TEMPO.CO, Bandung -Produser film Milea: Suara dari Dilan menargetkan bisa tayang di seribu layar bioskop. Rencananya film itu akan mulai tayang di Bandung pada Kamis 13 Februari 2020. “Jumlah penontonnya diharapkan lebih baik dari dua film Dilan sebelumnya,” kata Ody Mulya Hidayat kepada Tempo di Bandung.
Menurutnya jumlah penonton film Dilan 1990 di bioskop pada 2018 lalu sebanyak 6,3 juta orang. Sementara pada film Dilan 1990 yang tayang 2019 berjumlah 5,3 juta penonton. “Kalau lihat hitsnya fenomena Dilan setahun sekali mudah-mudahan sekarang masih ditunggu,” ujarnya Jumat 7 Februari 2020.
Ody menyebut film terakhir kisah cinta Dilan dan Milea ini punya daya tarik pada dialognya yang kuat dan punya nilai jual. Beberapa quote atau kutipan yang akan mengiringi peluncuran film ini sudah disiapkan. “Misalnya, semua perpisahan itu biasa yang tidak biasa adalah ketika saling melupakan,” katanya.
Sedikit membocorkan, Ody mengatakan film Milea: Suara dari Dilan punya banyak adegan romantis. “Dan banyak haru biru menyedihkan walau ada pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk,” ujarnya.Iqbaal Ramadhan dan Gubernur Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat, Jumat 7 Februari 2020. Aktor pemeran Dilan Iqbaal Ramadhan dan pemeran Milea Vanesha Prescilla menyambangi rumah dinas dan menemui Ridwan Kamil terkait premiere film Milea : Suara dari Dilan. Film ini jadi penutup dari trilogi Dilan dimana dua film sebelumnya mencatat box office film nasional. TEMPO/Prima Mulia
Setelah tiga film cinta Dilan dan Milea tuntas, Ody berencana meneruskan kerja sama dengan Pidi Baiq. Sebuah novel tulisannya berjudul Helen dan Sukanta dilirik untuk diangkat ke layar lebar. “Saya ingin Pidi tidak hanya kuat di cerita Dilan tapi di semua lini,” katanya.
Berbeda dengan Dilan yang berkisah cinta remaja, Helen dan Sukanta bergaya lebih dewasa. Latar tahun peristiwanya pun lawas yaitu sekitar 1930-1940-an. Setelah terbit novelnya, kata Ody, pekerjaan selanjutnya yaitu mencari pemain yang pas.
ANWAR SISWADI