Lakon Sie Jin Kwie di Hari Jadi

Reporter

Editor

Senin, 7 Maret 2011 18:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - “Aku sebatang kara. Ayah, ibu dan seluruh keluargaku mati dan yang memfitnah kini jadi raja muda. Sungguh tidak adil kenapa aku harus menjalani lakon sesakit ini.” Di istana Thibiejin meratap. Dendam membara membakar dadanya. Tekadnya hanya satu, membunuh Sie Jin Kwie . Biejin menuduh Sie Jin Kwie telah menyebar fitnah yang berujung pada pembantaian seluruh marga Thio. “Nyawa harus dibayar nyawa,” serunya.

Litocong yang juga paman kaisar Dinasti Tang, Lisibin, iba dengan kondisi istrinya. Dibantu Thiojin, lelaki gemulai pengurus rumah tangga mereka, dia menyusun rencana. Berbekal titah raja ‘aspal’ dia berhasil menjerat Siejinkwi agar datang ke istana memenuhi undangan raja. Di tengah jalan, Litocong membujuknya untuk singgah di istananya. Tipu muslihat pun berhasil dijalankan. Sie Jin Kwie tertidur pulas setelah menenggak arak yang telah dicampur obat tidur dosis tinggi.

Litocong tak mau Sie Jin Kwie yang diangkat sebagai raja muda oleh kaiasar Lisibin karena jasa-jasanya itu dibunuh begitu saja. Dia ingin Sie Kwin Jie dihukum mati oleh raja. Maka disusunlah rencana lanjutan. Sie Kwin Jie difitnah telah memerkosa putri tunggal mereka, Loanhong. Tak sudi nama dan kehormatannya tercemar gara-gara fitnah yang disebarkan orang tuanya, Loanhong memilih bunuh diri dengan cara membentur-benturkan batu penggosok tinta ke kepalanya.

Litocong dan istrinya murka. Dia lalu melapor ke kaisar bahwa Sie Jin Kwie, pahlawan besar pada masa perang ke wilayah timur itu, telah memerkosa dan membunuh putri mereka. Mendengar nasib tragis keponakan tersayangnya, kaisar naik pitam. Dia segera memerintahkan agar Sie Jin Kwie dihukum mati.

Para sahabat Sie Jin Kwie yang yakin ada oknum keji yang merekayasa tuduhan itu tak tinggal diam. Mereka heran, karena Sie Jin Kwie tak kunjung bangun dari tidurnya sekalipun sudah menerima beragam siksaan di penjara. Mereka pun meminta kaisar menangguhkan hukuman itu sampai Sie Jin Kwie sadar. Di tengah masalah itu, datang utusan Saupotong, penguasa dari negeri Tar Tar, membawa tantangan perang.

Inilah sepotong kisah Sie Jin Kwie, panglima perang andalan kerajaan Dinasti Tang dari pertengahan abad ke-7, yang bakal digelar Teater Koma dalam sebuah pertunjukan opera di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, 4-26 Maret 2011 mendatang . Kisah klasik pahlawan dari Tiongkok itu sebelumnya pernah dipentaskan Teater Koma, Februari 2010 lalu, dalam lakon berbeda. Kali ini, Teater Koma melanjutkan kisah pahlawan berbaju putih dalam lakon terbarunya Sie Jin Kwie Kena Fitnah.

Sie Jin Kwie Kena Fitnah mengangkat situasi politik di daratan Cina masa Dinasti Tang yang penuh dengan intrik kejam. N. Riantiarno menyadurnya dari karya klasik Tiokengjian dan Lokoanchung. “Pentas ini merupakan bagian dari kegelisahan kita bersama terhadap kondisi bangsa,” jelas N. Riantiarno, sang sutradara.

Sie Jin Kwi Kena Fitnah merupakan produksi Teater Koma yang ke 122. Drama dua babak sepanjang empat jam itu digelar berbarengan dengan hari jadi Teater Koma yang ke-34. Sejak didirikan pada 1977,sudah banyak menggelar pementasan. Sebut saja Rumah Kertas (1977), Maaf.Maaf.Maaf (1978)., Opera Kecoa (1982), Sampek Engtay (1988), dan Semar Gugat (1995) . Selain mementaskan karya N. Riantiarno, kelompok kesenian nirlaba ini juga pernah menggelar karya para dramawan kelas dunia seperti Romeo Juliet karya William Shakesepeare yang diadaptasi menjadi Roman Yulia dan Republik Togog yang merupakan saduran dari naskah karya Moliere yang berjudul Tartuffe.

Tak Cuma menyuguhkan sebuah pertunjukan opera khas Cina, pada pementasan kali ini Teater Koma menggandeng M. Taviv dengan wayang taviv-nya. Berbeda dengan wayang kuli biasanya, wayang Taviv menggunakan layar putih berbahan parasut dengan sistem pencahayaan berwarna.

Lewat pertunjukan wayang Taviv inilah kisah Sie Jin Kwie dimulai. Selama setengah jam, aktor senior Teater Koma Budi Ros yang menjadi dalang menceritakan bagaimana usaha Sie Jin Kwie mencari keluarganya setelah selesai berperang. Proses pencarian itu dikemas dengan jenaka dan diselipi dengan sindiran terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini, mulai kasus Gayus Tambunan hingga rencana pembangunan fasilitas spa di gedung Dewan Perwakilan.

Pada beberapa bagian, wayang taviv berbagi panggung dengan para pelakon yang beradegan seperti dalam pentas wayang wong, lengkap dengan kehadiran sang dalang. Pada adegan pertemuan antara Sie Jin Kwie dengan keluarganya misalnya, Sang pahlwan yang diperankan oleh Rangga Riantiarno, terlihat berdialog dengan putri kecilnya yang diwakilkan oleh wayang taviv berwujud bocah kecil. Terkadang, pertunjukan wayang itu menjadi pelengkap dari adegan yang sedang dimainkan para aktor. Ketika aktor-aktor melakoni sebuah adegan, di saat yang sama dalang Taviv memainkan adegan serupa. Diimbuhi dialog dan guyonan-guyonan segar, pertunjukan yang dipenuhi desain kostum dan tata panggung yang memukau ini terasa menarik dan menghibur.

Nunuy Nurhayati

Berita terkait

Cerita Rakyat Lutung Kasarung Dikemas dalam Pertunjukan Musikal

5 hari lalu

Cerita Rakyat Lutung Kasarung Dikemas dalam Pertunjukan Musikal

Galeri Indonesia Kaya menghadirkan cerita rakyat Lutung Kasarung dalam format musikal bersama EKI Dance Company.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Ariel Tatum Menari Ronggeng Gunung 3 Hari di Bandung

41 hari lalu

Pertunjukan Ariel Tatum Menari Ronggeng Gunung 3 Hari di Bandung

Ariel Tatum mengungkapkan perjuangannya menjadi penari ronggeng gunung untuk melakoni pertunjukan teater tiga hari di Bandung.

Baca Selengkapnya

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

3 Mei 2024

Siswa-siswi Binus School Simprug Gelar Pertunjukan Teater

Agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun ini melibatkan siswa-siswi SMA, mulai dari persiapan, pemain, penulisan cerita, kostum, hingga tata cahaya

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya