TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Saudi Arabia dalam beberapa tahun terakhir ini mulai menggelar sejumlah acara di tempat terbuka sebagai usaha untuk menghapus kesan konservatif. Untuk pertama kalinya pula, di negara ini digelar festival musik jazz pada Jumat, 23 Februari 2018.
Baca: Singapore Jazz Festival 2018 Siap Digelar, Catat Tanggalnya
Warga lokal maupun asing, pria dan wanita, memadati festival musik yang berlangsung tiga hari itu. Mereka menikmati sajian musik dari grup musik dari Riyadh, Beirut dan New Orleans. Penonton pun ikut menyanyi bersama ketika Chady Nashef asal Lebanon membawakan lagu Hotel California milik The Eagles.
Pada Kamis lalu, Badan Hiburan Umum mengumumkan bahwa mereka akan menggelar lebih dari 5.000 pertunjukan, festival dan konser salama 2018, dua kali lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Rencana menggelar pertunjukan tersebut umumnya dipicu oleh motif ekonomi, yaitu bagian dari reformasi program untuk melakukan diversifikasi ekonomi, agar negara tidak tergantung kepada minyak bumi dan sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda.
Perubahan kebijakan tersebut juga menandai perubahan kehidupan sosial masyarakat Saudi Arabia, yang secara perlahan mengurangi pembatasan gender, meski aturan keras tetap diberlakukan.
Seperti yang terlihat pada festival jazz tersebut, area di depan panggung dibagi dua bagian, yaitu untuk laki-laki dan perempuan, tapi di bagian belakang dan samping, terdapat arena campuran bagi kelompok keluarga.
"Saya sangat gembira karena bangun tidur tadi pagi dan pergi ke festival jazz, tampil di hadapan penonton, warga saya," kata Saleh Zaid, musisi lokal anggota grup musik Min Riyadh. "Saya tidak bisa menggambarkan perasaan gembira saya."Penonton festival musik jazz yang pertama kali digelar di Arab Saudi. Reuters
Di saat sebagian penonton datang untuk menikmati musik jazz, sebagian datang hanya sekedar menikmati kesempatan mendengarkan musik di ruang terbuka, jajanan dengan mobil, mobil-mobil antik, dan suasana santai.
Reformasi secara perlahan sudah berlangsung di negara kerajaan tersebut, yang ditandai dengan dicabutnya larangan menonton di bioskop yang sudah berlangsung selama 35 tahun dan larangan bagi wanita mengemudi.
Awal Februari lalu, pihak berwajib menahan seorang pria setelah video dirinya yang sedang menari dengan seorang wanita di jalanan menjadi viral.
Tapi saat menyaksikan festival jazz pada Jumat, beberapa wanita yang menggunakan abaya (pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh dan berwarna hitam), tampak bergoyang mengikuti irama musik. Mereka seperti tidak khawatir dengan reaksi yang akan muncul.
"Festival ini menunjukkan bahwa pemimpin di negeri ini menginginkan warganya terbuka, melihat banyak hal, lebih berbudaya," kata Salem al-Ahmed, seorang anak muda yang dengan penampilan trendi datang bersama teman-temannya untuk menyaksikan festival musik jazz yang terbilang langka itu.