Perangkap Kekerasan terhadap Perempuan Lewat Perda

Reporter

Editor

Sabtu, 11 Desember 2010 22:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -"Waktu itu dia sedang hamil dua bulan, lalu dia perdarahan dan keguguran," kata seorang pria dalam film dokumenter berjudul Atas Nama yang ditayangkan di Taman Ismail Marzuki, Kamis malam lalu. Film itu diputar sebagai rangkaian kampanye antikekerasan terhadap perempuan selama 16 hari, sejak 25 November hingga 10 Desember.

Pria bernama Kustoyo itu kemudian terdiam. "Bidan pun tidak bisa mengeluarkan surat apa-apa," ujarnya kemudian. Terdiam lagi selama beberapa detik, pria separuh baya itu dengan tercekat berkata, "Saya tidak bisa ngomong apa-apa lagi."

Kustoyo adalah suami Lilis Lisdawati, perempuan korban salah tangkap dalam sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pelacuran di Tangerang. Peraturan ini melarang perempuan berada di tempat umum pada malam hari. Dua tahun lalu Lilis meninggal dunia akibat depresi.

Cuplikan di atas adalah satu dari beberapa dokumen kekerasan terhadap perempuan yang dibuat dalam film arahan sutradara Abduh Aziz. Film dokumenter berdurasi 40 menit ini juga mengambil contoh kekerasan yang dialami perempuan Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat dan perempuan yang terpaksa memakai jilbab akibat Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 di Nanggroe Aceh Darussalam.

Film ini mulai digarap pada Februari 2010 dan selesai bulan lalu. Pengambilan gambar dilakukan di Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Bulukumba (Sulawesi Selatan), Aceh, dan Lombok. Tanpa banyak berbasa-basi, melalui keterangan korban dan saksi, potongan surat kabar, serta sedikit narasi, film ini membuka mata penonton bagaimana kekerasan terhadap perempuan benar terjadi di Indonesia.

Kenangan manis dari masa kecil Abduh berperan dalam pembuatan film ini. Ketika tumbuh di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan, Abduh bercerita, keluarganya hidup berdampingan dengan keluarga Cina, keluarga beragama Katolik, dan keluarga Bali yang beragama Hindu. “Waktu itu tidak ada isu perbedaan," kata Abduh dalam diskusi usai pemutaran film.

Hingga suat hari ia dibuat terkejut tatkala teman anaknya melarang sang anak untuk bermain dengan teman mereka yang beragama Kristen. “Intoleransi itu ternyata malah hadir dalam bentuk yang paling dekat dengan saya, yaitu anak saya. Sorga di masa kecil saya hilang dengan adanya pemaksaan kehendak seperti itu,” katanya.

Dari sinilah, Abduh kemudian tertarik dengan isu kekerasan terhadap perempuan dan membuatnya terlibat bersama Komisi Nasional Perempuan menggarap film Atas Nama. “Saya tidak mau anak-anak hidup dalam ketakutan dan ketidakjujuran,” kata Abduh. Ia menilai tafsir agama dan peraturan daerah berdasarkan sistem patriarki, pada akhirnya menempatkan perempuan sebagai subordinat.

Fanny Febiana

Berita terkait

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian

Baca Selengkapnya

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year

Baca Selengkapnya

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.

Baca Selengkapnya

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.

Baca Selengkapnya

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada

Baca Selengkapnya

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan

Baca Selengkapnya

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya

Baca Selengkapnya

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.

Baca Selengkapnya

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.

Baca Selengkapnya

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.

Baca Selengkapnya