu Islam.
"Dasar hukumnya kuat sekali. Dalam hukum Islam disebutkan hak pengasuhan terhadap anak itu ada pada ibu, kalau ibu meninggal maka hak itu jatuh ke nenek dari ibu. Dan bapak itu di urutan keempat," papar Elza Syarif.
Menurut Elza, yang bisa menghalangi hak itu adalah kondisi kesehatan jiwa ibu yang tak memungkinkan. "Misalnya, ibunya mengalami gangguan jiwa. Tapi Maia kan nggak. Jadi apa yang jadi persoalannya?," tandas Elza.
Meski begitu, Maia tak akan menghalangi Ahmad Dhani untuk mengunjungi anak-anak mereka. Begitu pun dengan upaya hukum yang akan dilakukan pihak Dhani untuk naik banding menyikapi putusan pengadilan atas hak asuh tersebut.
Menurut Elza, dalam sidang yang berlangsung selama sekitar dua jam itu, majelis hakim mengabulkan semua tuntutan Maia. "Termasuk sita harta gono gini dibagi dua," katanya.
Selain itu, hakim juga mewajibkan Ahmad Dhani memberi nafkah kepada ketiga anak-anaknya, masing-masing Rp 7,5 juta per bulan hingga mereka dewasa. Namun soal nafkah itu bukanlah tujuan utama pendiri Maia. "Bagi Maia dipenuhi atau tidak kewajiban itu, nggak masalah. Yang pasti, mendapatkan hak asuh anak itu, ia merasa plong," sebut Elza.
Arif Arianto