'Dewi Kadita', Legenda Rakyat Sarat Guyonan  

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 7 Juli 2013 03:05 WIB

Pementasan teater "Bila Malam Bertambah Malam" yang dibawakan oleh kelompok Teater Mandiri dalam gladi resiknya di Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (20/6). Teater karya Putu Wijaya ini bercerita tentang cinta remaja dengan latar belakang perbedaan kasta di Bali. TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO , Bandung: Perempuan buruk rupa berselendang hijau menghentikan perjalanannya di sebuah Samudra. Ia tertegun mendengar bisikan gaib yang memerintahkannya menceburkan diri ke dasar Samudra. Tubuh perempuan itu meluncur deras ke dasar Samudra, seketika wajahnya kembali cantik. Ia lebih molek dari sebelumnya.

Penggalan adegan itu merupakan bagian dari teater musikal dengan lakon ‘Dewi Kandita yang digelar Balai Pengelolaan Jawa Barat, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Teater yang digarap grup seni Anka Adika Production ini merupakan bagian dari aktivasi Taman Budaya Jawa Barat dan apresiasi seni pelajar. Sebanyak 67 pelajar dan mahasiswa se-Bandung Raya ikut andil di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), Bandung, Jumat, 5 Juli 2013, malam.

Para pelajar dan mahasiswa Bandung memainkan ‘Dewi Kadita’ secara komunikatif dan atraktif di atas panggung terbuka. Mitos dan cerita Dewi Kandita masih melekat di ingatan masyarakat Jawa Barat. Sebagian bahkan mempercayai cerita itu benar. Legenda rakyat Ratu Pantai Selatan umumnya lebih terkenal karena mistisnya. Namun, gelak tawa para penonton dan celetukan khas Sunda dan lawakan modern mengubah pandangan itu. Para pemeran mengemas ceritanya secara segar lakon berdurasi sekitar lebih dari 90 menit ini.

“Cerita rakyat ini dari awal hingga akhir dikemas secara segar dan humoris untuk mencairkan suasana supaya penonton terhibur dan lebih mudah mencerna ceritanya,” kata sutradara Anka Adika Production, Anton Yustian JR pada Tempo di Bandung, Jumat, 5 Juli 2013.

Beberapa adegan mengkolaborasi lipsing dialog wayang, kutipan iklan, karakter tokoh kartun. Dialognya memang kental dengan sentilan humor ala pertunjukkan longser gaul yang mengundang gelak tawa. Improvisasi adegan terkadang membuat penonton tertegun. Mereka kaget dan kembali terbahak-bahak. Sepanjang lakon, kesan serius dari cerita rakyat ini sirna.

Adegannya dinamis dan modern yang diperkaya instrumen musik. Penonton segala usia menjadi bisa mencerna alur ceritanya. Menurut penulis naskah ‘Dewi Kadita’ Yusef Muldiyana, warga Jawa Barat perlu hiburan atau pertunjukkan seni yang menampilkan cerita rakyatnya. “Legenda rakyat Jawa Barat itu banyak dan banyak cara mengemasnya menjadi sebuah pertunjukkan seni,” kata dia. “Bisa digarap menjadi serius atau humoris, itu bagus supaya masyarakat tahu tentang cerita rakyat.”

Tata panggung berlatar kerajaan Padjajaran. Megah di sorot cahaya lampu warna-warni. Cuaca sangat dingin Kota Bandung tak mempengaruhi gerak dan nyanyian merdu para pemain.
Sorotan lampu ke latar panggung di awal adegan mengejutkan penonton. Gerombolan warga muncul ke arena panggung. Mereka yang mengenakan pakaian tradisional itu kompak menghentakan kaki ke lantai dan meliuk-liukkan tangannya mengikuti alunan musik.

Sambil menyanyi diiringi live musik, para pemain menampilkan gesture lucu pada setiap gerakannya. Tiba-tiba lelaki berikat kepala batik datang terburu-buru. “Kasihan, Ratu meninggal dan Putri lahir ditinggal Ibunya,” ujar lelaki itu terangah-engah.

‘Dewi Kandita’ mengisahkan kelahiran putri dari Raja Darma Wijaya Kusuma, seorang Raja Pajajaran ke-IV yang kemudian diberi nama Dewi Kadita. Ibunya meninggal kala melahirkannya. Sang Raja kemudian menikahi Dewi Mutiasari. Lahirlah anak laki-laki bernama Jaya Santang.

Dewi Mutiasari berambisi menjadikan Jaya Santang sebagai raja. Untuk itu, dia menguna-guna Dewi Kandita menjadi buruk rupa dan bau. Anak tirinya itupun diusir dari kerajaan dan mengambara ke alam liar. Dalam perjalanannya Dewi Kandita menemukan sebuah Samudra. Di situlah dia menerima bisikan. Dia pun menjadi Ratu Pantai Selatan.

RISANTI

Berita terkait

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

4 hari lalu

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya