Sruti Respati Tutup Solo International Performing Art  

Reporter

Editor

Selasa, 5 Juli 2011 16:07 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Penampilan penyanyi serba bisa asal Kota Solo, Sruti Respati, menjadi penutup Solo International Performing Art (SIPA) pada Ahad malam, 3 Juli 2011. Beberapa anak mendampingi Sruti dengan memainkan dolanan anak serta wayang kulit di atas panggung.

Dalam penampilannya, Sruti mempersembahkan beberapa lagu yang berirama segar. Dengan cengkok yang khas, Sruti menyanyikan lagu dolanan Jamuran dan Cublak Cublak Suweng dengan irama jazz.

Hari ketiga penyelenggaraan SIPA itu tidak kalah meriah dengan dua hari sebelumnya. Sekitar sepuluh ribu pasang mata menyaksikan penampilan para delegasi seni dari berbagai negara di malam terakhir itu.

Penampil dari Universiti Malaysia Sabah juga tampil dalam kegiatan bertema "Kejayaan Topeng" tersebut. Mereka menampilkan sebuah tarian kontemporer berbasis tradisi berjudul "Tuping". Tarian rumpun melayu yang dibawakan 12 penari itu cukup atraktif dengan iringan musik khas Dusun Murut di Negeri Sabah. Tarian yang dibawakan merupakan ritual pengusir roh yang biasa dilakukan saat upacara kematian. Beberapa penari membawa semacam pot berukuran besar dan tentu saja topeng untuk properti mereka.

Nyaris tak kentara jika penggarap tari "Tuping" itu justru seorang wanita asal Solo. Sri Ningsih, demikian namanya, merupakan dosen yang telah mengajar di perguruan tinggi tersebut sejak tujuh tahun silam.

Kesenian topeng, dalam bahasa setempat disebut "tuping", sebenarnya tidak ditemukan di kebudayaan Sabah. Koreografer mencoba mengawinkannya dengan budaya setempat. Adapun topeng yang digunakan dibuat dari bahan silikon sehingga bisa terpasang erat di wajah.

Tidak semua penyaji tampil membawa topen walaupun Kejayaan Topeng menjadi tema utama. Lembaga tari modern, Leineroebana, asal Belanda, misalnya, menyuguhkan karya berjudul "Tempus" tanpa sebuah topeng pun. Dengan tarian yang berbasis balet, mereka mengusung unsur simetris, ritme, serta komposisi. Melalui "Tempus", mereka bercerita tentang misteri sebuah perjalanan yang berpacu dengan waktu.

Dalam perjalanan hidup, terkadang seseorang menyembunyikan sifat aslinya. "Hal ini menjadi keterkaitan antara "Tempus" dengan topeng," kata koreografer, Harijono Roebana. Mereka hanya perlu menyembunyikan wajah dengan telapak tangan untuk menyimbolkan sebuah topeng.

Pada malam sebelumnya, Teater Aron asal Medan justru mengusung sebuah topeng keramat dalam pementasan berjudul "Gundala". Menurut koreografer, Joey Bangun, topeng tradisional berusia ratusan tahun itu merupakan milik tetua adat masyarakat Karo. Selama penampilan sekitar 25 menit, tarian yang mereka lakukan terlihat seperti bermain-main, dengan melenggangkan tangan sembari melompat-lompat. Topeng yang mereka kenakan memiliki ukuran yang tidak proporsional hingga dagu di topeng tersebut berada tepat di depan dada penari.

"Sesuai aslinya, gerakan tari Gundala memang demikian adanya," kata Joey. Tarian tersebut menceritakan perjuangan kerajaan dalam menaklukkan burung Gurda Gudri yang sering memangsa manusia.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.

Baca Selengkapnya

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.

Baca Selengkapnya

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.

Baca Selengkapnya

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.

Baca Selengkapnya

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.

Baca Selengkapnya

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.

Baca Selengkapnya

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu

Baca Selengkapnya

Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.

Baca Selengkapnya