Perjalanan Cirebon-Amsterdam di Lukisan Mimi Fadmi

Reporter

Editor

Minggu, 20 Februari 2011 14:25 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Kenangan Mimi Fadmi tentang Cirebon, kampung kelahirannya, sangat kuat. Dulu, saat perempuan perupa itu dibesarkan hingga 22 tahun lalu, saat usinya baru 10 tahun dan pindah ke Bandung, kampung itu dia rasa sangat indah. Biru langit dan hijau hamparan sawahnya masih lekat di benaknya.

Kini kenangan itu dia tuangkan dalam selembar kertas berukuran 35 x 25 sentimeter. Dengan cat air, dia lukiskan rumah dengan tiang jemuran di pekarangan dalam warna monokrom. Berjudul "Yang Tergadaikan", lukisan itu dia pajang dalam dalam pemeran tunggalnya, "The Long Road", di Kedai Kebun Forum Yogyakarta, 19 Februari-12 Maret 2011.

Ada total 16 karya lukis yang dia pamerkan di tempat itu. Semua dibuat dengan menggunakan cat air di atas selembar kertas yang rata-rata berukuran sama. "Saya lebih menikmati melukis dengan cat air," kata dia di sela pembukaan pameran, Sabtu (19/2) petang.

Kampungnya memang telah tergadai. "Sekarang sudah terkapling-kapling tanahnya," kata dia. "Padahal, dulu daerah itu adalah persawahan."

Alat berat masuk merusak sawah. Pemukiman dan pabrik berdiri. Gambaran itu bisa dilihat pada karya yang berjudul "Water Carrier". Beton-beton cor tergambar siap pasang di sebuah lahan, menjadi pipa saluran pembuangan air limbah pemukiman. Dia ingat dulu di atas lahan itu adalah jalan setapak menuju persawahan.

Pameran ini berangkat dari kenangan. Awalnya, ada banyak obyek dalam kenangannya dia kumpulkan. Satu per satu obyek itu dipotret sebelum "naik" ke kertas lukis. Karena proses itu, tak heran jika karyanya terasa begitu nyata.

Tak hanya berasal dari kenangan pribadinya, obyek lukisan juga didapat dari dokumentasi orang-orang terdekatnya, yakni ayah, adik dan suaminya. "Under The Bridge" misalnya. Lukisan yang menggambarkan sebuah jembatan yang menghubungkan dua desa di Cirebon itu berangkat dari hasil dokumentasi ayahnya.

Pameran ini sekaligus menjadi reportase perjalanan panjang hidupnya. Dua tahun lamanya, dari 2003 hingga 2004, alumnus Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung tahun 2003 itu tinggal di Belanda untuk mengikuti program artist in residence di Rijksakademie van Beeldende Kunsten.

Kenangannya tinggal di luar negeri itu pun dia eksplorasi dalam karyanya. Semisal "Harlem Shuffle", sebuah tempat di Amsterdam. Di sana ada sebuah tempat pemberhentian trem di mana dia sering berganti kendaraan.

Atau, kenangannya di Jerman yang terlukis dalam "Rosa Luxemburg-Platz". Sebuah tempat di Berlin yang mengingatkannya kepada sosok Rosa Luxemburg, perempuan revolusioner dan tokoh gerakan sosial dunia.

Dibutuhkan waktu enam bulan untuk mengumpulkan potongan kenangan itu. Dari orang-orang terdekat hingga pribadinya. Dari Cirebon, Bandung, Belanda hingga Jerman.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

39 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

46 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya