Masa Keemasan Pelukis Ropih  

Reporter

Editor

Selasa, 1 Juni 2010 13:58 WIB

Ropih Amantubillah. (TEMPO/Prima Mulia)

TEMPO Interaktif, Bandung -Paruhnya yang berwarna kekuningan terbuka menganga. Matanya membelalak dengan jengger berdiri tegak. Bulu di wajah ayam itu merah acak-acakan, seperti basah tersiram darah. Itulah satu dari 30 lukisan ekspresif Ropih Amantubillah yang berjudul "Kepala Ayam". Kesan emosinya yang meluap-luap tertuang lewat goresan cat tebal dan pemakaian serat pohon palem sehingga menciptakan tekstur tebal. Kasar namun hidup.

Bagi pelukis kelahiran Bandung, 12 Februari 1959 itu, ayam tak cuma hewan. Unggas itu adalah lambang etos kerja keras. Maksudnya, mulailah bekerja sebelum ayam berkokok dan pulang setelah petang.

Bertajuk "Golden Moment", pameran tunggal di Rumah Seni Ropih Jl. Braga No. 43, Bandung, itu berlangsung 22 Mei hingga 13 Juni. Sebagian lukisan yang dibuat dalam kurun lima tahun terakhirnya ada yang dipinjam dari tangan kolektor. "Misalnya seri lukisan berjudul Pasar dan Barong Bali," kata kurator pameran Anton Susanto, Sabtu lalu.

Pada 1995-1999, Ropih memang pernah bermukim sambil belajar melukis di Bali. Selain ikut pameran bersama di Ubud, ia membawa suasana kegiatan masyarakat Bali ke atas kanvas. Misalnya lima perempuan yang tengah membawa sesaji pada lukisan berjudul "Pura".

Tema lukisan Ropih terlihat dekat dengan keseharian. Suasana di pasar, penjual sate keliling, tukang jamu, pemain kuda lumping, serta wayang golek, terlihat tak asing. Pada karya bertema seperti itu, anak sekaligus murid pelukis almarhum M. Mitra tersebut banyak menampilkan figur perempuan sebagai model.

Advertising
Advertising


Pada karya lain, Ropih tekun menggarap figur binatang, seperti ayam dan ikan, serta tanaman seperti pohon pisang. Sambil berimajinasi, tangannya juga membuat seri karya berjudul "Pohon Emas". Tempat menancapkan cita-citanya itu ia buat dengan bermacam bentuk. Ada yang seperti pohon kelapa dengan daun dari tempelan pelepah palem. Kain brokat bermotif bunga yang dipulas warna terang mengisi ruang kosong di sekelilingnya. Pohon emas lainnya botak tanpa daun, dan ada pula yang berdiri dengan otot kekar seperti batang beringin. Semuanya ikut dihiasi sapuan garis berwana keemasan.

Pameran ini sekaligus menandai masa keemasan dalam hidupnya. Mulai memegang kuas sejak usia tujuh tahun, Ropih dewasa kemudian tak cuma melukis. Sulung dari 10 bersaudara itu menjual sendiri karyanya dan pelukis lain di emperan Jalan Braga. Kini, guru SD di Bandung itu mampu membeli rumah kuno besar di jalan tersebut sekaligus menjadikannya sebagai galeri Rumah Seni Ropih.

Bagi seniman Tisna Sanjaya, rumah seni itu menghidupkan Jalan Braga dengan lukisan dan komunitas seniman di tempat itu. Galeri itu juga menyambung sejarah seni rupa, yang berhubungan dengan lahirnya mazhab Bandung di Jalan Braga yang sempat terputus.

Anwar Siswadi

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

39 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

46 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya