TEMPO.CO, Jakarta -Belakangan Fauzi Baadila jarang muncul di layar kaca atau film. Alasannya cukup mengagetkan. Fauzi mengaku sengaja dihambat oleh beberapa pihak.
Baca: Alasan Fauzi Baadila Jarang Muncul di Layar Lebar dan Televisi
"Kalau soal rehat (syuting) sih enggak. Cuma yang gue tahu bahwa gue memang agak diboikot sih sama sebagian. Jadi ya gue enggak ada masalah, bodo amat," aku Fauzi Baadila, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa, 1 Mei 2018.
Sayangnya Fauzi Baadila tidak menjelaskan detail dengan pemboikotan yang dimaksud. Begitu juga alasan hal itu dilakukan. Namun dia merasa janggal dengan kejadian yang dialaminya.
"Ya ada juga beberapa hal yang gue lakukan sebelum-sebelumnya. Seiap kali sudah masuk nominasi, di-reject. Sudah biasa itu," ujarnya. Fauzi Baadila tak merasa kecewa diperlakukan demikian. Justru dia bangga karena harga dirinya tidak tergadaikan. "Gue bahagia malah, gue merasa jiwa gue tidak terbeli," pungkasnya.
Fauzi Baadila siap hadir lagi lewat film terbarunya. Dia membintangi film 212 The Power of Love, yang diangkat dari perisiwa aksi bela Islam pada 2 Desember 2016.
Di luar profesinya sebagai aktor, Fauzi Baadila sibuk berkebun dan mengurus usaha yang dirintis bersama teman. Pada dasarnya, dia mengaku tipikal yang pemilih untuk menerima tawaran film.
"Kalau ada yang menurut hati gue cocok ya jalani. Gue sih sibuk santai di kebun, bisnis sdikit-sedikit sama teman-teman, sosialisasi, rileks-rileks aja," ujar Fauzi Baadila.
Meski begitu, Fauzi Baadila membantah apa yang dirasakan membuatnya enggan tinggal di Jakarta. Kebetulan ia bukan pekerja kantoran, dan memiliki hunian di luar kota untuk sekadar berlibur. "Memang gue di luar kota ada rumah, ada villa, ada usaha, santai-santai, punya lapangan futsal. Lagian enggak tiap hari juga kan di Jakarta kerjanya. Gue kan gitu, kerja sebulan santai tiga bulan. Gue bukan pekerja kantoran, jadi buat apa gue di Jakarta terus," jelas Fauzi Baadila.