Antrean mulai mengular sejak pukul 22.00 WIB. Ada tiga kelompok pengantri yang berjalan tersendat-sendat menuju pintu masuk.
Barisan pengantri pertama terlihat dari sisi koridor Hall D1 menuju Hall D2. Koridor seluas sekitar empat meter itu penuh sesak. Sedangkan, barisan pengantri kedua mengular berkelok dua di depan halaman Hall D2.
Dua kelompok pengantri itu mengular hingga mencapai 100 meter. Setiap jajar dari dua kelompok ini berisi hingga enam orang pengantri.
Kelompok pengantri ketiga berada tepat dalam apitan para pengantri yang disebut di atas. Mereka membentuk kumpulan besar orang-orang persis di halaman seluas kira-kira lima kali lapangan futsal, di depan Hall D.
Satu persatu, para calon penonton Santana masuk ke dalam gedung. Seiring masuknya mereka, antrean mulai mengendur, namun berjalan lambat.
Antrean betul-betul mengendur mulai pukul 23.03 WIB. Tinggal segelintir orang yang menunggu giliran. Terlihat, ada sekitar 30 orang.
Joe, salah satu pengantri asal Surabaya yang kemudian memilih keluar dari barisan, mengatakan sengaja datang ke Jakarta demi menonton Santana. "Santana adalah legenda. Saya kemari berdua dengan teman. Tapi, dia sudah masuk duluan," kata karyawan yang bekerja di pabrik rokok yang bertempat di Surabaya ini kepada Tempo.
Pria berusia 40 tahun ini mengaku menggemari Santana sejak 1980-an. Ia berharap di konser Santana itu bakal disuguhkan lagu Black Magic, Maria-Maria, dan Smooth. "Dua lagu terakhir itu dari album Supernatural. Khusus album ini, Santana pernah mengatakan sebagai puncak karir di musik," katanya
MUSTHOLIH