Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Irama Rap X-Makeena

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, : Ada pemandangan tak lazim di kawasan Ex Plaza, Jakarta, Sabtu malam lalu. Sedikitnya 10 tenda yang menjajakan berbagai makanan dan lainnya berdiri di sana. Pusatnya adalah sebuah panggung di sebelah selatan parking lot Ex Plaza. Irama rap dan hip hop membahana di atmosfer yang membuat para pengunjung bergoyang di ruang terbuka layaknya rave party. Yang tampil pun grup musik nyentrik, yakni X-Makeena. Empat dari lima personelnya memainkan musik yang menjadi ciri khas mereka, yakni rap dan hip hop, diiringi bas dan mesin suara, yang lazim disebut keyboard. Mereka adalah Says (vokal), Stefo (bas, keyboard), Nico (keyboard), dan Karlton (koreografi). "Vokalis satu lagi, Vicking, berhalangan karena sakit," ujar Humas Pusat Kebudayaan Prancis Astri Onengana, yang juga panitia acara. Penampilan X-Makeena malam itu memang diselenggarakan Pusat Kebudayaan Prancis dalam rangka Bulan Kebudayaan Prancis. Bekerja sama dengan Ex Plaza, pertunjukan musik malam itu juga menghadirkan grup asal Indonesia, seperti Goodnight Electric, DMZ, Bima, dan Jerome. Jenis musik mereka hampir sama, yakni musik elektro bernuansa hip hop, rap, dan disko yang hanya mengandalkan dentuman beat drum dan betotan bas.X-Makeena tampil menghibur dengan menghadirkan musik berenergi yang mampu memompa darah para pendengarnya. Meski ngerap dalam bahasa Prancis, penonton tidak peduli dan tetap bergoyang sesuai dengan ritme dan irama beat yang disuguhkan. Selain suguhan musik, grup yang telah menelurkan dua album, yakni Death on the Wax (2004) dan Instinctive Derive (2007), ini juga berdandan dengan nyentrik.Para personel X-Makeena masing-masing tampil mengenakan tutup kepala berbagai jenis, seperti helm dengan rangkaian selang yang melingkar di atasnya, tutup kepala penerbang, tutup kelapa ala intifadah, dan masker gas. Aksi panggung mereka tak kalah heboh. Panggung mini semakin terasa sempit dengan aksi panggung yang liar. Bahkan, pada satu kesempatan, Karlton turun dari panggung mengenakan masker dan membawa alat penyemprot. Ia berkeliling di antara penonton. Lebih dari satu jam X-Makeena menyuguhkan pertunjukan segar dan memacu adrenalin. Beberapa lagu lawas mereka yang dimainkan, antara lain, Watch Me, Motherboard, Humain, The Chase, Gardenin, Karma, dan Xpert. Di akhir pertunjukan, X-Makeena mengundang dua rapper Indonesia untuk berkolaborasi dengan mereka, yakni Yacko dan DFMC.Menurut Stefo, lagu dan musik yang mereka mainkan terpengaruh oleh science fiction. "Intinya, kami pesimistis dengan masa depan humanisme," ujarnya kepada Tempo seusai pertunjukan. Lagu-lagu mereka, kata Stefo, selalu menyuarakan antikekerasan dan pentingnya nilai universal humanisme. "Kami menyampaikannya tidak dengan cara negatif, tapi dengan energi positif," dia menambahkan. Energi positif itulah yang ditularkan X-Makeena kepada sekitar 300 penonton yang hadir, walau hujan mengguyur sepanjang sore hingga malam dan mengakibatkan tertundanya acara. "Kita harus bekerja bersama untuk (menciptakan) dunia yang lebih baik dan damai," ujar pria kidal tapi memainkan bas dengan tangan kanan ini. Soal bahasa Prancis yang digunakan mereka dalam menyampaikan pesan, sehingga hanya sedikit yang mengerti, Stefo mengaku tidak khawatir. "Inilah budaya dan bahasa kami," kata pria berjenggot ini seraya berjanji akan menerjemahkan lagu-lagu mereka dalam bahasa Inggris. "Supaya pesannya bisa tersampaikan lebih luas." TITO SIANIPAR
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Italia Vs Spanyol, Azzurri Dihantui Rekor Buruk

5 Juli 2021

Spanyol berhasil mengalahkan Swiss lewat drama adu penalti. Berkat kemenangan tersebut, Spanyol berhasil masuk ke jajaran timnas di babak semifinal Piala Eropa (Euro 2020). Pada laga semifinal, Spanyol akan bertemu dengan Italia di Wembley, Inggris pada 7 Juli 2021. Pool via REUTERS/Dmitri Lovetsky
Italia Vs Spanyol, Azzurri Dihantui Rekor Buruk

Laga Italia vs Spanyol di babak semifinal Euro 2020 akan diwarnai dendam kesumat pada final Euro 2012.


Ruang Van Basten di Euro 2008 dan Sepak Bola Pasca Corona

13 Mei 2020

Marco van Basten. REUTERS
Ruang Van Basten di Euro 2008 dan Sepak Bola Pasca Corona

Marco van Basten meminta pemain tidak asal tendang dan terus membuka ruang di Euro 2008. Sepak bola ini menemukan bentuknya lagi di masa pandemi.


Sergio Ramos, Khalid Boulahrouz, Kanibal dari Sentral Pertahanan

18 Februari 2019

Pemain Real Madrid, Casemiro, Sergio Ramos dan Vinicius Junior berselebrasi setelah Madrid berhasil menambah gol dalam laga lanjutan Liga Spanyol melawan Atletico Madrid di Wanda Metropolitano, Spanyol, 9 Februari 2019. REUTERS
Sergio Ramos, Khalid Boulahrouz, Kanibal dari Sentral Pertahanan

Sergio Ramos meneruskan tradisi bek tanpa kompromi dan rela melakukan apa saja demi menghadang lawan. Dulu ada Claudio Gentile dan Khalid Boulahrouz.


Petr Cech, Pengalaman 2 Kali Jumpa Kiper Legendaris di Mixed Zone

16 Januari 2019

Ekspresi kiper Arsenal Petr Cech, setelah gawangnya dibobol penyerng Manchester City Gabriel Jesus pada pertandingan Liga Inggris di  Etihad Stadium, Manchester, 5 November 2017. REUTERS/Phil Noble
Petr Cech, Pengalaman 2 Kali Jumpa Kiper Legendaris di Mixed Zone

Kiper Petr Cech yang akan pensiun pada akhir Liga Inggris musim ini, membela Republik Cek pada dua Piala Eropa secara beruntun.


Finlandia Menghancurkan San Marino 8-0

18 November 2010

Mika Vayrynen. Reuters
Finlandia Menghancurkan San Marino 8-0

Finlandia melumat San Marino 8-0 pada hari Rabu untuk mencatat kemenangan pertama mereka dalam ajang kualifikasi Euro 2012 Grup E.


Laris Karena Bola

30 Juni 2008

Laris Karena Bola

Berkah Euro 2008 dirasakan juga oleh Dewi Persik. Sejak pesta sepak bola Eropa itu dimulai, order manggungnya makin meningkat.


Jangan Tanya Sepak Bola

30 Juni 2008

Jangan Tanya Sepak Bola

Sandra Dewi ternyata tidak suka sepak bola. Jika dia terlibat dalam kegiatan sepak bola, itu hanya ikut-ikutan. "Jangan tanya soal sepak bola padaku," katanya. Padahal ia bersama Luna Maya dan Dewi Sandra sempat menyanyikan single berjudul Play untuk menyambut Euro 2008.


Mari Berpelukan, Musuh!

30 Juni 2008

Mari Berpelukan, Musuh!

Kenangan indah menyergap Michel Platini saat mencukur jambangnya di kamar mandi. Presiden UEFA ini terkenang Luis Arconada, kiper Spanyol yang dia permalukan pada final Piala Eropa 1984. Karena kepiawaian Platini, ditambah blunder Arconada, Prancis keluar sebagai juara dengan menang 2-0.


Dilahirkan untuk Sukses di Inggris

30 Juni 2008

Dilahirkan untuk Sukses di Inggris

Kesedihan terpancar jelas di wajah David Villa saat dokter Jesus Jimenez mengungkap kondisi cederanya, Jumat silam. Dokter tim Spanyol itu memastikan Villa tak dapat tampil di final Euro 2008 karena ada otot kaki kanannya yang putus.


Musim Kawin Telah Tiba

30 Juni 2008

Musim Kawin Telah Tiba

Bukan hanya orang Jawa dan pemeluk agama Islam yang mengenal hari serta bulan baik untuk menikah. Boleh jadi orang-orang Eropa pun memiliki keyakinan semacam ini.